BAB 1
JENIS- JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN DI TAMAN KANAK-KANAK
JENIS-JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN UMUM DI TAMAN KANAK-KANAK
Menurut Kostelnik (1999) terdapat strategi pembelajaran biasa yang mampu digunakan di forum-forum pendidikan anak usia dini lazimnya dan anak usia dini terutama ialah :
A. Meningkatkan Keterlibatan Indra
Meningkatkan keterlibatan indar anak dalam proses pembelajaran ialah bab integral dari semua taktik pembelajaran. Melalui taktik ini bawah umur akan menemukan pengalaman pribadi ihwal objek-objek, insiden, atau orang-orang yang ada disekitarnya, karena mereka secara aktif menyaksikan, mendengar, meraba, mengecap, mencium, dan sebagainya.
Menurut Kostelnik (1999) ada beberapa pedoman yang perlu diperhatikan dalam mendorong keterlibatan indra anak, adalah:
1. Pengalaman pribadi adalah yang terbaik bagi anak
2. Pengalaman langsung harus mendahului penggambaran atau sesuatu yang lebih absurd (missal, tunjukkan apalagi dulu buah-buahan yang riil atau faktual gres lalu tunjukkan gambar buah-buahan);
3. Model lebih kasatmata dari pada gambar, dan gambar lebih nyata ketimbang kata-kata. Misaknya, untuk memperkenalkan hewan “kuda”, terlebih dulu tunjukkan versi kuda yang terbuat dari kayu atau plastic, kemudian gambar kuda, berikutnya baru kata kuda. Dengan demikian anak mengerti perumpamaan kuda yang dimulai dari hal yang lebih positif menuju hal yang lebih abstrak.
4. Rencanakan kegiatan sehingga keterlibatan indra terjadi lebih awal dalam langkah-langkah pembelajaran.
B. Mempersiapkan Isyarat Lingkungan
Beberapa contoh aktivitas dalam menyiapkan arahan lingkungan yaitu:
1. Sebuah gambar orang yang sedang mencuci tangan yang dipampang di ruang makan, menerangkan bahwa anak harus mencuci tangan dahulu sebelum dan sehabis makan.
2. Gambar anak yang sedang memakai celemek di area seni lukis, pertanda bahwa belum dewasa harus memakai celemek jikalau akan melakukan aktivitas melukis.
3. Di area computer contohnya anak mampu meyalakan dan mematikan computer sendiri dengan menyaksikan tanda atau gambar yang menandakan tahapan-tahapan yangbtepat untuk menyalakan dan mematikan computer tersebut.
C. Analisis Tugas
Analisis tugas dalam pembelajaran tujuannya ialah menjabarkan suatu tugas tertentu menjadi bagian-bab yang lebih rinci atau khusus dan operasional sehingga gampang dipahami dan dilaksanakan oleh anak. Contoh, guru menginginkan anak Taman Kanak-kanak mampu menata meja makan.
Untuk merealisasikan terlaksananya peran itu, guru menjabarkan peran ke dalam tahapan sederhana sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan yang hendak diraih, ialah mampu menata meja makan.
2. Menjelaskan susunan seperti apa yang diperlukan .
3. Menunjukan keterampilan yang perlu dilibatkan dalam tahapan-tahapan tersebut, misalnya keahlian:
a. Menutup meja makan dengan taplak
b. Mengeluarkan alat-alat makan dari lemari
c. Menyimpak piring diatas meja sesuai dengan yang hendak ditempati setiap orang
d. Menyimpan sendok disebelah kanan piring dan garpu di sebelah kiri piring.
4. Memperlihatkan keahlian yang perlu diketahui anak. Misalnya, bagaimana cara menyimpan piring, bagaimana menyimpan sendok dan garpu.
5. Menentukan bagian pertama yang mau diajarkan pada anak. (Masitoh, dkk.,2003)
D. Bantuan Orang Yang Lebih Berpengalaman (Scaffoling)
Scaffolding adalah proses tunjangan derma dari orang yang lebih berpengalaman yang dilaksanakan secara sedikit demi sedikit untuk memudahkan anak dalam berguru sesuai dengan tahap perkembangannya. Yang dimaksud dengan orang yangt lebih terlatih disini bisa orang cukup umur, mampu juga anak yang usianya lebih bau tanah atau teman sebaya yang berpengalamannya lebih dari anak yang bersangkutan.
E. Praktek Terbimbing
Rudi seorang anak taman kanak-kanak berusia empat tahun senantiasa bermain di area puzzle setiap harinya. Pada mulanya Rudi sangat menyukai puzzle perihal buah-buahan yang sungguh sederhana, kepingan-kepingannya hanya lima buah. Sejak itu lalu beliau beralih ke jenis puzzle lain yang penggalan-kepingannya lebih banyak dari yang pernah dibuatnya adalah puzzle perihal kendaraan beroda empat bis. Kadang-kadang beliau menjajal untuk memasang puzzle itu sendiri, kadang kala dengan temannya dan kadang kala dengan sumbangan guru. Guru Rudi mendukungnya dengan menawarkan tempat, dan memperbesar bahn-bahan untuk membuatkan keahlian menciptakan puzzle. Guru juga memperlihatkan tantangan dengan jenis puzzle yang berlainan dalam bentuk dan tingkat kesulitannya.
Melalui cara –cara mirip itu guru Rudi merencakan taktik pembelajaran lewat praktek terbimbing.
F. Undangan/Ajakan
Undangan secara mulut sungguh penting untuk memusatkan perhatian belum dewasa agar mau berpartisipasi dalam kegiatan yang mau dikerjakan. Undangan atau usul berfungsi sebagai cara untuk menggiring bawah umur semoga mereka memakai peluang yang diberikan guru untuk melaksanakan eksplorasi, atau berinteraksi dengan bawah umur lain dan guru.
G. Refleksi Tingkah Laku
Refleksi tingkah laku membantu menggambarkan perhatian belum dewasa.kepada faktor-aspek pengalaman tertentu. Refleksi tingkah laris disebut juga umpan balik deskriptif wacana tindakan yang dilakukan anak-anak.
H. Refleksi Kata-kata
Refleksi kata-kata ( parapharase reflection ) ialah pernyataan yang diungkapkan guru tentang sesuatu yang dibilang bawah umur.
I. Contoh ( Modelling )
Anak-anak berguru banyak dengan cara meniru orang lain. Misalnya dengan memperhatikan guru yangsedang menggunakan gunting,dengan melihat anak-anaklain memegang sendok dan garpu saat makan,dengan menyaksikan temannya saat memakai alat bermain ayunan, dan sebagainya. Modelling menolong anak-anak mempelajari sikap-sikap yang tepat.
J. Penghargaan Efektif
Penghargaan efektif ialah penghargaan spesifik atau khusus yang diberikan kepada anak sesuai dengan perilaku yang ditujukkannya. Penghargaan ini dapat diberikan dalam bentuk pujian,atau dorongan yang diberikan kepada tingkah laris nyata yang diperlihatkan anak.
K. Menceritakan/Menjelaskan/Menginformasikan
Informasi perihal nama, fakta-fakta era kemudian, akhlak istiadat dapat dipelajari melalui pewarisan social. Dalam perkara-masalah tertentu isu penting dapat disampaikan pada belum dewasa secara eksklusif lewat komunikasi mulut maupun secara tidak pribadi lewat buku-buku, televisi atau teknologi computer.
L. Do-it-signal
Do-it-signal adalah isyarat sederhana yang diberikan kepada anak biar ia mau melaksanakan sebuah langkah-langkah, atau seruan terhadap anak-anak supaya mereka dapat melakukan sesuatu.
M. Tantangan
Tantangan yaitu kombinasi do-it-signal. Tantangan ini memotivasi anak untuk membuat pemecahan masalahnya sendiri dengan peran-tugas yang diarahkan guru.
N. Pertanyaan
Pertanyaan yakni alat pengajar pokok yang mampu dipakai lembaga-forum pendidikan anak usia dini. Pertanyaan efektif ialah pertanyaan yang dihubungkan dengan tujuan yang mau dicapai anak, merangsang berpikir anak, dapat dimengerti anak, dan singkat. Pertanyaanyang memenuhi kriteria adalah yang paling memungkinkan untuk menerima perhatian dari anak dan membantu mereka belajar.
Agar guru mampu bertanya yang tepat dan mampu direspon dengan baik oleh belum dewasa ada beberapa teknik mengajukan pertanyaan seperti dikemukakan oleh Cliat, et. al (1992) dalam Konstelnik selaku berikut.
1. Ajukan cuma satu buah pertanyaan pada satu waktu. Rencanakan pertanyaan yang dibuat secara cermat.
2. Berikan waktu yang cukup bagi belum dewasa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
3. Ungkapkan beberapa pertanyaan Anda dalam bentuk do-it-signal.
4. Ajukan pertanyaan kepada seluruh anak, tidak cuma kepada anak secara perorangan.
5. Dengarkan secra cermat jawaban yang diberikan anak, hargailah mereka dengan memperlihatkan kebanggaan.
6. Jika tanggapan yabg diberikan bawah umur ternyata salah atau kurang tepat, tindak lanjuti dengan menyampaikan sesuatu yang mengasyikkan mereka.
7. Jika ada kesalah pahaman dari tanggapan yang diberikan bawah umur, hargailah balasan mereka, lalu berilah gosip yang lebih jelas dan tepat.
O. Kesenyapan
Kesenyapan ialah salah satu cara untuk mendukung anak-anak belajar. Kesenyapan ialah sebuah tanda kehangatan dan penghargaan yang ditunjukkan guru terhadap anak.
STRATEGI PEMBELAJARAN KHUSUS DI TAMAN KANAK–KANAK
Sebagaimana telah dikemukakan pada seni manajemen pembelajaran lazim , keterlibatan indera merupakan bab integral untuk setiap strategi pembelajaran yang kita gunakan, akan namun dalam implementasinya, seni manajemen pembelajran yang berlainan dalam fungsi dan bentuknya.
Mengacu pada prinsip perlunya penggabungan taktik pembelajaran lazim, Kostelnik (1999) mengemukakan tujuh jenis seni manajemen pembelajaran khusus yang mampu dijadikan dasar untuk mempersiapkan dan melakukan acara pembelajaran pada pendidikan anak usia dini biasanya dan anak TK terutama. Strategi pembelajaran ini berhubungan untuk dipakai pada belum dewasa yang berusia 3-8 tahun .
Jenis-jenis seni manajemen pembelajaran khusus tersebut yaitu : 1) kegiatan eksplatori (explatory activities), 2) penemuan terbimbing (guided discovery), 3) pemecahan problem (problem solving), 4) diskusi (discussion), 5) belajar kooperatif (cooperative learning), 6) demonstrasi (demonstration), 7) pengajaran eksklusif (direct instruction).
A. Kegiatan Eksplatori
Menurut Tylor (1993), aktivitas eksplatori memungkinkan anak untuk membuatkan pengusutan eksklusif melalui langkah-langkah impulsif, belajar membuat keputusan wacana apa yang dilakukan, bagaimana cara melakukannya, dan kapan melakukannya. Melalui aktivitas eksplatori anak-anak mendapatkan sesuatu yang bekerjasama dengan dirinya sendiri dan memilih acara yang tepat dengan minatnya. Dalam acara aktivitas anak mengambil prakara untuk melakukan kegiatan . meskipun bawah umur memegang peran utama dalam acara belajarnya, guru pun mempunyai peran yang sangat penting pula dalam mendorong perkembangan acara eksplatori anak. Guru mesti berupaya memfasilitasi anak dengan menawarkan bahan-materi dan peralatanbermain yang diperlukan sehingga anak-anak terdorong untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan eksplatori.
B. Penemuan Terbimbing
Tujuan dari penemuan terbimbing bagi belum dewasa ialah agar anak-anak dapat menciptakan relasi dan membangun desain melalui interaksi dengan benda dan insan. Penemuan terbimbing harus memusatkan perhatian pada prosees belajar anak bukan hasil yang akan dicapainya. Peranan anak adalah membangun wawasan bagi dirinya sendiri, menciptakan opsi dan keputusan, melaksanakan percobaan, mengalami, menimbulkan pertanyaan dan mendapatkan jawabannya. Peranan guru yakni untuk menawarkan alat dan informasi yang dibutuhkan, yang dapat mendukung kemajuan mencar ilmu anak lewat pengembangan kemampuan yang berkaitan.
C. Pemecahan Masalah
Melalui strategi pemecahan persoalan bawah umur mempersiapkan, meramalkan, mengamati hasil-hasil tindakanya dan merumuskan kesimpulan dari hasil-hasil tindakannya. Dalam sistem ini peranan guru yaitu selaku fasilitator (Harlan dan Hendrick,1997).
Penggunaan tata cara pemecahan dilema bagi anak mampu mengikuti urutan langkah-langkah pemecahan problem yang dipakai dalam ilmu-ilmu lam (Kostelnik, 1999) Yaitu :
1. Menyadari adanya duduk perkara (mengerti, memperhatikan, dan mengidentifikasi).
2. Merumuskan hipotesis atau dugaan-dugaan sementara (mempertimbangkan, mengumpulkan berita, menciptakan perkiraan yang di dasarkan pada pengalaman dan meramalkan).
3. Melakukan eksperimen (menguji ilham).
4. Menggambarkan kesimpulan.
5. Mengkomunikasikan hasil (mengemukakan apa yang terjadi, mencatat apa yang terjadi, dan membuat perencanaan untuk eksperimen berikutnya dengan suatu hipotesis baru).
Strategi pembelajaran pemecahan problem tidak hanya dipakai untuk persoalan-masalah yang berkaitan dengan ilmu-ilmu alam namun juga untuk masalah-masalah sosial.
D. Diskusi
Metode diskusi adalah salah satu fungsi taktik pembelajaran yang memberikan interaksi timbal balik atau berbalas-balas antara guru dengan anak; guru mengatakan kepada anak; anak berbicara terhadap guru, dan anak berbicara kepada anak lainnya.
Diskusi ialah penggabungan dari seni manajemen ajakan, refleksi, pertanyaan, dan pernyataan. Peran guru dalam strategi diskusi tidak membimbing percakapan bawah umur, akan tetapi mendorong mereka untuk mengemukakan gagasannya sendiri, dan mengomunikasikan serta berbagi gagasan tersebut secra lebih luas kepada orang lain adalah teman-sobat atau gurunya.
E. Belajar Kooperatif
Cohen (1994) mendefinisikan strategi belajar kooperatif selaku sebuah strategi pembelajaran yang melibatkan bawah umur untuk melakukan pekerjaan sama dalam golongan yang cukup kecil, dan setiap anak dapat berpartisipasi dalam peran-tugas bersama yang sudah ditentukan dengan terang, tetapi tidak terus menerus, dan supervisi diarahkan secara pribadi oleh guru.
Belajar kooperatif juga melibatkan peran berbagi tanggung jawab antara guru dan anak untuk meraih tujuan pendidikan, guru mendukung anak untuk belajar gotong royong sedangkan bawah umur melaksanakan tuga berperan sebagai teman sejawat dan mentor bagi anak lainnya.
Belajar kooperatif ditandai dengan impian-impian sebagai berikut :
1. Semua anggota kalangan bertanggung jawab untuk belajar dari dirinya sendiri dan dari orang lain.
2. Anak-anak menawarkan bantuan kepada anak lainnya dengan cara membantu, memperlihatkan dorongan, mengkritik, dan menghargai pekerjaan orang lain.
3. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk meraih hasil-hasil golongan. Kegiatan-aktivitas dirancang sehingga setiap orantg mengembangkan tanggung jawab untuk mencapai tujuan. Umpan balik diberikan terhadap setiap anggota dan terhadap kelompok secara keseluruhan.
4. Anak-anak mesti mempunyai kesempatan untuk mencerminkan proses dan hasil kerja kelompoknya.
Menurut Harmin (1994) jumlah anggota dalam setiap kelompok hendaknya tidak lebih dari tiga atau empat orang, alasannya jika lebih dari jumlah itu cenderung menciptakan partisipasi yang pasif. Kelompok dapat dibuat lewat penunjukkanguru atau atas dasar opsi anak-anak sendiri, bergantung pada keinginan bawah umur dan kedaaan.
Belajar kooperatif memiliki faedah sebagai berikut :
1. Meningkatkan perasaan dan harga diri yang faktual serta meningkatkan ketrampilan sosial anak.
2. Meningkatkan kemampuan anak dalam menjalankan tugas golongan.
3. Meningkatkan toleransi di antara anak.
4. Meningkatkan kemampuan berbicara, mengambil prakarsa, membuat pilihan, dan berbagi kebiasaan mencar ilmu sepanjang hayat.
Belajar kooperatif ialah penggabungan dari taktik berguru analisis peran, scaffolding, inovasi terbimbing, penghargaan yang efektif, menjelaskan, do-it-signal, tantangan dan pertanyaan.
F. Demonstrasi
Demonstrasi yaitu taktik pembelajaran yang dikerjakan dengan cara menawarkan bagaimana proses terjadinya atau cara bekerjanya sesuatu, dan bagaimana tugas-peran itu dijalankan.
Demonstrasi digunakan untuk menggambarkan pengajaran, dan pertolongan petunjuk kepada anak perihal apa yang mesti dilaksanakan di permulaan, dikala aktivitas intidan di selesai aktivitas demonstrasi. Yang perlu di perhatikan guru dikala mendemonstrasikan sesuatu, yaitu dia mesti melakukan pengamatan kepada kegiatan yang dijalankan anak-anak didiknya.
Demonstrasi cuma merupakan bagian kecil dari interaksi yang besar, oleh sebab itu dalam implementasinya tata cara ini harus dikombinasikan dengan sistem-sistem pembelajaran yang lain.
Strategi pembelajaran mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut.
1. Melalui demonstrasi, anak-anak akan memperoleh penjelasan yang lebih menawan, lebih menantang tentang caranya mengerjakan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu dibandingkan dengan cuma mendengar klarifikasi guru.
2. Metode demonstrasi mampu mengembangkan daya fikir anak dalam kesanggupan mengenal, mengingat, berfikir konvergen atau berfikir induktif, dan berfikir evaluatif (Moeslicahtun, tanpa tahun ).
G. Pengajaran Langsung
Pembelajaran eksklusif adalah strategi yang digunakan untuk menolong anak-anak mengenal perumpamaan-istilah strategi, gosip faktual, dan kebiasaan-kebiasan (Driscoll, et al 1996).
Dalam pengajaran pribadi peranan guru atau orang remaja adalah menggabungkan banyak sekali strategi pembelajaran yang paling sempurna sesuai dengan waktu yang ditawarkan dan mengarahkan anak-anak lewat langkah-langkah yang terang sehingga bawah umur dapat memperlihatkan tanggapanyang realtif cepat.
Dalam implementasinya, pengajaran pribadi dapat dikombinasikan dengan strategi pembelajaran lainnya. Misalnya, untuk mengajarkan cara berbicara lewat telepon. Stelah guru memperlihatkan penjelasan singkat kepada anak, aktivitas belajar mampu dilakukan melalui praktik pribadi yang dilakukan oleh anak-anak. Jadi, anak-anak diberi peluang untuk belajar berkomunikasi melalui telepon di area bermain drama. Untuk menguatkan motivasi bawah umur dalam belajar, guru hendaknya memberikan tanggapandan umpan balik atas ungkapan-ungkapan yang dikemukakan anak.
Keuntungan menggunakan pengajaran langsung adalah efisien dalam waktu, dan guru mampu mengetahui hasil berguru anak dengan secepatnya.
BAB II
MATEMATIKA ATAU BERHITUNG
A. Anak – anak yang sedang Bermain Matematika atau Berhitung Angka
Matematika seperti bahasa, mendewasakan semua pengalaman insan. Matematika ialah suatu system absurd untuk pengalaman dalam mengorganisasikan serta mengurutkan. Anak – anak mesti mempunyai kesempatan untuk mengalami hubungan – korelasi matematis melalui manipulasi obyek – obyek yang positif adalah mereka mesti bermain dengan benda – benda yang bisa dihitung serta diurutkan. Pembelajaran serta penguasaan rancangan matematikan tidak datang dari buku kerja atau tugas – tugaas dikertas, melainkan anak – anak mengalami pertumbuhan lewat penggunaan wawasan matematika dan berbagi kompetensi matematika lewat interaksi eksklusif dengan dunia yang berada disekitarnya.
Diawal – permulaan perkembangan konseptual, dasar – dasar matematika saling tumpang tindih dengan bagian – bagian lain wawasan, utamanya bahasa dan nalar. Demi kejelasan dan kesederhanaan, acara “ tahap demi tahap” mendefinisikan matematika anak usia dini:
1. Korespondensi satu – satu termasuk distribusi benda – benda yang bekerjasama dengan kekerabatan eksklusif satu sama yang lain
2. Pengurutan tergolong kesanggupan untuk menempatkan sesuai dengan urutannya
3. Menghitung tergolong kemapuan memperagakan sebuah pengertian tentang angka dan jumlah
4. Kalkulasi adalah matematis proses penambahan dan penghematan
5. Klasifikasi termasuk kesanggupan untuk mengurutkan benda – benda berdasarkan atributnya
6. Pengukuran ialah proses mendapatkan angka dari sebuah unit persyaratan dari sebuah obyek
7. Perbandingan termasuk kemampuan menentukan bahwa suatu benda lebih besar, lebih kecil atau sama dengan yang lain menurut pengukuran
8. Geometri ialah studi kekerabatan ruangan
9. Pola adalah sebuah tema yang menghubungkan topic – topic
B. Memadukan Matematika ke dalam Kegiatan Sehari – hari
Rutinitas kelas sehari – hari dapat menawarkan argumentasi – alasan untuk pengalaman matematis yang positif contonya:
1. Tiba disekolah , memberikan korelasi satu – satu
2. Absen harian , melatih menjumlah dan kalkulasi
3. Sarapan pagi ,mengalami kekerabatan satu – satu
4. Lingkaran waktu, menunjukkan peluang membaca beberapa cerita dan menyanyikan beberapa lagu
5. Waktu bermain diluar kelas, acara – kegiatan fisik yang merupakan cara yang baik untuk memberikan anak – anak pengalaman nyataa perihal matematika
6. Pergi ke kamar kecil, mengakibatkan waktu untuk obrolan matematis
Kegiatan sehari – hari memberikan pengalaman kasatmata dalam mengukur waktu. Jam digital yang menunjukkan waktu bisa dipergunakan untuk mendapatkan perhatian anak – anak terhadap periode waktu. Jam yang persyaratan yang memiliki menit dan memiliki jarum kedua juga mampu berfaedah. Alat penghitung waktu lain yang faktual mampu memperlihatkan pengalaman mempesona dalam menghitung waktu.
Kalender serta cuaca adalah topic yang populer dilingkaran waktu di kebanyakan kelas anak – anak usia dini. Kalender – kalender persyaratan, bagaimanpun juga tidak bermakna bagi anak – anak dan perputaran pengulangan nomor hari dari satu bulan dan tahun tidak mempunyai banyak potensi dalam menolong anak – anak menangkap desain waktu. Guru bisa membuat kalender mingguan yang sederhana dengan setiap halaman menawarkan tujuh hari.
Perjalanan kelapangan menunjukkan banyak potensi untuk pengalaman matematis. Dengan menandai kunjungan – kunjungan beberapa hari sebelumnya memperlihatkan anak – anak potensi mengukur waktu dengan menjumlah hari. Kunjungan ke toko adalah sumber yang kaya bagi pengalaman – pengalaman matematika.
C. Memadukan Matematika Dengan Pusat Kegiatan Lain
Semua pusat acara dikelas anak – anak usia dini memberikan kesempatan untuk mempelajari matematika.
1. Pusat Drama Peran :relasi satu – satu bisa dilakukan dalam bermain rumah – rumahan
2. Pusat Literatur : semestinya tersedia dalam jumlah yang lumayan banyak buku angka bergambar dengan angka – angka yang jelas dan sederhana dan gambar – gambar yang menaarik untuk dijumlah
3. Meja Pasir dan Air: mengisi dan mengosongkan variasi kotak – kotak member anak – anak pengalaman rancangan perkiraan dan perbandingan
4. Pusat Seni :Kegiatan – acara seni memperlihatkan kesempatan – peluang lain untuk menguatkan kembali kekerabatan satu – satu, kalkulasi, geometri.
5. Meja mainan : barang – barang manipulasi adalah bahan – materi kecil yang biasanya digunakan pada suatu meja. Benda – benda sehari – hari sangat sesuai untuk menghitung dan pengklasifikasikan. Peralatan tersebut lebih berguna dalam membantu anak – anak membuatkan rancangan – desain matematika dari pada materi – bahan yang mewakili angka dari sebuah konteks.
6. Pusat permainan balok: bekerja dengan peralatan tersebut untuk menciptakan bangunannya sendiri, anak – anak bisa mengalami korelasi matematika serta geometri pada tingkat intuitif yang menawarkan dasar dimana rancangan – rancangan absurd dari aljabar dan geometri dasar akan dibangun.
7. Pusat mengolah masakan :anak – anak mampu menjumlah materi – bahanketika memasukan ke dalam adonan
D. Menyiapkan Daerah matematika atau Berhitung
Bahan – materi dari kehidupan sehari – hari juga mempunyai peluangyang serupa dalam mengeluarkan rancangan – rancangan matematika kepada anak – anak seperti peralatan – perlengkapan yang dirancang khusus untuk mengajar matematika. Namun beberapa benda yang memberikan pengalaman yang sistematik dan faktual dalam mengkalkulasikan, mengurutkan, kalkulasi serta perbandingan mampu mempunyai dampak yang dalam akal sehat anak – anak kepada rancangan – konsep matematika. Benda – benda ini termasuk :
1. Kotak inci :untuk aktivitas menghitung dan mengukur
2. Lantai bernomor :permainan gerakan berangasan dimana aktifitas motorik memperkuatkan pengalaman mengkalkulasikan. Dan mampu untuk permainan yang termasuk mengurutkan dan pengenalan angka
3. Peralatan Mengukur: pengalaman faktual dalam mengkalkulasikan tidak selamanya membutuhkan peralatan mengukur, benda – benda yang dibuat guru atau diciptakan anak juga bisa digunakan.
4. Garis Nomor :sungguh menolong dikala anak – anak mulai memahami rancangan menjumlah dan mengurutkan dan beranjak untuk memperlihatkan penghitungan sederhana.
5. Kotak Parquetry: memberikan pengalaman dalam teladan geometri dan urutan
6. Kotak atribut :kota – kota plastic ini bisa sangat menolong anak – anak menemukan desain matematika
7. Koin :duit mainan dan duit orisinil dalam jumlah yang kecil memperlihatkan pengalaman dalam pengklasifikasian dan penghitungan
8. Jam Yang dipakai untuk Belajar: jam terbaik yang bisa dipakai untuk berguru menentukan waktu yakni yang memiliki permukaan yang besar dengan hitungaan detik menit dan jarum jam yang dihubungkan dengan gigi yang terang.
9. Teka – Teki : menolong anak berkonsentrasi kepada ukuran dan bentuk sekaligus terhadap relasi anatara bagian dengan keseluruhan. Konsep – rancangan ini sungguh dibutuhkan baik untuk matematika dan membaca
10. Gantungan baju dan papan Gantung: gantungan konsep – konsep matematika juga dikembangkan sejalan dengan anak – anak menghitung gantungan baju dengan angka – angka cardinal atau dengan angka ordinal. Anak – anak juga bisa mengembangakn teladan – teladan. Mengenal berbaagai teladan sangat penting dalam mempelajari matematika dan ilmu wawasan, dalam kesiapan membaca dan alam mengembangakn mulut kreatif yang artistic
11. Permainan lotto :memerlukan observasi, perbandingan, dan kesanggupan mencocokkan yang sungguh diperlukan dalam berbagi rancangan-konsep ilmu pengetahuan dan kesiapan membaca.
12. Logo atau Kotak Duplo :bermain dengan benda ini ikut berkontribusi terhadap pengembangan desain – konsep yang berafiliasi dengan matematika
13. Domino :permainan ini meminta anak untuk memperhatikan, membandingkan, identifikasi dan mencocokkan.semua keterampilan ini sangat penting dalam berguru ilmu pengetahuan dan kesiapan membaca.
14. Biji – biji berwarna : anak – anak memasukan biji dengan warna – warna maka mereka berguru angka cardinal dan ordinal sekaligus juga acuan dan diskriminasi warna
15. Bagian – bab magnetic Berwarna :aktifitas ininmenyediakan kesempatan untuk mengembangkan teiri angka dan desain geometri meningkatkan pemahaman si anak mengenal warna, mulut warna dan bekerjasama rancangan ilmiah perihal kemagtan
E. Peran Tim Pengajar
Peran utama dari tim pengajar ialah memastikan bahwa lingkungan kelas sudah sarat , dengan materi – bahan yang memberikan banyak sekali kesempatan untuk menyebarkan kemampuan aliran matematika. Pendekatan ini lazimnya berhasil dikala guru membantu anak – anak memperoleh solusi matematikan terhadap suatu problema yang sudah dipresentasikan oleh si anak. Guru membantu anak memperluas pengalamannya dengan menciptakan versi bahasa matematika kian banyak pengamatan yang dijalankan guru terhadap apa yang dikerjakan guru kepada apa yang dilakukan anak – anak maka semakin banyak yang mampu digunakan dari kegiatan opsi mereka untuk memperkenalkan atau menguatkan rancangan – rancangan mateamatika.
F. Kegiatan dan Tugas
1. Menghitung : menghitung cuma akan bermakna bila diterapkan pada sebuah benda konkret dan akan sungguh berarti saat dia memecahkan suatu masalah yang mempesona bagi seorang anak.
2. Mengurutkan : anak tangga mampu menjadikan peluang yang baik dalam membantu anak – aanak mengurutkan sesuatu
3. Kalkulasi penambahan dan pengurangan sederhana bisa diperkenalkan dalam aneka macam kegiatan berkala
4. Klasifikasi :mengurutkan ialah teknik pemecahan dilema yang paling bermakna dalam acara anak – anak
5. Pengukuran :aktivitas memasak juga menunjukkan suatu konteks alami terhadap pengenalan pengukuran
6. Perbandingan :menggambar grafik adalah salah satu cara mengkombinasikan perkiraan dan pengukuran guna membuat perbandingan matematika yang aktual
7. Waktu : anak – anak mampu membangun sebuah alat pengukur waktu yang sederhana
8. Geometri :sebuah acara yang bagus untuk menemukan hukum – hukum bentuk geomtris ialah suatu papan paku yang dibuat guru
BAB III
MUSIK
Anak-anak yang sedang bermain : musik didalam kelas
Musik sudah menjadi sesuatu yang digunakan untuk menenangkan, membuat santai dan menghibur serta mencerahkan belum dewasa. Anak-anak yaitu pembuat musik yag alami. Dua musisi dari Eropa Timur, Carl Orff dan Zoitan Koldaly , memberi pedoman yang penuh pendapatmusik pada kemajuan anak. Koldaly memakai teori Orff untuk membangun suatu metode untuk mengajar belum dewasa yang lebih besar mengenai simbol-simbol musik dan alhasil notasi musik dan membaca penglihatan. Pemikiran dua musisi ini sudah menghipnotis cara musik dipakai selaku pendidikan dimasa dini kanak-kanak di dunia.
Pengaruh pada kawasan perkembagan
A. Perkembagan Emosional
Musik yaitu sumber yang sungguh kaya untuk mengembangkan perkembagan anak. Para orang bau tanah menggunakan lagu-lagu tidur untuk menciptakan anak-anak mereka merasa tenteram, dan bawah umur umumnya diberikan lagu sebelum tidur akan bernyanyi terhadap boneka mereka. Setiap budaya memiliki lagu sederhana dan cinta dimana belum dewasa mampu belajar dan yang bisa membantu mereka memberikan perasaannya. Karena musik yaitu kendaraan emosi yang sungguh kuat untuk orag remaja, menyimak musik bareng belum dewasa dan membahas ihwal perasaan yang timbul bisa menjadi cara memperkenalkan komunikasi mengenai kehidupan emosinya.
B. Perkembangan sosial
Musik adalah alat yang sungguh kuat untuk mengembangkan kemajuan sosial. Anak-anak yang enggan berbicara didalam sebuah acara golongan biasanya akan bergabung dalam suatu tarian atau nyanyian. Banyak lagu anak-anak yang menyertai gerak tubuh.
C. Perkembagan bahasa
Musik juga mampu meningkatkan perkembagan bahasa. Semua bahasa mulut memiliki ritme dan melodi. Musik mampu berbagi kerepotan bahasa anak. Melodi juga berfungsi selaku pembantu ingatan , oleh alasannya adalah itu seorang anak mungkin akan mengingat sebuah frase dari suatu lagu yang sedikit lebih rumit daripada pidato umumnya dan kemudian menggunakannya dalam berbicara. Anak-anak mungkin ingin membuatlagunya sendiri, memakai melodi yang sudah dimengerti atau yang dikarang untuk menceritakan dongeng atau mengekspresikan perasaanya sendiri.
D. Perkembanga intelektual
Musik juga bisa dipakai untuk mengembangkan kemajuan desain pada belum dewasa. Ide-ide yang serupa dan yang berbeda juga bisa diperkenalka lewat pergantian dalam volume bunyi atau nada suara. Khususnya yang menggunakan seluruh tubuh lagu-lagu ini memberikan makna kinestetik kepada latihan tersebut.
E. Perkembangan motorik
Kemampuan motorik ditingkatkan lewat penggunaan musik. Anak-anak juga bisa di dorong kepada keahlian membantu sendiri melalui musik. Potensi musik bagi kemajuan kurun sekarang akan lengkap tanpa pembaicaraan ilmiah tentang musik. Walaupun anak kecil tidak akan menangkap konsep konkret yang ada, mereka mampu menerima pengertian intutif dari peragaan banyak sekali nada dari banyak sekali sumber bunyi yang berlainan.
Menyatukan musik kedalam kegiatan kelas
Musik bisa membantu menciptakan kegiatan rutin sehari-hari lebih menyenangkan, lagu bisa dipelajari ataupun dibuat sendiri untuk membuat belum dewasa seharian. Lagu yaitu cara yang sungguh manis dalam menenangkan bawah umur dimasa istirahatnya. Ketika belum dewasa pulang sekolah umumnya ada lagu untuk menutup hari ini.
Sewaktu mendesain kawasan seni dan ilmu pengetahuan di kelas, mampu dipertimbangkan kemungkinan untuk acara-acara musik. Apabila alat yang dipakai yaitu alat yang dibeli, mungkin akan lebih baik menyimpannya didalam lemari tertutup dan buatlah tersedia cuma dikala yang dibutuhkan.
Setiap budaya mempunyai alat musik tradisonal yang gampang dibuat, tidak mahal dan mampu digunakan dengan gampang oleh anak. Untuk menolong anak menghargai setiap bunyi yang berlainan dan segala kemungkinan untuk masing-masing instrumen, maka seharusnya perkenalkanlah masing-masing instrumen satu per satu.
Peran tim pengajar
Guru juga mesti menyanyi. Menyanyi yaitu kegiatan yang menyenangkan untuk membuat pekerjaan menjadi lebih singkat, mengekspresikan perasaanya dan menceritakn kisah. Guru juga bisa mengikuti pengalaman belum dewasa dalam musik. Gunakan tape atau rekaman musik rakyat untuk mendorong bawah umur menciptakan tarian-tarian. Sekali ide menciptakan instrumen musik telah diketahui . Aak-anak mungkin mampu menemukan kemungkinan menciptakan dengan benda-benda yang dirancang untuk keperluan lain seperti pot-pot dan panci-panci didalam kawasan mengolah masakan.
Kegiatan Dan Tugas
Membuat dan menggunakan kocokan
Membuat musik kocokan yakni aktivitas yang menggembirakan dan menyenagkan bagi anak-anak baik dalam golongan kecil maupun kalangan besar. Tujuan megajar untuk aktivitas ini banyak. Anak-anak mampu :
1. Membuat kocokan untuk setiap anak untuk digunaka dalam aktivitas musikal
2. Melatih keahlian motorik dengan cara memasukan benda-benda kecil kedalam lubang yang kecil (kacang-kacangan kedalam kaleng soda).
3. Meningkatkan ingatan jangka pendek denga melatih pengulangan dari sebuah urutan ritmik
4. Melatih kocokan suara dengan cara mencari suara yang mirip
5. Mengalami musik dari budaya-budaya yang lain
Membuat kocokan
Siapkanlah satu kaleng untuk setiap anak. Letakkan bahan isian kedalam piring ditengah-tengah biar setiap anak mempunyai terusan. Peragakanlah terhadap anak-anak bagaimana memasukkan satu benda kedalam kaleng, dan lalu kocoklah untuk memperagakan suaranya. Mintalah anak melakuka yang sama. Apabila kaleng telah cukup sarat untuk menciptakan suara yang membuat puas, bantulah anak untuk menutup bab atasnya. Anak-anak yang lebih kecil mungkin akan membutuhkan tunjangan anda dalam menutupnya.
Menggunakan kocokam
1. Mintalah setiap anak bergatian memainkan sebuah ritme, dimana kemudian golongan yang mengikuti. Untuk memulainya asda mungkin mampu menggunakan ritme dari nama setiap anak.
2. Terapkanlah berbagai macam ritme untuk diikuti belum dewasa
3. Nyanyikanlah sebuah lagu menggunaka pengocok selaku penunjuk waktu
4. Buatlah suatu parade denga menggunaka pengocok untuk membuat ketukan barisan
5. Apabila anda telah menciptakan kocokan dalam pasangan, campur adukkan kocokan tersebut dan minta bawah umur untuk mencocokan kembali pasangannya.
6. Putarlah sebuah musik pada sebuah tape dan gunakanlah pengocok untuk memilih waktu.
Ilmu pengetahuan alam dan musik dengan memakai botol air
Kegiatan ilmu pengetahuan dan musik mampu digabungkan . Sediakanlah materi-materi ini:
- Botol gelas yang berat (semestinya satu setiap anak)
- Air
- Kotak air
- Sendok atau garfu besi
Menyiapkan botol
Sebuah meja air sangat cocok untuk kegiatan ini. Sapkan botol dalam meja air yang kosong semoga tidak perlu mengkhawatirkan mengenai air yang tumpah. Apabila anda melaksanakan acara ini di luar, maka bentanglah serat kabar dilantai dan siapkan sebuah kain perca atau busa untuk mengelap air yang tumpah.
Menggunakan botol
Anak-anak yang lebih kecil mampu menepuk botol mereka dengan pola ritmik yang sudah anda peragakan atau mereka mampu membuat polanya sendiri atau bahkan bertepuk mengikuti sebuah lagu. Dengan perlindungan anda, belum dewasa yang lebih besar juga mampu mengatur botol-botol kedalam urutan yang mampu mewakilkan sebuah timbangan. Mereka mungkin membutuhkan pertolongan anda dalam menciptakan diskriminasi yang diperlukan, dengan menginformasikan anda botol-botol yang mana lebih dan yang mana lebih rendah dan apakah perlu disertakan air untuk mendapatkan not tersebut.
Sebuah kunjungan menyaksikan organ yang yang dibuat dari pipa
Beberapa kota mempunyai gereja bau tanah dengan organ pipa yang menawan. Organ yang yang dibuat dari pipa yakni sebuah perlengkapan yang sungguh mempesona bagi kebanyakan orang, tapi khususnya bagi bawah umur. Dalam kegiatan seperti itu, belum dewasa dapat mengalami pengalami melihat, mengdengar dan memainkan sebuah instrumen musik yang menawan. Sangat penting untuk melakukan antisipasi kunjungan. Setidaknya seminggu sebelumnya, mintalah belum dewasa menerima izin tertulis dari orang tuasetiap anak dan mintalah sukarelawan keluarga untuk mengawalanda selama kunjungan.
Kunjungan
Ketika anda datang, mintalah kepada pemain organ untuk menunjukkan kepada belum dewasa keyboard dan pedal kaki. Mintalah agar dia memperagakan perbedaan “suara” dari aneka macam variasi organ. Minta terhadap si pemain organ apakah anda mampu mengunjugi epilog organ. Disinilah kawasan pipa ditempatkan. Banyak orang renta yang bergotong-royong suatu mahakarya.
Setelah kunjungan
Ketika anda kembali kekelas, mintalah belum dewasa membagi pendapat serta perasaanya. Tulislah semua ini diatas kertas sebagai “dongeng pengalaman” untuk mampu dibaca kembali dan untuk mengingatkan kelas tentang kunjungan tersebut.
Ringkasan
Musik ialah salah satu sumber terkaya untuk mengajar anak-anak kecil. Adalah bab yag sangat alami dari permainan mereka dan menawarkan banyak interaks kasatmata dengan orang akil balig cukup akal. Musik tidak memerlukan biaya serta teknologi yang mahal, instrumen yang paling berguna bagi pendidikan abad dini bawah umur yakni suara orang cukup umur. Terdapat korelasi intim antara musik, emosi dan bahasa. Musik seharusnya menjadi bagian yang integral dikeseharian kelas belum dewasa.
PENUTUP
Kesimpulan : Terdapat banyak seni manajemen pembelajaran yang dapat diterapkan di Taman Kanak-kanak. Maka dari itu guru TK dituntuk untuk mampu menggunakan startegi pembelajaran tersebut sehingga pembelajaran menjadi lebih mempesona. Salah satu pembelajaran yang berpusat pada anak ialah dengan menggunakan konsep matematika/berhitung dan musik. Pengalaman-pengalaman dini dalam menggunakan rancangan matematika/berhitung menciptakan dasar untuk fatwa matematika yang lebih tinggi dan musik ialah salah satu sumber terkaya untuk mengajar anak-anak alasannya di dalam musik menawarkan banyak interaksi positif dengan orang dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
Masitoh, dkk. 2007.Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka
Menciptakan Kelas Yang Berpusat Pada Anak. CRI: Children’s Resources International, Inc.