close

Kalimat: Pengertian, Ciri, Jenis, Unsur, Struktur, Bentuk, Fungsi

Bentuk Kalimat- Kalimat biasanya merupakan serangkaian kata yg disusun sesuai dgn kaidah yg berlaku.

Setiap kata yg terlibat disusun sesuai dgn kaidahnya.

Pada setiap kata pula tergolong ke dlm kelas atau kategori serta memiliki fungsi dlm kalimat tersebut.

Urutan dr rentetan kata pula akan memnentukan jenis kalimat yg dihasilkan.

Kalimat merupakan satuan sintaksis yg telah disusun dr konstituen dasar, pada umumnya barupa klausa, yg sudah dilengkapi dgn konjungsi jika diperlukan, serta disertai dgn intonasi final.

Peran kalimat memang sangatlah penting karena mesti mampu menyampaikan informasi, menanyakan hal, bahkan untuk mengekspresikan emosi yg sedang dirasa.

Pengertian Kalimat Menurut Para Ahli

ciri-ciri kalimat

Pengertian kalimat menurut usulan Keraf ( 1984:156) mendefinisikan kalimat sebagai satu pecahan dr ujaran yg didahului & disertai oleh kesenyapan, sedang intonasinya menunjukkan penggalan ujaran itu sudah lengkap.

Pengertian kalimat menurut pertimbangan Dardjowidojo (1988: 254) menyatakan bahwa kalimat ialah kepingan terkecil dr suatu  ujaran atau teks (wacana) yg mengungkapkan pikiran yg utuh dengan-cara ketatabahasaan.

Pengertian kalimat berdasarkan pendapat Slamet Muljana (1969) menjelaskan kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata yg berlagu,  disusun berdasarkan sistem bahasa yg bersangkutan; mungkin yg dipakai cuma satu kata, mungkin lebih.

Pengertian kalimat menurut usulan Kridalaksana (2001:92) kalimat selaku satuan bahasa yg dengan-cara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, & dengan-cara positif maupun memiliki potensi terdiri dr klausa;  klausa bebas yg menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yg merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yg membentuk satuan bebas; jawaban minimal, seruan, salam, & sebagainya.

Menurut ahli tata bahasa tradisional di dlm buku Chaer (1994:240), “kalimat adalah susunan kata-kata yg teratur yg berisi pikiran yg lengkap”.

Menurut pendapat Alwi dkk., (2000:311), “Dalam wujud tulisan, kalimat diucapkan dlm bunyi naik-turun & keras-lembut disela jeda, diakhiri intonasi selesai yg diikuti oleh kesenyapan yg mencegah terjadinya perpaduan, baik asimilasi bunyi maupun proses fonologis lainnya”.

Selain itu, terdapat pula pengertian kalimat yg ada di dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988):

Menyebutkan bahwa kalimat yakni penggalan terkecil ujaran atau teks (wacana) yg mengungkapkan pikiran yg utuh dengan-cara kebahasaan.

Dalam wujud verbal, kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, & dibarengi oleh kesenyapan yg memustahilkan adanya perpaduan atau asimilasi bunyi.

Dalam wujud goresan pena, kalimat dimulai dgn abjad kapital & diakhiri dgn tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.

Sekurang-kurangnya kalimat dlm ragam resmi, baik verbal maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) & suatu predikat (P).

Kalau tak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan cuma suatu frasa. Itulah yg membedakan frasa dgn kalimat.[1]

Dari rumusan itu bias disimpulkan, bahwa yg penting atau yg menjadi dasar kalimat yaitu konstituen dasar & intonasi final, alasannya konjungsi cuma ada kalo diperlukan. Konstituen dasar itu biasanya berupa klausa.

Jadi, pada sebuah klausa diberi intonasi final, maka akan terbentuk kalimat itu.

Dari rumusan itu, bisa disimpulkan pula,bahwa konstituen dasar itu bisa pula tak berupa klausa (karena dikatakan biasanya berupa klausa), melainkan bisa pula berupa kata atau frasa.

Hanya mungkin status kekalimatannya tak sama. Kalimat yg konstituen dasarnya berupa klausa pastinya menjadi kalimat mayor atau kalimat bebas.

Sedangkan yg konstituen dasarnya berupa kata atau frasa tak mampu menjadi kalimat bebas melainkan cuma menjadi kalimat terikat. [2]

Jika kita perhatikan baik-baik, konstituen yg terbentuk di dlm inti kalimat di dlm Bahasa Indonesia, akan nampak salah satu konstituen yg memegang peranan penting dibandingkan yg lain.

Konstituen itu seakan-akan akan memilih konstituen lainnya yg mana boleh atau harus muncul di dlm suatu kalimat.

Konstituen yg memiliki peranan besar tersebut disebut sebagai sentra, sedangkan konstituen yg timbul lainnya disebut selaku pendamping.

Di dlm kalimat yg menggunakan verba, sentra merupakan verba, sementara pendamping merupakan nomina.

[1] Harimurti Kridalaksana, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (cetakan ke III), (Jakarta: Balai Pustaka) hal.254.

[2] Abdul Chaer, Linguistik Umum, 2012, (Jakarta: Rineka Cipta) hal.140.

Ciri Ciri Kalimat

jenis kalimat

  1. Pada bahasa lisan diawali dgn kesenyapan serta diakhiri dgn kesenyapan pula.

    Pada bahasa tulis diawali dgn huruf kapital & diakhiri dgn titik(.), tanda Tanya(?), serta tanda seru(!).

  2. Kalimat aktif sekurang-kurangnyaterdiri dr subyek & pula predikat.
  3. Predikat transitif disertai dgn objek, predikat intransitive bisa disertai dgn komplemen.
  4. Mengandung pikiran yg lengkap.
  5. Menggunakan urutan yg logis di setiap kata maupun kalangan kata yg dimana mendukung fungsi (SPOK) & disusun ke dlm satuan sesuai dgn fungsinya.
  6. Mengandung: satuan makna, inspirasi, atas pesan yg jelas.
  7. Dalam paragraf yg terdiri dr dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat tersebut disusun ke dlm satuan makna pikiran yg saling berkaitan. Hubungan dijalin lewat konjungsi, pronominal/kata ganti, repetisi/struktur sejajar.

Unsur Unsur Kalimat

unsur kalimat

Dalam setiap kalimat tentunya mempunyai suatu unsur dlm penyusunan kalimatnya.

Dari gabungan unsur-unsur kalimat tersebut nantinya akan membentuk suatu kalimat yg mempunyai arti.

Adapun unsur-unsur dlm suatu kalimat seperti berikut ini:

  1. Subjek/Subyek (S)
  2. Predikat (P)
  3. Objek/Obyek (O)
  4. Pelengkap
  5. Keterangan (K)

Ciri & Contoh dr Masing Masing Unsur Kalimat

pola kalimat

1. Subjek/Subyek (S)

Subjek merupakan unsur pokok yg terdapat dlm suatu kalimat, disamping dr unsur predikat.

Di dlm pola penulisan kalimat bahasa Indonesia, pada umumnya subjek terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat inversi.

Pada biasanya, subjek berwujud nomina. Maka amati contoh berikut:

  • Mereka datang dr Bandung.
  • Justin Bieber merupakan penyanyi asal Canada.
  • Bambang pergi ke Spanyol.

Dari contoh kalimat tersebut, maka mampu disimpulkan bahwa kata mereka, Justin Bieber, & Bambang merupakan Subjek.

Tak cuma itu, terdapat pula subjek yg bukan merupakan nomina. Maka amati contoh berikut:

  • Berwudhu mesti dilakukan sebelum menjalankan sholat.
  • Delapan adalah sebuah angka.
  • Patah hati dapat dialami oleh semua orang.

Ciri-ciri subjek:

  • Menjawab pertanyaan “apa” atau “siapa”
  • Diikuti dgn kata “itu”
  • Diawali dgn kata “bahwa”
  • Memiliki keterangan pewatas “yang” (konjungsi dgn memakai kata “yang”)
  • Tidak diawali dgn preposisi seperti “dari”, “dalam”, “di”, “ke”, “terhadap”, “pada”.
  • Berupa Nomina atau Frasa Nominal

2. Predikat (P)

Sama halnya dgn subjek, predikat pula merupakan unsur utama dlm suatu kalimat di samping subjek yg merupakan inti dr sebuah kalimat.

Unsur yg mampu mengisi predikat mampu berupa kata, sebagai pola verba, adjektiva, atau nominal, numeral serta preposisional.

Tak hanya itu, adapun frasa, selaku pola frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan).

Simak teladan kalimat selaku berikut:

  • Gilang bermain gitar di lantai atas.
  • Setiawan mengolah masakan samyang.
  • Putra sedang melihat game online.

Dari pola tersebut, maka kata bermain , mengolah makanan, & melihat merupakan suatu predikat.

Ciri-ciri predikat:

  • Menjawab pertanyaan “mengapa” & “bagaimana.
  • Bisa berupa kata “merupakan” atau “yakni”.
  • Ingkaran mampu diwujudkan dgn kata “tidak”
  • Bisa dibarengi dgn kata-kata aspek atau modalitas, pola “telah”, “sudah”, “sedang”, “belum”, “akan”, “ingin”, “hendak”, “mau”, & lain sebagainya.

3. Objek (O)

Objek bukan merupakan unsur wajib yg mesti ada di dlm sebuah kalimat.

Letak objek biasanya terdapat setelah predikat dgn kategori verbal transitif (kalimat aktif transitif) yg minimal mempunyai tiga unsur utama (SPO).

Dalam kalimat aktif, objek akan berkembang menjadi subjek bila kalimatnya dipasifkan.

Sebaliknya, objek yg ada dlm kalimat pasif akan menjadi subjek jikalau kalimatnya menjadi kalimat aktif.

Pada umumnya, objek berkategori nomina. Perhatikan acuan objek dlm suatu kalimat:

  • Laras bermain slime.
  • Zaidan membeli sebuah boneka.
  • Lele itu menyantap pelet.

Dalam kalimat di atas, kata slime, suatu boneka, & pelet merupaan sebuah objek.

Ciri-ciri objek:

  • Berada di belakang predikat.
  • Dapat menjelma subjek dlm kalimat pasif.
  • Tidak didahului dgn preposisi,
  • Diawali dgn kata “bahwa”

4. Pelengkap

Objek & pelengkap mempunyai kesamaan.

Dalam sebuah kaliam, keduanya mempunyai kesamaan yakni: bersifat wajib ada alasannya adalah untuk melengkapi makna verba predikat kalimat, menempati posisi dibelakang predikat serta tak didahului preposisi.

Perbedaan keduanya terletak dlm kalimat pasif. Dalam kalimat pasif, komplemen tak menjadi subjek.

Jika ada objek & pula suplemen di dlm kalimat aktif, objeklah yg akan menjadi subjek kalimat pasif, bukan suplemen.

Perhatikan acuan dr kalimat aksesori:

  • Gilang selalu ingin berbuat baik.
  • Kaki Aji tersandung pintu.
  • Mukena itu yang dibuat dr sutra.

Ciri-ciri suplemen:

  • Berada dibelakang kalimat.
  • Tidak didahului preposisi.

Ciri tersebut sama dgn objek. Hanya saja, objek berada pribadi dibelakang kalimat, sementara pemanis masih bisa disisip dgn unsur yang lain, yakni objek.

Contohnya ada pada kalimat di bawah ini:

  • Anggi mengirimi Sri buku gres.
  • Mereka membelikan Ayahnya sepatu gres.

Kata buku gres & sepatu gres berfungsi selaku tambahan serta tak mendahului predikat.

5. Keterangan (K)

Keterangan yakni suatu unsur kalimat yg menjelaskan lebih lanjut mengenai sesuatu yg tertera di dlm sebuah kalimat.

Contohnya keterangan akan memberikan informasi mengenai tempat, waktu, cara, karena, & pula tujuan.

Keterangan dapat berwujud kata, frasa, atau anak kalimat.

Keterangan yg berwujud frasa ditandai dgn preposisi. Seperti: di, ke, dari, dalam, pada, terhadap, terhadap, ihwal,oleh, & untuk.

Keterangan yg berwujud anak kalimat ditandai dgn konjungsi (kata penghubung).

Seperti: ketika, karena, walaupun,supaya, kalau, & sehingga.

Ciri-ciri keterangan:

  • Bukan termasuk ke dlm Unsur Utama (tidak bersifat wajib seperti subjek, predikat, objek & tambahan ).
  • Tidak terikat dgn posisi (mempunyai keleluasaan tempat diawal/diakhir , atau diantara subjek & predikat).

Jenis Keterangan

Keterangan dapat dibedakan berdasarkan fungsi atau perannya di dlm suatu kalimat. Simak ulasan di bawah:

1. Keterangan Waktu

Keterangan waktu mampu berwujud kata, frasa, atau anak kalimat.

Keterangan waktu berupa kata merupakan kata yg menyatakan waktu, teladan: kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, & pula malam.

Keterangan waktu berupa frasa adalah untaian kata yg pula menyatakan waktu, pola: kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, & pula ahad depan.

Sedangkan keterangan waktu berupa anak kalimat ditandai dgn adanya konjungtor yg pula menyatakan waktu.

Contoh: setelah, setelah, sebelum, ketika, sesaat, sewaktu, & di saat.

Contoh: Bulan depan akan diadakan cuti bareng .

2. Keterangan Tempat

Keterangan tempat berwujud frasa yg menyebutkan tempat dgn ditandai oleh preposisi, contoh: di, pada, & pula dalam.

Contoh: Justin Bieber akan menyelenggarakan konser di New Zealand.

3. Keterangan Cara

Keterangan cara dapat berwujud kata ulang, frasa, atau anak kalimat yg menerangkan cara.

Keterangan cara yg berwujud kata ulang ialah perulangan adjektiva.

Keterangan cara yg berwujud frasa ditandai dgn kata “dengan” atau “secara”.

Keterangan cara yg berwujud anak kalimat ditandai dgn kata “dengan” & “dalam”.

Contoh: Ibu memangkas ikan dengan menggunakan pisau dapur.

4. Keterangan Sebab

Keterangan alasannya berwujud frasa & anak kalimat.

Keterangan alasannya adalah yg berwujud frasa ditandai dgn adanya kata “karena” atau “lantaran” yg disertai dgn nomina atau frasa nomina.

Keterangan karena yg berwujud anak kalimat ditandai dgn adanya konjungtor “karena” atau “karena”.

Contoh: Bapak menyuruhku menjauhi Gilang karena tak bertingkah baik.

5. Keterangan Tujuan

Keterangan tujuan mampu berupa frasa ataupun anak kalimat.

Keterangan tujuan yg berwujud frasa ditandai dgn kata “untuk” atau “demi”.

Sementara keterangan tujuan yg berupa anak kalimat ditandai dgn adanya konjungtor supaya, semoga, & untuk.

Contoh: Sebelum berangkat ke Jakarta, Gilang memeluk ibunya supaya hatinya tenang.

6. Keterangan Aposisi

Keterangan aposisi akan menunjukkan penjelasan nomina, acuan: subjek atau objek.

Jika ditulis, keterangan aposisi diapit dgn tanda koma, tanda pisah (–), atau tanda kurang.

Contoh: Dosen saya, Bapak Sudarso, terpilih menjadi dosen teladan.

7. Keterangan Tambahan

Keterangan tambahan akan menunjukkan klarifikasi nomina (subjek ataupun objek. Namun berbeda halnya dgn keterangan aposisi.

Keterangan aposisi bisa mengambil alih unsur yg dijelaskan. Sementara keterangan extra tak bisa menggantikan unsur yg dijelaskan.

Contoh: Gilang, mahasiswa tingkat dua, mendapatkan beasiswa ke luar negeri.

8. Keterangan Pewatas

Keterangan pewatas ini akan menunjukkan pembatas antara nomina. Contoh: subjek, predikat, objek, keterangan, & pula komplemen.

Jika keterangan extra bida dihilangkan, maka keterangan pewatas ini tak mampu dihilangkan.

Contoh: Mahasiswa yg menerima IP tiga lebih akan mendapatkan beasiswa sarat .

Struktur Kalimat

struktur

Semua kalimat yg biasa kita gunakan, beberapa diantaranya berasal dr struktur ataupun pola dr kalimat dasarnya saja.

Sesuai dgn keperluan tiap individu, kalimat dasar tersebut dapat dikembangkan lagi berdasarkan dgn kaidah yg berlaku.

Adapun pola dasar dr kalimat bahasa Indonesia, yakni:

1. Kalimat dasar berpola SP

Kalimat dasar berpola SP cuma mempunyai dua unsur yakni subjek & predikat.

Pada lazimnya , predikat dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, maupun kata bilangan.

Contoh: Mobil itu besar

Mobil itu selaku subjek, & besar selaku predikat.

2. Kalimat dasar berpola SPO

Pola kalimat SPO biasa dipakai di dlm kehidupan sehari-hari.

Contoh: Gilang mengemudikan kendaraan beroda empat.

Gilang selaku subjek, mengemudi sebagai predikat, & kendaraan beroda empat selaku objek.

3. Kalimat dasar berpola SPPel

Contoh: Keluarganya pergi piknik.

Keluarganya merupakan subjek, pergi sebagai predikat, & liburan sebagai pelengkap.

4. Kalimat dasar berpola SPOPel

Contoh: Supir taxi mengemudikan taxinya ugal-ugalan.

Supir taxi selaku subjek, mengemudikan sebagai predikat, taxinya selaku objek, & ugal-ugalan selaku pelengkap.

5. Kalimat dasar berpola SPK

Contoh: Gilang bermain malam hari.

Gilang sebagai subjek, bermain sebagai predikat, & malam hari sebagai keterangan.

6. Kalimat dasar berpola SPOK

Contoh: Setiawan mencuci bajunya pagi tadi.

Setiawan sebagai subjek, mencuci selaku predikat, bajunya selaku objek, pagi tadi selaku keterangan.

7. Kalimat dasar berpola S-P-O-Pel-K

Kalimat dasar dgn pola ini mempunyai unsur subjek, predikat, objek, perhiasan, & pula keterangan.

Subjek mampu berwujud nomina atau frasa nominal, predikat berwujud verba dwitransitif, objek berwujud nomina atau frasa nominal, perhiasan berwujud nomina atau frasa nominal serta keterangan berwujud frasa berpreposisi.

Contoh: Bapak membelikan Gilang sepatu olahraga di Moro Mall.

8. Kalimat dasar berpola  S-P-Pel-K.

Kalimat dasar dgn memakai pola ini memiliki unsur subjek, predikat, aksesori serta keterangan.

Dalam pola ini, subjek berwujud nomina atau frasa nominal, predikat berwujud verba intransitif, kata sifat serta perhiasan berwujud nomina atau adjektiva & pula keterangan berwujud frasa berpreposisi.

Contoh: Aku murung tatkala ananda masuk rumah sakit.

Jenis Kalimat

jenis

Jenis kalimat dapat dibedakan berdasarkan berbagai tolok ukur atau sudut pandang.

Oleh alasannya itu, dlm kepustakaan linguistik serta beberapa buku tata bahasa bisa kita dapati banyak sekali perumpamaan untuk menamakan jenis-jenis kalimat.

Adapun jenis-jenis kalimat, simak ulasan di bawah:

1. Kalimat Dilihat dr Segi Maknanya

Jika ditinjau dr segi maknanya atau nilai komunikatifnya, maka kalimat dibagi menjadi lima klasifikasi yakni kalimat informasi, perintah, tanya, seru, & kalimat emfatik.

Untuk lebih jelasnya amati penjelasan di bawah:

A. Kalimat Berita

Kalimat berita pula sering disebut selaku kalimat deklaratif, yang merupakan kalimat yg isinya memberitakan suatu informasi pada sang pembaca ataupun pendengar.

Jika pada suatu hari, kita dapati sedang bercerita mengenai suatu kecelakaan yg kita tahu, maka kita sedang menyiarkan insiden itu.

Contoh kalimat gosip:

  • Tadi pagi ada kecelakaan di depan sekolah.
  • Kecelakaan yg terjadi tadi pagi menimbulkan kemacetan yg cukup parah.
  • Banjir yg terjadi di Pekalongan tingginya hingga selutut orang akil balig cukup akal.
  • Terjadi kebakaran di daerah Jakarta Timur.

Dapat kita lihat, contoh kalimat informasi di atas sungguh bermacam-macam. Ada yg menampakan inversi, ada yg berbentuk pasif, & lainnya.

Namun, jika dilihat dr nilai komunikatifnya, kalimat tersebut semuanya sama yakni merupakan sebuah kalimat informasi.

Maka mampu disimpulkan bahwa kalimat isu mampu berbentu apa saja, asal isinya mengandung suatu informasi.

Jika dituliskan, kalimat berita mesti selalu diakhiri dgn tanda titik.

Sedangkan dlm bentuk mulut, kalimat berita diakhiri dgn nada yg cenderung turun.

B. Kalimat Perintah

Kalimat perintah pula disebut selaku kalimat imperatif yg merupakan kalimat yg artinya mampu menunjukkan perintah untuk melakukan suatu hal.

Pada lazimnya , kalimat perintah mempunyai bentuk taktransitif atau transitif (baik aktif maupun pasif).

Kalimat yg predikatnya adjektiva terkadang bisa pula mempunyai bentuk perintah, tergantung pada macam adjektivanya.

Sebaliknya, kalau kalimat yg bukan verbal atau adjektival tak mempunyai bentuk perintah.

Contoh kalimat perintah:

  • Buatlah suatu kalimat dgn pola SPOK!
  • Tutuplah pintu itu!

Jika dituliskan, kalimat perintah seringkali diakhiri dgn tanda seru (!), meski tanda titik pula bisa digunakan.

Sedangkan dlm bentuk verbal, nada yg dilontarkan agak naik sedikit.

C. Kalimat Perintah Taktransitif

Adapun kaidah yg diikuti dlm bikin kalimat perintah traktransitif:

  1. Menghilangkan subjek, biasanya mampu berupa pronomina persona kedua.
  2. Mempertahankan bentuk verba mirip apa adanya.
  3. Menambhakan partikel –lah kalau diharapkan untuk sedikit memperhalus isinya.

Contoh:

  • Kamu berlangsung kakilah sekali-kali!
  • Naiklah sepeda sekali-kali!
  • Berliburlah ketempat nenekmu!

Baik verba traktransitif yg berwujud kata dasar (naik), ataupun yg turunan (berlibur), tak mengalami pergantian apa-apa.

D. Kalimat Perintah Transitif Aktif

Kaidah yg digunakan untuk bikin kalimat perintah yg verbanya transatif aktif kaidahnya mirip dgn yg digunakan oleh kalimat perintah traktransitif kecuali mengenai bentuk verbanya.

Dalam kalimat transitif, verbanya harus diubah ke dlm bentuk perintah apalagi dahulu dgn menanggalkan prefiks meng- dari verbanya.

Berikut acuan kalimat gosip & perintah:

  • Kamu Mencari pekerjaan apa saja (kalimat berita).
  • Carilah pekerjaan apa saja (kalimat perintah).
  • Kamu membelikan adikmu tas gres (kalimat berita).
  • Belikanlah adikmu sepatu baru (kalimat perintah).

Perlu diperhatikan bahwa yg dihilangkan hanya prefiksnya saja, sementara sufiksnya masih tetap dipertahankan.

Jika prefiksnya disusun atas dua unsur, mirip memper- atau member- , maka hanya mem-nya yg dihilangkan.

E. Kalimat Perintah Bentuk Pasif

Kalimat perintah pula dapat disampaikan ke dlm bentuk pasif. Bentuk verba yg dipakai masih tetap dlm keadaan pasif. Sementara urutan katanya tak berganti.

Jika dituliskan, kalimatnya akan disertai penggunaan tanda seru (!).

Sementara kalau diucapkan, maka nada yg digunakan condong naik.

Contoh kalimat perintah bentuk pasif:

  • Kontrak itu harus dikirim sekarang!
  • Surat harus diketik serapi-rapinya, ya!

Pemakainan kalimat perintah bentuk pasif di dlm bahasa Indonesia sangatlah umum digunakan.

Hal tersebut berhubugan dgn harapan si pembicara untuk meminta seseorang melaksanakan sesuatu untuknya, namun tak dgn dengan-cara langsung.

Penghalus Kalimat Perintah

Disamping kalimat bentuk pasif yg sebelumnya dibahas, dlm bahasa Indonesia pula terdapat sejumlah kata yg dipakai untuk menghaluskan perintah.

Kata tersebut diantaranya mirip: coba, tolong, & silahkan yg seringkali dipakai.

Bentuk Ingkar pada Kalimat Perintah

Kalimat perintah pula dapat dibentuk menjadi bentuk ingkar dgn penggunaan kata “jangan”.

Sebagaimana kata “tolong” & “coba”, kata “jangan” pula diimbuhi dgn partikel -lah di dlm kalimat perintah.

Contoh:

  • Janganlah mencampakkan sampah sembarangn.
  • Janganlah erat-akrab dgn tiang listrik itu.

F. Kalimat Tanya

Kalimat tanya pula sering disebut sebagai kalimat interogatif, yg isinya  kalimat dgn maksud untuk menanyakan sesuatu ataupun seseorang.

Jika seseorang ingin mengenali tanggapan dr suatu hal, maka orang tersebut mesti menanyakan pada orang lain, & kalimat yg digunakan orang tersebut yaitu kalimat tanya.

Adapun lima cara yg digunakan untuk membentuk suatu kalimat tanya:

  1. Menambahkan kata apa-kah.
  2. Membalikan urutan katanya.
  3. Menggunakan kata “bukan” atau “tidak”.
  4. Mengubah intonasi kalimat.
  5. Dengan menggunakan kata tanya.

G. Kalimat Seru

Kalimat seru pula disebut sebagai kalimat interjektif, yg merupakan kalimat untuk menyampaikan rasa kagum terhadap sesuatu.

Sehingga dlm penggunaannya menggunakan tanda seru.

2. Berdasarkan Diathesis Kalimat

A. Kalimat Aktif

Kalimat aktif merupakan kalimat yg dimana subjeknya langsung melaksanakan pekerjaan terhadap objeknya.

Pada lazimnya , kata kerja yg dipakai ditandai dgn awalan me-.

Namun tidak sedikit, predikat di dlm kalimat aktif tak disertai dgn imbuhan, sebagai teladan makan & minum.

Contoh kalimat aktif: Gilang menggunakan botol untuk membuat suara.

B. Kalimat Pasif

Dalam kalimat pasif, kata kerja yg digunakan cenderung menggunakan kata di- atau ter-.

Contoh kalimat pasif: Bangunan disana dilaksanakan dgn sangat baik oleh para arsitektur terkemuka.

3. Berdasarkan Urutan Kata

A. Kalimat Normal

Kalimat berpola dasar yg dimana subjek pada kalimatnya mendahului predikatnya.

B. Kalimat Inverse

Kaliam inverse merupakan kalimat kebalikan dr kalimat wajar . Dimana predikat yg digunakan mendahului objek.

C. Kalimat Minor

Kalimat minor mempunyai satu inti fungsi gramatikalnya.

Bentuk kalimat minor contohnya kalimat ekstra, kalimat jawaban, kalimat salam, panggilan ataupun judul.

D. Kalimat Mayor

Kalimat mayor hanya memiliki subjek & predikat saja. Objek, tambahan & pula keterangan mampu disertakan sesuka hati.

Sama halnya dgn yg ada di pola dasar pertama.

4. Berdasarkan Struktur Gramatikalnya

A. Kalimat Tunggal

Dalam kalimat tunggal cuma memiliki subjek & predikatnya saja.

Jika dilihat dr unsur penyusunnya, maka kalimat yg panjang di dlm bahasa Indonesia dapat diubah ke dlm bentuk yg lebih sederhana.

Contoh kalimat tunggal: Ibu-ibu bersalaman

Dapat kita lihat, pola kalimat di atas hanya memiliki subjek & predikat saja, sehingga mampu dikategorikan ke dlm kalimat tunggal.

B. Kalimat Majemuk

Dalam kehidupan sehari-hari, tak jarang kita menggabungkan beberapa pertanyaan ke dlm satu kalimat guna mempermudah dlm hal berkomunikasi.

Sehingga, menghasilkan penggabungan struktur kalimat yg di dalamnya terdapat beberapa kalimat dasar.

Penggabungan itulah yg disebut selaku kalimat majemuk.

Kalimat majemuk pula terbagi ke dlm berbagai macam, diantaranya sebagai berikut:

1. Kalimat Majemuk Setara

Struktur dr kalimat beragam setara memiliki dua atau lebih kalimat tunggal yg apabila dipisahkan dapat berdiri sendiri.

Kata penghubung atau konjungsi yg dipakai kalimat beragam setara pada umumnya menggunakan kata dan, serta, tanda koma (,), tetapi, lalu, kemudian, atau.

Contoh kalimat beragam setara: Indonesia tergolong negara berkembang tetapi Singapura sudah digolongkan negara maju.

2. Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat beragam bertingkat memiliki dua kalimat yg satunya selaku induk kalimat yg mampu bangun sendiri atau bebas serta anak kalimat kebalikan dr induk kalimat.

Kata penghubung atau konjungsi yg digunakan kalimat majemuk bertingkat yakni sewaktu, semenjak, karena, oleh alasannya itu, hingga, sehingga, maka, jika, asalkan, apabila, walaupun, walaupun, andai kata, seandainya, supaya supaya, seperti, kecuali, dengan.

Contoh kalimat beragam bertingkat: Ilmuwan masih saja mencari asal muasal bulan (induk kalimat) meskipun hingga kini masih belum ada kepastian yg jelas (anak kalimat).

3. Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk adonan merupakan dua jenis kalimat beragam (setara & bertingkat) yg digabungkan menjadi satu kalimat.

Contoh kalimat beragam campuran: Sebab hujan turun dgn derasnya, mereka tak dapat pulang & menanti di sekolah.

5. Berdasarkan Unsur Kalimat

A. Kalimat Lengkap

Kalimat lengkap mengikuti pola dasar dr suatu kalimat baik yg sudah dikembangkan ataupun tidak.

Penggunaan unsur-unsurnya pula jelas. Sehingga dapat mudah dimengerti.

Contoh kalimat lengkap: Warna hijau melambangkan kesuburan.

B. Kalimat tak Lengkap

Kalimat tak lengkap atau tak sempurna ini cuma mempunyai salah satu dr unsurnya saja.

Pada lazimnya , kalimat mirip ini cuma berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, balasan, setuan, larangan, sapan & lain sebagainya.

Contoh kalimat tak lengkap: Kapan pulang?

Pelajari pula Kalimat Efektif yg tentunya akan semakin melengkapi materi pembelajaran kalian!

6. Berdasarkan Pengucapan

A. Kalimat Langsung

Kalimat langsung dengan-cara detail menirukan sesuatu yg disampaikan orang lain.  Tanda baca kutip pula dipakai dlm penulisan kalimat eksklusif.

Kutipan dlm kalimat pribadi dapat berupa kalimat tanya, kalimat isu ataupun kalimat perintah.

Contoh kalimat pribadi: “Letakkan sapumu!” bentak pak satpam.

B. Kalimat Tak Langsung

Kalimat yg melaporkan kembali mengenai kalimat yg disampaikan orang lain. Kutipan dlm kalimat tak pribadi seluruhnya berupa informasi.

Contoh kalimat tak langsung: Bapak Gilang berkata padaku bahwa lebih baik membaca daripada main-main.

Fungsi Kalimat

fungsi

Fungsi dr kalimat tersusun atas subjek, predikat, objek, keterangan, & pula komplemen.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan ulasan berikut ini:

1. Subjek

Subjek merupakan suatu pokok kalimat. Fungsi dlm subjek bisa dicari dgn pertanyaan “Siapa/Apa yg dibicarakan oleh kalimat ini?”

Subjek berjenis kata benda atau frasa benda, karena definisi subjek merupakan sesuatu yg disebutkan oleh kalimat.

2. Predikat

Predikat merupakan keterangan langsung terhadap suatu subjek. Predikat bisa ditemukan dgn pertanyaan “Ada apa dgn subjek? Apa yg dilakukan subjek? Bagaimana kondisi subjek?”

3. Objek

Objek merupakan penggalan dr kalimat yg bida diubah menjadi subjek dgn cara dipasifkan ataupun diaktifkan.

Objek bisa ditemukan dgn memasifkan atau mengaktifkan sebuah kalimat.

Bagian yg berubah menjadi subjek merupakan objeknya.

4. Keterangan

Keterangan merupakan belahan sifatnya menjelaskan.

Adapun ciri dr keterangan yakni bida dipindahkan dgn melewati subjek serta predikat, tanpa mengganti arti dr kalimat itu sendiri.

5. Pelengkap

Pelengkap bentuknya mirip objek.

Adapun ciri pelengkap yakni tak bisa dipindahkan atau melompati subjek & predikat serta tak mampu diubah menjadi subjek.

Itulah ulasan mengenai kalimat, gampang-mudahan mampu membantu aktivitas berguru kalian.

  Langkah-Langkah Menyunting Pantun