Kalian pernah mendengar kata-kata jurnal akademik atau jurnal ilmiah? Jika kalian kini masih menjadi mahasiswa atau bergelut di bidang akademisi mirip guru ataupun dosen, pastinya kalian akan familiar dgn ungkapan-ungkapan ini.
Umumnya, jurnal ilmiah ini digunakan oleh dosen atau akademisi sebagai wadah untuk menerbitkan hasil penelitian mereka. Tidak jarang, dosen pula mendorong mahasiswa untuk menerbitkan tugas kesudahannya dlm bentuk jurnal.
Tetapi, untuk teman-sobat pembaca lain yg mungkin belum terlalu familiar. Sekarang kita akan mencoba membahas dengan-cara lebih dlm mengenai apa bahwasanya jurnal ilmiah & jurnal akademik serta apa saja pola-misalnya.
Daftar Isi
Definisi Jurnal Ilmiah
Jurnal pada dasarnya ialah sebuah publikasi ilmiah yg berisi kumpulan artikel ilmiah yg diaudit oleh seorang atau sekelompok editor & terbit dengan-cara bersiklus.
Sebelum diterbitkan, postingan-artikel yg masuk kedalam jurnal ilmiah umumnya sudah direview & dievaluasi oleh tim editor jurnal tersebut. Setelah lolos proses evaluasi & terkadang peer review, artikel mampu diterbitkan dlm jurnal ilmiah. Proses evaluasi ini penting guna menjaga kualitas postingan yg terbit pada jurnal tersebut.
Umumnya, tim editor ini terdiri dr pakar-pakar yg memang berkecimpung pada bidang tersebut. Misalnya jurnal perencanaan desa, maka tim editornya ialah cendekia atau bahkan praktisi yg bergerak pada bidang pengembangan & penyusunan rencana pedesaan.
Apa isi jurnal ilmiah?
Pada umumnya, jurnal berisi artikel-artikel berupa laporan penelitian, laporan survei, atau studi literatur. Umumnya postingan-postingan ini terdiri dr beberapa kepingan yaitu judul, abstrak, deskripsi pengantar, kajian pustaka, metodologi, hasil analisis, serta diskusi & implikasi (kesimpulan).
Terkadang, artikel-postingan jurnal pula memiliki rekomendasi roadmap riset kedepannya yg mampu menunjang pengembangan keilmuan di bidang tersebut. Atau kelemahan-kelemahan dr riset yg sudah dikerjakan yg mungkin dapat diperbaiki di masa depan.
Selain itu, bahasa yg dipakai oleh postingan-artikel jurnal ilmiah pula biasanya bersifat bahasa akademik yg baku & formal. Jauh berbeda dgn bahasa penulisan lepas pada postingan berita populer seperti yg sering dilihat di media seperti kumparan, grid, kompasiana, atau bahkan blog ini.
Jurnal dibaca oleh siapa?
Nah, kita sudah tahu nih bahwa jurnal ilmiah sendiri terdiri dari karya tulis ilmiah yg mempunyai persyaratan-persyaratan baku & formal. Bahasa yg digunakannya pun berbeda dgn penulisan terkenal, lebih baku & memakai jargon-jargon akademis yg mungkin tak diketahui semua orang.
Hal ini terjadi lantaran jurnal ilmiah memiliki target pasar masyarakat ilmiah atau bahasa gaulnya akademisi. Siapa sih sesungguhnya akademisi ini? Mereka adalah pegiat ilmu pengetahuan seperti dosen, peneliti, pemerhati, & mahasiswa yg bergerak di bidang tertentu.
Namun, jurnal ilmiah pula dapat diakses oleh penduduk biasa lho, aksesnya tak terbatas pada masyarakat ilmiah saja. Hanya saja, mungkin tak banyak masyarakat umum yg mengerti bahasa-bahasa yg digunakan di jurnal, utamanya jika sudah masuk kedalam ranah ilmu ‘tingkat tinggi’ mirip astrofisika, fisika kuantum, ataupun matematika murni.
Jenis Jurnal Ilmiah
Secara umum, jurnal ilmiah yg mampu kita kanal terbagi menjadi dua, yakni jurnal nasional yg dikontrol oleh pemerintah atau instansi pendidika/edukasi dlm negri serta jurnal internasional yg diatur oleh pihak asing.
Jurnal Nasional
Jurnal nasional intinya yaitu publikasi jurnal ilmiah yg dikontrol oleh instansi-instansi dlm negri. Entah itu perguruan tinggi lokal ataupun forum observasi yang lain seperti LIPI.
Umumnya, jurnal-jurnal setingkat nasional pamornya tak setinggi jurnal tingkat internasional. Hal ini terjadi lantaran jurnal luar memiliki seleksi yg lebih ketat, sehingga dianggap lebih prestisius oleh para akademisi.
Keketatan yg rendah ini bukan disebabkan oleh mutu tim editorial jurnal yg buruk lho ya! Tetapi, dikarenakan oleh peneliti Indonesia yg lebih minim, sehingga yg memasukkan jurnal disini pun lebih sedikit.
Selain itu, pembaca jurnal berbahasa Indonesia pula jauh lebih sedikit, lantaran pembacanya terbatas di Indonesia. Berbeda dgn jurnal berbahasa inggris yg jurnalnya dibaca oleh nyaris semua ilmuwan, karena bahasa Inggris yaitu salah satu bahasa wajib para akademisi.
Jurnal Internasional
Jurnal internasional yakni jurnal yg pengelolaan & publikasinya dikontrol oleh instansi luar negri. Instansi pengelolanya dapat berupa forum pendidikan mirip universitas ataupun lembaga riset yang lain.
Jurnal internasional dapat dianggap selaku holy grail dr publikasi ilmiah seorang akademisi. Pamor yg melekat pada jurnal ini jauh lebih tinggi dibandingkan dgn jurnal nasional, utamanya di Indonesia.
Jurnal internasional dianggap lebih tinggi pamornya karena jumlah pembacanya pula lebih banyak. Selain itu, lazimnya , negara-negara luar pula memiliki dana riset yg lebih banyak, sehingga jika peneliti kita menerbitkan disana, memiliki peluang dilirik untuk mendapatkan pendanaan.
Contoh Jurnal-Jurnal Ilmiah
Terdapat aneka macam jurnal ilmiah yg ada di dunia ini. Umumnya, mereka terbagi kedalam kategori-kategori khusus sesuai dgn bidang keilmuannya.
Indonesia sendiri mempunyai beberapa jurnal ilmiah yg cukup prestisius. Jurnal-jurnal ini lazimnya dijalankan oleh instansi riset atau universitas, yg nantinya diteruskan pada LIPI untuk didiseminasikan pada masyarakat akademik & masyarakat biasa .
LIPI Indonesia mempunyai basis data jurnal ilmiah Indonesia yg mampu diakses pada tautan berikut http://isjd.pdii.lipi.go.id/. Beberapa jurnal yg ada disitu antara lain yaitu
- Cefars : jurnal agribisnis & pengembangan kawasan
- Infosys journal : information system journal
- Kagami : jurnal pendidikan & bahasa jepang
- Hayati : jurnal biosains
- Asy-syir’ah : jurnal ilmu syari’ah
- Kultum : majalah ilmiah keteknikan & pertanian
- Semiotika : jurnal ilmiah bahasa, seni, & pengajarannya
Selain itu, terdapat pula jurnal ilmiah internasional yg kerap dianggap lebih prestisius dibandingkan dgn jurnal nasional. Berikut ini yaitu beberapa jurnal ilmiah yg cukup terkenal.
- NATURE Life Science Journal
- PLOS ONE Public Library of Science
- Journal of the American Chemical Society
- Geophysics Research Letter
- eLife Biomedical and Life Science Journal
- Canadian Journal of Forest Research
- Electronic Letters Journal in electronic science and communication
- American Journal of Public Health
Jurnal-jurnal ini biasanya dapat dilihat & diakses dgn menggunakan subscription pada beberapa penerbit & agregator jurnal. Contohnya adalah Science Direct & Curlie.
Proses Publikasi Jurnal Ilmiah
Secara umum, terdapat beberapa tindakan yg mesti ditempuh sebelum kita mampu membuat jurnal atau menerbitkan postingan kita kedalam sebuah jurnal ilmiah.
Pembentukan Jurnal Ilmiah
Umumnya, jurnal ilmiah terbentuk tatkala terdapat sebuah komunitas ilmiah yg kesengsem pada suatu keilmuan & membentuk asosiasi ilmiah. Asosiasi tersebut nantinya mampu bersepakat untuk menciptakan sebuah jurnal yg konsentrasi membahas fenomena-fenomena dlm lingkup keilmuan yg telah dipilih.
Contohnya yaitu selaku berikut, terdapat sekumpulan dosen yg kepincut dgn pengembangan komunitas di pedesaan. Oleh karena itu, mereka menciptakan asosiasi berjulukan Pemerhati Pembangunan Desa.
Asosiasi ini bersepakat untuk membuat sebuah jurnal yg khusus membahas mengenai pengembangan desa & bagaimana desa dapat membangun dirinya sendiri. Jurnal ini dinamakan jurnal desa membangun, sesuai dgn topik bahasannya yaitu pengembangan desa.
Pemerhati Pembangunan Desa kebetulan tak mempunyai agen penerbitan sendiri, oleh karena itu, mereka harus memakai jasa penerbitan yg sudah ada. Umumnya, tiap universitas besar memiliki jasa penerbitannya sendiri, misalnya adalah penerbit ITB.
Sekarang, perkumpulan tersebut sudah mempunyai jurnal ilmiah. Mereka tinggal mencari ilmuwan & peneliti lain yg mau mempublikasikan karyanya kedalam jurnal mereka & mengorganisir pendaftaran-pendaftaran untuk meresmikan jurnal mereka dlm tatanan publikasi akademik nasional/internasional.
Mempublikasikan Artikel dlm Jurnal Ilmiah
Nah, kini pertanyaannya yaitu bagaimana cara menerbitkan artikel ilmiah pada jurnal yg sudah ada tersebut. Sebenarnya, prosesnya cukup simpel, namun simpel bukan mempunyai arti gampang.
Pertama, penulis mesti mengirimkan naskah artikel atau kerap disebut manuskrip ke tim editor & reviewer jurnal tersebut. Tentu saja, postingan tersebut harus berkaitan dgn topik utama dr jurnalnya ya, atau setidaknya topik turunannya.
Setelah diterima oleh editor, postingan tersebut akan diantarkan pada para reviewer untuk ditinjau. Tim reviewer ini umumnya berisi pakar-pakar yg memang hebat di bidangnya. Tim review ini akan melaksanakan peer review kepada draft postingan yg telah dikirim.
Peer review intinya yaitu proses dimana para pakar menganalisa & mengkritik artikel yg telah diberikan. Pakar-pakar ini nantinya akan menawarkan penilaian pada editor, apakah postingan tersebut pantas diterbitkan di jurnal atau tidak. Selain itu, tim ini pula dapat memperlihatkan anjuran -anjuran revisi untuk meningkatkan mutu dr artikel yg diberikan.
Proses peer review ini seringkali melibatkan sirkulasi postingan antar tim review. Untuk mengurangi ketidakjujuran & kecurangan, tim review ini lazimnya dirahasiakan anggotanya. Selain itu, postingan yg masuk untuk direview pula tak memiliki nama. Kedua hal ini penting untuk mempertahankan objektivitas.
Setelah proses peer-review selesai, tim reviewer mengantarpostingan tersebut beserta hasil penilaian & koreksinya pada editor jurnal. Hasil penilaian ini umumnya berbentuk komentar & kritik terhadap postingan tersebut, tergolong kelebihan & kekurangannya serta anjuran perbaikan.
Editor lalu membaca komentar dr tim review & melaksanakan penilaian lagi untuk memilih apakah artikel tersebut pribadi ditolak, diminta untuk direvisi, atau pribadi mampu diterbitkan.
Pertanyaan yg Sering Ditanyakan
Salah satu pertanyaan yg sering ditanyakan adalah mengenai kompensasi yg diterima baik oleh penulis, editor, ataupun reviewer. Hal ini sangat tergantung dgn tata cara yg ada pada perkumpulan ilmiah yg menerbitkan jurnal tersebut.
Jika perkumpulan tersebut mempunyai anggaran untuk para editor & reviewer, maka mereka akan mendapatkan kompensasi. Terkadang, bahkan penulis pula dapat diberikan kompensasi oleh asosiasi penerbit jurnal tersebut. Namun, ada pula jurnal yg meminta penulis untuk membayar biar artikelnya mampu diterbitkan.
Selain itu, pertanyaan yg sering ditanyakan pula adalah, apakah konten artikel-postingan jurnal tersebut mencerminkan pertimbangan dr asosiasi ilmiah yg menerbitkannya, termasuk para editor, & tim reviewnya. Jawabannya yakni tidak, tetapi bisa jadi.
Secara umum, postingan jurnal merefleksikan pendapat pribadi dr para penulis yg menulis postingan tersebut. Oleh lantaran itu, acap kali jurnal ilmiah menyertakan disclaimer yg menyatakan bahwa konten jurnal tak serta merta mewakili persepsi asosiasi, penerbit, & tim review/editor.
Namun, terkadang ada saja subyektifitas dr para editor & reviewer yg menghipnotis postingan-artikel apa saja yg diterbitkan pada jurnal tersebut. Terutama, jikalau jurnal tersebut memiliki nilai-nilai tertentu yg dijaga & memang dilestarikan.