close

KAPAK PERIMBAS: Fungsi, Ciri Ciri, Lokasi Ditemukan

Kapak perimbas merupakan satu diantara alat keseharian yg digunakan di zaman purba serta peninggalan kapak perimbas mampu ditemukan dlm bentuk fosil pada zaman kini ini. Alat peninggalan insan purba ini biasa dipakai pada abad paleolitikum atau kadang-kadang disebut sebagai zaman batu renta.

Kapak ini terdapat di beberapa tempat di dunia serta menjadikannya saksi hidup manusia purba yg mulai berburu pula meramu. Dikarenanakan bentuk yg sederhana & fungsi yg beragam, kapak ini menjadi alat yg sering dipakai pada zaman dahulu oleh manusia purba.

Pengertian Kapak Perimbas

Pengertian Kapak Perimbas

Kapak perimbas yaitu salah satu alat yg sengaja dibuat & dipakai dlm membantu meringankan pekerjaan manusia di zaman Paleolitikum. Sebagai pola dipakai untuk menebang pohon, memangkas kayu, perlengkapan perang, & yang lain.

Jenis kapak ini lazimnya masih satu jenis dgn kapak genggam yg berupa masif atau berlawanan-beda. Kapak perimbas pula terbuat dr batu & tak mempunyai gagang layaknya kapak yg kita jumpai kebanyakan di zaman kini ini.

Alat peninggalan zaman purba ini dibuat dgn teknik yg masih kasar. Kapak ini cuma memiliki satu sisi mata yg cukup tajam. Salah satu sisi kapak ini sengaja dibentuk tajam dgn cara memotong sisi yg lain.

Pada belahan mata yg tajam itu biasanya berupa lurus atau cembung. Kapak ini tak mempunyai gagang, sehingga untuk menggunakannya mampu dijalankan dgn cara menggenggamnya eksklusif dgn jari-jari tangan.

Kapak ini mampu didapatkan di seluruh kepingan bumi, tetapi bentuk & fungsinya bergantung budaya penggunanya masing-masing. Di Asia Tenggara & Asia Timur tentunya berlainan dgn yg ada di Eropa, Afrika, Asia Barat serta sebagian Wilayah India.

Penemu Kapak Perimbas

Penemu Kapak Perimbas

Penelitian perihal tradisi paleolitik di Indonesia sudah dimulai semenjak tahun 1937. Tokoh yg mempunyai tugas penting dlm memperoleh alat-alat ini yaitu mempunyai nama Von Koenigswald. Beliau sukses menemukan alat-alat yg yang dibuat dr watu di kawasan Punung, Kabupaten Pacitan.

Alat-alat yg didapatkan tersebut memiliki corak berangasan & sederhana dlm teknik menjadikannya. Beliau kemudian menciptakan alat-alat itu tergolong sebagai alat paleolitik yg mempunyai corak Chellean yakni suatu tradisi yg sudah meningkat di masa permulaan paleolitik di Eropa.

Kemudian pendapat yg dikemukakan Von Koenigswald disangkal oleh Movies yg memberitahukan bahwa prasasti di Pacitan itu merupakan salah satu ciri kemajuan Kapak Perimbas yg ada di Asia Timur.

Baca: Contoh Batuan Metamorf

Daerah Ditemukannya Kapak Perimbas

Daerah Ditemukannya Kapak Perimbas

Penelitian yg terdapat di lokasi tersebut pertama kali dilaksanakan oleh Von Koenigswald di tahun 1935. Sampai saat ini, kawasan Punung dijadikan lokasi inovasi kapak ini & jadi wilayah yg paling penting di Indonesia.

Selain di kawasan Punung, kapak ini pula ditemukan di Lahat (Sumatera Selatan), Bali, Jampang Kulon (Sukabumi), Kamuda (Lampung), Flores, Punung (Pacitan), Timor, Parigi, serta Tambangsawah (Bengkulu).

Beberapa andal sempat berpendapat bahwa manusia yg mendukung kebudayaan ini yaitu Pithecanthropus beserta keturunan-keturunannya. Pendapat ini tentu sesuai dgn umur Kebudayaan Pacitan & disangka di tingkat tamat Plestosen Tengah atau Plestosen Akhir di awal.

Tak cuma itu, di Gua Choukoutien (China) pula didapatkan beberapa fosil manusia sejenis Pithecanthropus erectus yg dinamakan Sinanthropus pekinensis. Alat-alat watu tersebut ditemukan di gua yg ibarat dgn peralatan watu di daerah Pacitan.

Ciri Kapak Perimbas

Ciri Kapak Perimbas

Umumnya, ciri-ciri pada alat-alat watu yg merupakan hasil penggolongan Movies dapat dijelaskan di bawah ini :

Pemangkasan biasanya dilaksanakan di satu permukaan saja. Bagian yg tajamnya biasanya berupa konveks (cembung), kulit watu tersebut masih melekat pada sebagian besar permukaan watu serta ketajamannya terkadang lurus kalau melalui pemangkasan di salah satu sisi pinggiran watu.

Beberapa alat yg merupakan unsur penting ada dlm kompleks kapak perimbas merupakan alat-alat serpih. Bentuk dr alat-alat serpih lazimnya sederhana (tipe serpih Clacton) dgn kerucut pukul (bulbus) yg tampakmenonjol serta dataran pukul (striking platform) yg lebar pula rata.

Pada beberapa kalangan setempat, alat-alat serpih tersebut ditemukan dlm jumlah banyak contohnya di Indonesia, Pakistan serta Vietnam. Terkadang jumlahnya melampaui jumlah dr jenis-jenis alat lain.

Fungsi Kapak Perimbas

Fungsi Kapak Perimbas

Pada masa perburuan, kapak ini berfungsi untuk menusuk binatang serta menggali tanah untuk mendapatkan umbi-umbian. Dikarenakan bahan dasar yg keras, kapak ini mampu digunakan untuk memangkas hasil buruan yg mempunyai bentuk yg keras serta agak tebal.

Terdapat dugaan yg masih menjadi perdebatan diantaranya fungsi kapak untuk berburu. Hal ini diragukan alasannya adalah kapak ini tak mudah dibawa pula sulit untuk dipakai dlm berburu binatang. Di bawah ini merupakan fungsi lain dr kapak ini:

1. Digunakan untuk Memotong Dan Menumbuk

Banyak ahli sepakat dgn fungsi kapak yg satu ini yaitu untuk memangkas serta menumbuk masakan.

Pada dikala itu, insan biasa menggunakan kapak ini untuk memangkas daging, menyayat daging, menumbuk kacang-kacangan pula pepohonan serta mengumpulkan serat tersebut untuk nantinya digunakan selaku busana.

2. Digunakan dlm Berburu Hewan

Kapak ini dapat berfungsi untuk alat berburu tetapi memiliki aneka macam perdebatan diantara banyak andal. Apabila, kapak digunakan untuk menyerang binatang, pastinya akan memerlukan tenaga yg tidak mengecewakan besar. Kecuali jika kapak ini dibentuk menjadi panah atau tombak.

3. Digunakan dlm Membantu Masyarakat Nomaden

Manusia yg sudah hidup berpindah-pindah akan menggantungkan hidupnya dgn cara mengais makanan serta mengumpulkannya. Kapak ini merupakan alat yg cukup mempunyai dampak besar bagi penduduk nomaden.

Masyarakat nomaden pula tak mempunyai tempat khusus dlm melaksanakan cocok tanam & sejenisnya alasannya tempat tersebut tak sesuai dgn pola hidup mereka.

4. Menurut Teori L.Binfors

Binfors telah mengusulkan sebuah teori yg berisikan pada zaman poleolitikum manusia tak melaksanakan aktivitas pemburuan pada hewan. Biasanya yg melakukan pemburuan yaitu binatang karnivora & insan berperan selaku pengais.

Kapak ini akan berfungsi untuk memangkas daging hewan sisa buruan dr hewan karnivora. Kapak ini memang tak bisa dipakai untuk membunuh binatang yg besar kecuali jikalau ada puluhan orang yg ikut menyerang dengan-cara bersama-sama dikala membunuh hewan tersebut.

5. Menurut Teori P.Shipman & R.Potss

Berdasarkan teori yg dikemukakan P.Shipman da R.Potss ini, mereka mendukung teori L.Binfors dimana mereka telah menemukan bukti bila kapak ini dipakai manusia di zaman batu untuk mengambil daging buruan dr binatang karnivora.

Mereka pula menemukan tulang belulang yg mempunyai tanda gigi pada sisa tulang makanan tersebut.

Baca: Zaman Praaksara

Jenis Jenis Kapak Perimbas

Jenis Jenis Kapak Perimbas

Terdapat berbagai jenis yg ditemukan di masa pra sejarah. Menurut observasi, jenis kapak yg ditemukan oleh H.R van Heekeren, P. Mark, P. Soejono serta Basoeki didapatkan pada tahun 1953.

Van Heekeren pun setuju dgn tipologi Movius yg sudah dibagi, tetapi kemudian dia membagi kembali kapak ini ke dlm empat tipe khusus yakni setrika (flat·lron), serut dasar (end-chopper), tipe telapak kuda (horse-hoof), serta serut samping (side-chopper).

Untuk tipe setrika & tipe telapak kuda merupakan corak Istimewa industri Pacitan. Melihat kesebandingan dgn teknik yg didapatkan, Van Heekeren kemudian memasukkan alat Pacitan pada teknik chopper-chopping tool complex yg dikembangkan di Asia Tenggara.

Pembuatan Kapak Perimbas

Pembuatan Kapak Perimbas

Kapak ini mempunyai bentuk yg masih bernafsu pula belum spesifik. Tidak jarang pula yg cuma berupa pecahan kerikil. Alat ini dibentuk dr batu satu sisi dgn ketajaman yg dapat melintang atau distal. Menurut pemahaman ini, banyak sekali alat tersebut merupakan serut ujung yg sifatnya masif.

Kapak ini dibentuk dr batuan beku yg tersebar di alam bebas. Selain itu, pula menggunakan watu obsidian biar lebih tajam dlm memudahkan memangkas. Kapak ini digunakan dgn cara digenggam, oleh alasannya itu terkadang kapak ini pula disebut kapak genggam.

Kapak ini dibentuk dgn cara meruncingkan kerikil pada salah satu permukaan isinya. Maka dr itu, potongan tersebut nantinya akan jauh lebih tajam bila dibandingkan dgn sisi yg lain.

Kulit batu tersebut masih menempel di seluruh potongan permukaan yg tak begitu ditajamkan. Bagian tersebut biasanya dijadikan sebagai area pegangan. Kapak ini menjadi kapak yg cukup tenteram ketika digenggam.

Cara membuat jenis kapak ini yaitu harus memakai dua watu agar sisi batu menjadi tajam. Hal ini memungkinkan kapak mampu digunakan dlm memotong pula membelah batu inti. Kapak ini yg didapatkan di Indonesia biasanya yang dibuat dr batuan basal, kuarsa, kuarsit, watu rijang & obsidian.

Persebaran Kapak Perimbas

Persebaran Kapak Perimbas

Pada budaya lain, kapak perimbas pula diketahui dgn istilah Oldowan yakni istilah dr para arkeolog dlm menyebutkan kalangan alat ang yang dibuat dr watu & dipakai dlm periode 2,6 Juta tahun yg kemudian sampai 1,7 juta tahun yg kemudian.

Istilah yg sering disebut oleh golongan budaya Oldowan tersebut paling banyak ditemukan di Afrika, Timur Tengah, Asia & Eropa. Wilayah Afrika biasanya merupakan gudang data bagi para budaya kapak.

Terdapat banyak negara-negara di Afrika yg merupakan tempat ditemukannya kapak perimbas mirip Mesir, Kenya, Ethiopia,Tanzania, serta Afrika Selatan. Biarpun kapak ini banyak didapatkan hampir di semua pecahan dunia, namun tak memiliki arti alat watu ini memiliki fungsi & bentuk yg sama.

Perbedaan yg terdapat diantara bentuk pula materi tersebut pula dapat pertanda kombinasi antar budaya. Kapak ini berhadapan dgn kondisi serta kekayaan alam yg berlawanan.

1. Di Daerah Eropa

Alat kerikil ini umumnya ditemukan di kawasan Swedia, Georgia, Portugal, Bulgaria, Spanyol, Italia, Perancis, Rusia, Jerman, Ceko, Hungaria serta Inggris.

2. Untuk di Kawasan Asia & Timur Tengah

Negara asal ditemukannya kapak ini diantaranya adalah Cina, Israel, Pakistan, Iran, Thailand, Indonesia, Myanmar, & pula Malaysia.

Pada daerah Asia Tenggara serta wilayah Asia Timur pastinya mempunyai pertumbuhan budaya yg berlainan dgn kawasan barat seperti di Eropa, Asia Barat, Afrika, & India.

Hal ini dapat dilihat menurut sisi bentuk pula teknik pembuatan alat batu tersebut. Begitu pula jenis batuan yg dipakai untuk membuat kapak ini di berbagai tempat berlawanan.

Sebagai contohnya, menggunakan fosil kayu yg banyak dipakai di Myanmar, batuan kuarsa di wilayah Punjab, Cina, & Malaysia. Sebaliknya, batukapur kersikan & pula tufa kersikan biasanya didapatkan untuk bahan dasar pembuatan kapak di Indonesia.

Budaya Manusia Pada Masa Penggunaan Kapak Perimbas

Budaya Manusia Pada Masa Penggunaan Kapak Perimbas

Peradaban manusia pada zaman prasejarah dapat dilihat dr tingkat sosial-ekonomi dengan-cara umum & mampu dibagi menjadi beberapa zaman yakni zaman berburu serta mengumpulkan masakan, bercocok tanam, serta zaman perundagian. Setiap masa memiliki ciri khas & karakter masing-masing.

Pada zaman berburu serta menghimpun makanan, insan sudah mengenal alat-alat yg mampu membantu untuk menyanggupi kebutuhan mereka dalam  perburuan pula mengumpulkan masakan dr alam.

Kehidupan manusia pada zaman berburu biasanya hidup nomaden atau mampu dibilang berpindah-pindah karena belum mempunyai tempat tinggal yg tetap serta bergantung pada di alam sekitarnya.

Berdasarkan penemuan yg ada, beberapa fosil manusia prasejarah terkhusus di Indonesia, penunjang budaya kapak ini merupakan Meganthropus paleojavanicus, Homo soloensis, Pithecanthropus erectus, Homo erectus, Wajakensis hingga Homo sapiens.

Mereka mempergunakan alam dgn baik untuk hidup, termasuk membuat aneka macam peralatan dr batu. Dengan ditemukannya alat yg yang dibuat dr watu selaku peninggalan zaman prasejarah menjadi bukti jikalau kehidupan ratusan ribu tahun yg lalu betul-betul ada.

Baca: Ras Melanesoid

Sejarah Budaya Kapak Perimbas Di Seluruh Dunia

Sejarah Budaya Kapak Perimbas Di Seluruh Dunia

Tradisi kapak ini tersebar luas di wilayah Asia Timur & sudah dilakukan observasi oleh pakarnya di tahun 1937- tahun 1938, yg bertepatan di wilayah Burma serta Jawa. Terdapat beberapa tokoh yg terlibat diantara Helmutt de Terra, Teilhard de Chardin, & Hallam L. Movius Jr.

Sebelum observasi ini berjalan, sudah ditemukan peralatan yg ibarat jenis kapak ini. Tetapi beberapa fakta perihal corak khas dr alat-alat paleolitik yg sudah berkembang di Asia Timur belum pula ditetapkan.

Bukti menyebarnya kapak perimbas pada masa itu sudah dikenali pada beberapa wilayah seperti Birma (lembah Irrawadi), Pakistan (Punjab), China (Chou Kou Tien, Kwangsi, lembah Yangtze), & pula Indonesia (Pacitan).

Berdasarkan observasi kepada penemuan yg tersebar pada kawasan di atas ini, Movius mendapatkan fakta bahwa di Asia Timur telah meningkat budaya palelitik yg tak sama dgn budaya yg meningkat di Asia Barat, Eropa Afrika, & sebagian kawasan India.

Dalam pembuatannya, berbagai alat genggam ini masih bersifat monofasial yaitu pemotongan alat-alat batu yg dilakukan cukup di salah satu permukaan. Perkumpulan budaya batu yg memiliki corak khusus ini disebut pula sebagai kompleks kapak perimbas.

Sejarah Budaya Kapak Perimbas Di Indonesia

Sejarah Budaya Kapak Perimbas Di Indonesia

Budaya kapak jenis ini yg ada di Indonesia lazimnya mempunyai persebaran yg baik & mampu meningkat di wilayah yg terdapat bahan batuan tertentu dlm menciptakan aneka macam perkakas batu.

Alat ini merupakan alat yg biasanya bercorak bernafsu serta teknik pembuatannya cukup sederhana. Alat-alat tersebut kemudian digolongkan sebagai alat paleolitik yg mempunyai Chellean atau disebut pula suatu tradisi yg telah meningkat di permulaan tingkatan paleolitik di daerah Eropa.

Movies kemudian menyanggah pertimbangan tersebut & berkata bahwa temuan di Pacitan tersebut merupakan salah satu corak pertumbuhan kapak yg ada di daerah Asia Timur.

Tradisi kapak di wilayah Pacitan ini kemudian lebih diketahui dgn sebutan Budaya Pacitan serta  memiliki pandangan sebagai pertumbuhan budaya batu dgn tingkat yg paling awal ada di Indonesia.

Tak hanya di daerah Pacitan, jenis kapak ini  pula sukses didapatkan di daerah lain di Indonesia misalnya di Kalianda (Lampung), Cabbenge (Sulsel), Lahat (Sumsel),  Maumere (Flores), Batutring (Sumbawa) pula di tempat lainnya.

Kapak perimbas memang merupakan jenis kapak yg sudah mempunyai fungsi khusus sejak zaman dulu. Sebagai warga negara Indonesia, kita harus berupaya untuk lebih mengenal alat-alat tradisional yg ada.

  Thilly Weissenborn Fotografer Wanita Pertama Di Indonesia