Jenis Tanah: Karateristik dan Persebaran di Dunia

Jenis tanah – Tanah, yg merupakan lapisan terluar bumi, mempunyai peran yg sangat vital bagi manusia karena kehidupan kita bergantung padanya. Tanah terbentuk dr pelapukan batuan yg berjalan dlm rentang waktu yg panjang, bahkan bisa mencapai ratusan tahun.

Proses ini dibantu oleh berbagai aspek mirip mikroorganisme, perubahan suhu, & air. Jenis tanah di setiap daerah berbeda-beda, tergantung pada komponen yg ada di dalamnya. Kualitas tanah yg baik untuk tanaman ialah yg mengandung mineral 50%, materi organik 5%, & air 25%.

Di Indonesia, letak astronomis & geografis memainkan tugas penting dlm membentuk bermacam-macam jenis tanah. Adapun jenis tanah di seluruh dunia berlainan dr satu daerah ke tempat lainnya, tergantung pada kondisi lingkungan yg ada di daerah tersebut.

Table of Contents

Jenis Tanah Aluvial

Tanah aluvial adalah suatu jenis tanah yg terbentuk akhir adanya endapan lumpur, biasanya terbawa oleh anutan sungai. Tanah jenis ini biasanya ditemukan di serpihan hilir, karena berasal dr tempat hulu sungai yg mengalami pengendapan. Ciri khas dr tanah aluvial yaitu warnanya yg umumnya berupa coklat hingga kelabu.

Karateristik

Tanah aluvial memiliki beberapa karakteristik yg khas, antara lain:

Sifatnya yg subur

Tanah aluvial umumnya mengandung banyak nutrisi & mineral yg diperkaya oleh endapan lumpur yg membentuknya, sehingga memiliki sifat yg sungguh subur & cocok untuk pertanian.

Kandungan air yg tinggi

Karena proses pembentukannya lewat endapan lumpur yg terbawa oleh sungai, tanah aluvial mempunyai kandungan air yg relatif tinggi, sehingga mampu menyimpan air dgn baik.

Tekstur yg halus

Tanah aluvial memiliki tekstur yg halus & mudah diolah, sehingga cocok untuk pertanian & budidaya tanaman.

Rentan terhadap erosi

Karena lokasinya yg berada di sepanjang pemikiran sungai, tanah aluvial condong rentan terhadap erosi & banjir.

Warna coklat hingga kelabu

Tanah aluvial biasanya berwarna coklat sampai kelabu, sesuai dgn kandungan mineral & endapan lumpur yg membentuknya.

Memiliki pH yg netral hingga alkalin

Tanah aluvial cenderung mempunyai pH yg netral hingga alkalin, sehingga cocok untuk pertumbuhan tanaman dgn jenis tertentu.

Baca juga: Dasa Darma Pramuka: Pengertian, Isi, & Fungsi

Persebaran

Tanah aluvial tersebar di berbagai wilayah di dunia, terutama di kawasan yg akrab dgn aliran sungai atau lembah sungai. Beberapa acuan persebarannya antara lain:

Asia Tenggara

Tanah aluvial didapatkan di sepanjang sungai besar di Asia Tenggara mirip Mekong, Chao Phraya, & Ciliwung. Di wilayah ini, tanah aluvial biasanya digunakan untuk bercocok tanam, mirip untuk perkebunan kelapa sawit, tebu, & padi.

Amerika Serikat

Tanah aluvial tersebar di banyak sekali daerah di Amerika Serikat, mirip Mississippi Delta & Sungai Colorado. Tanah ini biasanya dipakai untuk bercocok tanam mirip untuk budidaya kapas, jagung, & gandum.

Amerika Selatan

Tanah aluvial pula didapatkan di beberapa negara di Amerika Selatan, mirip Brasil, Argentina, & Kolombia. Di wilayah ini, tanah aluvial digunakan untuk pertanian, terutama untuk bercocok tanam kopi, tembakau, & sayuran.

Eropa

Tanah aluvial tersebar di beberapa negara di Eropa, mirip Prancis, Inggris, & Belanda. Di sini, tanah aluvial umumnya digunakan untuk bercocok tanam seperti tumbuhan sayuran, buah-buahan, & bunga.

Baca juga: Kelompok Sosial: Pengertian, Jenis, & Contoh

Persebaran tanah aluvial sungguh luas di dunia, & didapatkan di banyak negara di seluruh dunia, terutama di daerah yg erat dgn anutan sungai atau lembah sungai.

Jenis Tanah Andosol

Tanah andosol ialah jenis tanah vulkanik yg terbentuk akibat acara vulkanisme di gunung berapi. Tanah ini memiliki kesuburan yg tinggi & sangat cocok untuk pertumbuhan tumbuhan.

Karateristik

Beberapa karakteristik tanah andosol antara lain:

Warna gelap

Tanah andosol mempunyai warna gelap atau kehitaman akhir adanya materi organik yg tinggi.

Kesuburan tinggi

Tanah andosol mempunyai kandungan hara yg tinggi & dapat mendukung pertumbuhan tumbuhan dgn baik. Hal ini disebabkan oleh adanya mineral & materi organik yg terkandung di dlm tanah.

Kandungan aluminium tinggi

Tanah andosol mempunyai kandungan aluminium yg cukup tinggi, sehingga dapat menghalangi pertumbuhan tanaman tertentu. Namun, kandungan ini pula mampu berfungsi sebagai penyangga & memajukan kestabilan tanah.

Kepadatan rendah

Tanah andosol memiliki kepadatan yg rendah sehingga mudah ditanami & mempunyai struktur yg longgar.

Sifat asam

Tanah andosol lazimnya bersifat asam, namun dapat diubah menjadi netral atau bahkan sedikit basa dgn melaksanakan penambahan materi organik atau bahan kapur.

Mudah tererosi

Tanah andosol gampang tererosi akibat fatwa air atau angin, sehingga perlu dilindungi dgn penanaman tanaman atau pengaturan drainase yg baik.

Kandungan fosfor yg rendah

Meskipun kandungan hara dlm tanah andosol tinggi, namun kandungan fosfor dlm tanah ini relatif rendah sehingga perlu ditambahkan pupuk fosfat untuk mengembangkan pertumbuhan tanaman.

Baca juga: Limbah Domestik: Pengertian & Contohnya

Persebaran

Tanah andosol ditemukan di aneka macam wilayah di dunia yg memiliki kegiatan vulkanisme atau bekas letusan gunung berapi. Beberapa teladan wilayah yg memiliki persebaran tanah andosol antara lain:

Indonesia

Tanah andosol banyak ditemukan di wilayah Indonesia, khususnya di daerah-daerah yg memiliki gunung berapi aktif atau gunung berapi yg telah mati. Beberapa wilayah di Indonesia yg terkenal dgn tanah andosolnya adalah dataran tinggi di Jawa Barat, lereng gunung Merapi di Jawa Tengah, & dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah.

Amerika Tengah & Selatan

Tanah andosol pula dapat ditemukan di beberapa negara di Amerika Tengah & Selatan, mirip Meksiko, Guatemala, Kosta Rika, Peru, & Kolumbia.

Jepang

Tanah andosol adalah jenis tanah yg banyak terdapat di Jepang, khususnya di pulau Honshu yg mempunyai sejumlah gunung berapi.

Afrika

Tanah andosol ditemukan di beberapa negara di Afrika, seperti Kamerun, Kenya, & Madagaskar.

Eropa

Beberapa negara di Eropa, mirip Italia, Spanyol, & Yunani, pula mempunyai persebaran tanah andosol.

Baca juga: Limbah Anorganik: Pengertian, Jenis, Ciri, & Dampak

Persebaran tanah andosol cukup luas di dunia, namun biasanya terdapat di tempat-tempat dgn kegiatan vulkanisme yg tinggi atau bekas letusan gunung berapi.

Jenis Tanah Entisol

Tanah entisol merupakan jenis tanah yg mempunyai relasi kekerabatan dgn tanah andosol, namun terkadang terbentuk dr hasil pelapukan material yg dikeluarkan oleh letusan gunung berapi mirip debu, pasir, lahar, & lapili.

Karateristik

Beberapa karakteristik tanah entisol antara lain:

Struktur tak terbentuk

Tanah entisol lazimnya tak memiliki struktur atau memiliki struktur yg sungguh kurang terbentuk.

Kepadatan tinggi

Tanah entisol cenderung mempunyai kepadatan yg tinggi karena belum mengalami proses perombakan organik yg cukup.

Kesuburan rendah

Tanah entisol memiliki kesuburan yg rendah lantaran belum banyak terakumulasi materi organik yg cukup.

Kandungan hara yg rendah

Tanah entisol biasanya memiliki kandungan hara yg rendah & tak terdapat horison-horison yg jelas.

Kandungan air tinggi

Tanah entisol condong memiliki kandungan air yg tinggi lantaran kemampuan drainasenya masih kurang baik.

Terbentuk di tempat baru

Tanah entisol biasanya terbentuk di daerah yg masih baru atau baru saja mengalami pergeseran kondisi lahan, mirip kawasan bekas lahar atau tanah longsor.

Rentan terhadap erosi

Tanah entisol umumnya rentan terhadap erosi & dapat tergerus oleh pemikiran air atau angin dgn gampang.

Kekurangan horizon tanah yg jelas

Tanah entisol umumnya tak mempunyai horizon tanah yg jelas mirip pada jenis tanah lainnya. Oleh lantaran itu, sukar untuk membedakan antara horison A, B, atau C.

Persebaran

Tanah entisol tersebar di banyak sekali wilayah di dunia, baik di tempat tropis, subtropis, maupun iklim sedang. Di Indonesia, tanah entisol banyak terdapat di tempat-daerah baru mirip lahan bekas kebakaran hutan, bekas lahar, daerah tanah longsor, sampai lahan pertanian baru yg belum terolah dgn baik.

Baca juga: Kerajaan Majapahit: Sejarah & Warisan Budaya

Tanah entisol pula didapatkan di daerah yg mempunyai tekanan erosi yg tinggi seperti di tempat pegunungan, pantai yg terkena pengikisan, atau area yg rentan terhadap banjir. Selain itu, tanah entisol pula dapat didapatkan di kawasan yg baru saja terbentuk balasan dr pergantian kondisi geologi, mirip di kawasan yg baru saja mengalami gempa bumi atau letusan gunung berapi.

Jenis Tanah Grumusol

Tanah grumusol terbentuk balasan pelapukan batuan kapur & tuffa vulkanik. Kandungan bahan organiknya rendah lantaran berasal dr batuan kapur sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tanah ini tak subur & kurang cocok untuk menanam tumbuhan.

Karateristik

Beberapa karakteristik tanah grumusol antara lain:

  • Terbentuk dr pelapukan batuan kapur & tuffa vulkanik.
  • Kandungan bahan organik rendah lantaran berasal dr batuan kapur.
  • Warna tanah cenderung bubuk-bubuk atau kecoklatan.
  • Struktur tanah berangasan & kering karena pori-porinya besar & gampang terkikis oleh air.
  • Kurang subur & tak cocok untuk menanam tanaman karena kandungan nutrisi yg rendah.

Dengan karakteristik seperti di atas, tanah grumusol kadang kala dipakai selaku lahan padang rumput atau dipakai untuk gembalaan ternak. Sedangkan untuk pertanian, tanah ini membutuhkan penambahan pupuk & perlakuan khusus biar dapat mendukung pertumbuhan tanaman.

Persebaran

Tanah grumusol tersebar di banyak sekali wilayah di dunia, utamanya di tempat yg memiliki batuan kapur & tuffa vulkanik. Di Indonesia, tanah grumusol dapat didapatkan di kawasan-tempat seperti Jawa Tengah, DIY Yogyakarta, Jawa Timur, & Bali.

Selain itu, tanah grumusol pula dapat ditemukan di beberapa negara lain di dunia seperti Spanyol, Italia, Prancis, Portugal, & beberapa negara di Amerika Selatan mirip Argentina & Chile. Wilayah-wilayah yg memiliki iklim mediterania pula cenderung memiliki tanah grumusol karena adanya batuan kapur di wilayah tersebut.

Jenis Tanah Humus

Tanah humus adalah jenis tanah yg terbentuk dr pelapukan sisa-sisa organik tumbuhan. Tanah ini memiliki kandungan nutrisi & mineral yg tinggi, sehingga sungguh subur & baik untuk pertumbuhan tumbuhan.

Karateristik

Berikut adalah beberapa karakteristik utama dr Tanah Humus:

  • Kaya akan nutrisi: Tanah humus memiliki kandungan nutrisi & mineral yg sangat tinggi, seperti nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, welirang, & unsur hara lainnya yg diharapkan untuk pertumbuhan tanaman.
  • Tinggi kandungan materi organik: Tanah humus terbentuk dr sisa-sisa organik flora, sehingga mempunyai kandungan bahan organik yg tinggi. Kandungan bahan organik ini meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan air & nutrisi.
  • Ketersediaan air yg baik: Tanah humus bisa menahan air dgn baik, sehingga tumbuhan mampu tumbuh dgn optimal.
  • Sifat struktur tanah yg baik: Tanah humus mempunyai struktur tanah yg baik & gembur, sehingga akar tumbuhan mampu menembus tanah dgn gampang & mengakar dgn berpengaruh.
  • Warna gelap: Tanah humus memiliki warna gelap yg khas lantaran kandungan bahan organiknya yg tinggi.
  • pH yg sepadan: pH tanah humus condong netral hingga sedikit asam, yg sangat bagus untuk pertumbuhan tumbuhan.
  • Daya tahan terhadap erosi: Tanah humus mempunyai daya tahan yg baik terhadap erosi, sehingga dapat melindungi tumbuhan dr kerusakan yg disebabkan oleh air & angin.

Persebaran

Tanah Humus dapat ditemukan di aneka macam wilayah di seluruh dunia, namun biasanya terdapat di wilayah yg memiliki vegetasi lebat & tanah yg subur. Tanah Humus mampu didapatkan di hutan hujan tropis, hutan gugur, padang rumput, & bahkan di lahan pertanian. Beberapa wilayah di dunia yg dikenal mempunyai tanah humus yg baik di antaranya yakni daerah Amazon di Amerika Selatan, Afrika Tengah, & wilayah Siberia di Rusia.

Jenis Tanah Inceptisol

Inceptisol merupakan jenis tanah yg terbentuk dr batuan sedimen atau metamorf yg memiliki warna kecoklatan atau kehitaman dgn sedikit campuran warna keabu-abuan. Tanah ini mempunyai kesanggupan untuk mendukung pertumbuhan hutan yg subur.

Karateristik

Inceptisol memiliki karakteristik selaku berikut:

  • Usia Tanah Muda: Tanah Inceptisol tergolong tanah muda, yg bermakna tanah ini belum berkembang sepenuhnya & memiliki profil tanah yg belum terbentuk dengan-cara sempurna.
  • Horison Pendek: Tanah Inceptisol mempunyai horison yg pendek, yaitu horison A & B yg cuma berkisar antara 25-50 cm. Hal ini dikarenakan proses pelapukan yg belum berlangsung usang.
  • Kandungan Air yg Baik: Karena horison tanah yg pendek, tanah Inceptisol mempunyai kandungan air yg baik & gampang tergenang. Namun, hal ini pula membuat tanah ini gampang terkena erosi.
  • Kurangnya Kandungan Organik: Tanah Inceptisol cenderung memiliki kandungan materi organik yg rendah lantaran tanah ini terbentuk dr batuan sedimen atau metamorf.
  • Kesuburan yg Rendah: Kandungan hara & mineral dlm tanah Inceptisol cenderung rendah, sehingga kesuburan tanah ini rendah & memerlukan pemupukan yg tepat untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
  • Tahan Terhadap Erosi: Meskipun memiliki kesuburan yg rendah, tanah Inceptisol mempunyai kesanggupan tahan terhadap erosi yg baik karena strukturnya yg padat & kandungan pasir yg cukup tinggi.

Baca juga: 3R: Reduce, Reuse, & Recycle

Persebaran

Tanah Inceptisol tersebar di seluruh dunia, utamanya di daerah tropis & subtropis. Di Amerika Serikat, tanah ini didapatkan di kawasan Great Plains, Midwest, & Tenggara. Di Eropa, tanah Inceptisol banyak ditemukan di negara-negara seperti Prancis, Spanyol, & Italia. Sedangkan di Asia, tanah Inceptisol tersebar di tempat-kawasan seperti Jepang, Korea, & Tiongkok.

Jenis Tanah Laterit

Tanah laterit menemukan warna khasnya yg merah bata dr kandungan tinggi zat besi & alumunium. Tanah ini cukup biasa didapatkan di Indonesia, terutama di daerah pedesaan & perkampungan.

Karateristik

Berikut yakni beberapa karakteristik dr tanah laterit:

  • Warna khas: Tanah laterit mempunyai warna merah bata atau kecoklatan karena kandungan tinggi oksida besi & aluminium.
  • Kandungan mineral: Tanah laterit kaya akan mineral seperti besi, aluminium, silika, & materi organik.
  • Struktur: Tanah laterit biasanya berstruktur padat & keras, yg mampu menyebabkan sulitnya absorpsi air.
  • pH rendah: Tanah laterit condong mempunyai pH rendah (asam), lantaran mineral-mineral yg terkandung di dalamnya.
  • Kurang subur: Meskipun kaya akan mineral, tanah laterit kurang subur karena sifatnya yg padat & keras. Sehingga perlu perawatan khusus & pemupukan untuk mengembangkan kesuburannya.
  • Tahan terhadap erosi: Karena strukturnya yg padat, tanah laterit mampu tahan terhadap erosi & kerusakan akibat cuaca ekstrem. Namun, tanah laterit pula bisa mengalami pelapukan kalau terus-menerus terkena air & udara.

Persebaran

Tanah laterit tersebar luas di tempat tropis & subtropis di seluruh dunia, terutama di benua Asia, Afrika, Amerika Selatan, & Australia. Di Indonesia, tanah laterit mampu didapatkan di daerah-tempat seperti Sulawesi, Maluku, Papua, Kalimantan, & sebagian wilayah Jawa & Sumatera. Tanah laterit biasanya ditemukan di daerah-kawasan dgn curah hujan yg tinggi & suhu yg relatif stabil sepanjang tahun.

Jenis Tanah Latosol

Tanah latosol atau laterit merah kuning merupakan salah satu jenis tanah yg terbentuk dr batuan induk yg telah terdegradasi dgn kondisi iklim tropis.

Karateristik

Tanah latosol mempunyai beberapa karakteristik, antara lain:

  • Warna: Tanah latosol mempunyai warna kemerahan sampai coklat kekuningan, tergantung pada kandungan zat besi & alumuniumnya.
  • Tekstur: Tanah latosol memiliki tekstur yg berlainan-beda, dr agresif hingga halus, tergantung pada materi induk yg membentuknya.
  • Struktur: Struktur tanah latosol biasanya tak terlalu baik, dgn kandungan liat yg rendah & struktur butiran yg tak teratur.
  • Kandungan hara: Kandungan hara pada tanah latosol condong rendah, terutama nitrogen, fosfor, & kalium. Namun, tanah ini mampu diperbaiki dgn pemupukan yg tepat.
  • Drainase: Tanah latosol cenderung mempunyai drainase yg buruk, sehingga mudah mengalami keunggulan air & memerlukan irigasi yg baik.
  • Habitat: Tanah latosol cocok untuk tumbuhan yg membutuhkan pH tanah yg rendah, mirip padi, kopi, kakao, & kelapa sawit.
  • Persebaran: Tanah latosol dapat ditemukan di aneka macam wilayah di dunia, khususnya di daerah tropis & subtropis, tergolong di Indonesia.

Persebaran

Tanah latosol tersebar luas di kawasan tropis, khususnya di wilayah Asia Tenggara, Amerika Tengah, & Amerika Selatan. Di Indonesia, tanah latosol dapat ditemukan di beberapa wilayah, mirip Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, & Papua.

Jenis Tanah Litosol

Tanah litosol yaitu jenis tanah yg relatif muda & baru saja mengalami kemajuan. Tanah ini terbentuk akhir pergeseran iklim, topografi, & adanya aktivitas vulkanik.

Karateristik

Tanah litosol mempunyai beberapa karakteristik, antara lain:

  • Terbentuk dr batuan beku atau sedimen yg baru terbentuk atau tererosi.
  • Tidak mempunyai lapisan permukaan yg jelas & mempunyai kedalaman yg tak menentu.
  • Kandungan humus di dalamnya rendah, sehingga tak begitu subur & kurang cocok untuk pertanian.
  • Memiliki sifat yg cukup kering karena air tak mampu terserap dgn baik oleh tanah.
  • Dapat ditemukan di tempat pegunungan & dataran tinggi yg gres terbentuk.

Namun, lantaran tanah litosol masih baru terbentuk, maka karakteristiknya masih dapat berubah seiring dgn pergantian lingkungan & proses pertumbuhan tanah yg terjadi.

Persebaran

Tanah Litosol tersebar di seluruh dunia, terutama di tempat yg mempunyai acara geologi yg signifikan mirip pegunungan, kawasan rawan gempa, & kawasan vulkanik. Namun, tanah Litosol kerap kali terdapat di kawasan-kawasan yg kurang subur & sukar untuk ditanami. Di Indonesia, tanah Litosol dapat ditemukan di tempat pegunungan & tempat riskan peristiwa seperti di Jawa Tengah & Jawa Timur.

Jenis Tanah Kapur

Tanah kapur yakni jenis tanah yg terbentuk dr proses pelapukan batuan kapur. Tanah ini mempunyai kandungan kalsium karbonat yg tinggi & memiliki pH yg relatif tinggi, yaitu di atas 7.

Karateristik

Tanah kapur, pula dikenal sebagai tanah alkali, memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Berwarna putih keabu-abuan atau kecoklatan
  • Memiliki struktur padat & keras
  • pH tanah yg tinggi (lebih dr 7)
  • Kandungan nutrisi yg rendah & kurang subur
  • Memiliki kandungan kalsium tinggi, tetapi rendah unsur hara yang lain mirip kalium, nitrogen, & fosfor
  • Cocok untuk tanaman yg tahan terhadap keadaan tanah alkali, seperti beberapa varietas rumput, tanaman kaktus, & beberapa macam tanaman hias.

Persebaran

Tanah kapur mempunyai persebaran yg sungguh luas & ditemukan di banyak sekali wilayah di dunia, khususnya di daerah dgn formasi batuan kapur yg cukup besar. Di Indonesia, tanah kapur umumnya terdapat di tempat Sumatera, Jawa, Sulawesi, & Nusa Tenggara. Tanah kapur cenderung berada di kawasan dataran rendah hingga perbukitan dgn kondisi iklim yg relatif kering & suhu yg cenderung panas.

Kesimpulan

Setiap jenis tanah mempunyai karakteristik yg berlainan-beda tergantung dr aspek pembentukannya. Setiap jenis tanah pula mempunyai persebaran yg berlawanan-beda di aneka macam wilayah di Indonesia maupun di seluruh dunia.

Pemahaman wacana jenis & karakteristik tanah sangat penting dlm kegiatan pertanian & pengelolaan sumber daya alam, lantaran setiap jenis tanah memiliki kelebihan & kelemahan dlm hal produktivitas & kemampuan dlm pengelolaannya.

Oleh karena itu, perlu adanya penanganan yg tepat & berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan ekosistem & mengembangkan produktivitas tanah untuk kepentingan manusia & lingkungan.

Referensi

  1. Soil Science Society of America. (2020). Glossary of Soil Science Terms. Soil Science Society of America. https://www.soils.org/publications/soils-glossary
  2. Sumarno, M. B. (2017). Jenis-Jenis Tanah di Indonesia. Cetakan ke-2. Penerbit Andi.
  3. Setiawan, A., Susanto, B., & Syakir, M. (2017). Panduan Praktis Identifikasi Jenis-Jenis Tanah di Lapangan. Penerbit Universitas Brawijaya.
  4. Darmawijaya, M. I. (2018). Karakteristik Tanah-tanah Tropika & Pengelolaannya. Cetakan ke-5. Penerbit Andi.
  5. Directorate General of Land and Spatial Planning. (2019). Soil Classification in Indonesia. http://geoportal.menlhk.go.id/sisteminformasitambang/en/soil-classification-in-indonesia/
  6. Soil Survey Staff. (2014). Keys to Soil Taxonomy (12th ed.). USDA-Natural Resources Conservation Service. https://www.nrcs.usda.gov/wps/portal/nrcs/detail/soils/survey/class/taxonomy/
  7. Brady, N. C., & Weil, R. R. (2010). The Nature and Properties of Soils (14th ed.). Prentice Hall.
  8. McDaniel, P. A., & DeVore, J. D. (2017). Basic Soil Properties. In The Ecology of Desert Soils (pp. 27-49). Springer. https://doi.org/10.1007/978-3-319-63214-6_2

  Pencemaran Air: Pengertian, Sumber, Dampak dan Karateristik