close

Jenis-Jenis Keputusan Dalam Organisasi

A.   DEFINISI KEPUTUSAN
1.      Keputusan yaitu sebuah reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan – kemungkinan dari alternatif tersebut bareng konsekuensinya.Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa langkah-langkah atau opini. Itu semua bermula dikala kita perlu untuk melaksanakan sesuatu namun tidak tahu apa yang mesti dijalankan. Untuk itu keputusan dapat dinikmati rasional atau irrasional dan dapat menurut asumsi kuat atau asumsi lemah. keputusan ialah suatu ketetapan yang diambil oleh organ yang berwenang berdasarkan kewenangan yang ada padanya.
2.     Menuru Para Ahli :
a.       Menurut James A.F. Stoner, keputusan yakni pemilihan di antara banyak sekali alternatif. Definisi ini mengandung tiga pemahaman, yaitu:
(1).  ada opsi atas dasar nalar atau pertimbangan.
      (2).  ada beberapa alternatif yang harus diseleksi salah satu yang terbaik, dan
(3). ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu kian mendekatkan pada tujuan  tersebut.
b.      Menurut Prajudi Atmosudirjo bahwa keputusan yakni suatu pengakhiran ketimbang proses fatwa perihal sebuah masalah dengan menjatuhkan opsi pada sebuah alternatif.
B.   JENIS – JENIS KEPUTUSAN
Didalam Sistem Informasi Manajemen Keputusan di bagi menjadi 3 :
1.      Keputusan terprogram/keputusan teratur
keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan terencana terjadi dan dijalankan khususnya pd manjemen tingkat bawah. Co:/ keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dll.
2.     Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur 
 keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan berkala dan sebagian tdk teratur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan memerlukan perhitungan2 serta analisis yg terang. Co:/ Keputusan membeli metode komputer yg lebih mutakhir, keputusan alokasi dana promosi.
3.     Keputusan tidak terprogram/ tidak teratur
keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terencana tdk gampang untuk didapatkan dan tdk gampang tersedia dan umumnya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yg sungguh penting didalam pengambilan keputusan tdk terorganisir. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain yaitu teladan keputusan tdk terorganisir yg jarang terjadi.
C.   DEFINISI PEMBUATAN KEPUTUSAN
Salah satu aktivitas manajemen yang penting yaitu mengetahui sistem sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan yang tepat yang mau mampu memperbaiki hasil tata cara keseluruhan dalam batasan tertentu. Dengan demikian pengambilan keputusan ialah sebuah proses pemilihan dari banyak sekali alternatif baik kualitatif maupun kuantitatif untuk menerima suatu alternatif terbaik guna menjawab persoalan atau menuntaskan pertentangan (pertentangan).
Proses penurunan suatu keputusan mengandung empat bagian :
1. Model : Model memberikan gambaran sebuah rnasalah secara kuantitatif atau kualitatif.
2. Kriteria: Kriteria yang dirumuskan memperlihatkan tujuan dari keputusan yang diambil. Jika terdapat beberapa persyaratan yang saling bertentangan, maka pengambilan keputusan mesti lewat kompromi (misalnya menambah jasa langganan dan mengurangi persediaan, maka keputusan mana yang diambil perlu kompromi).
3. Pembatas: Faktor-aspek perhiasan yang perlu diamati dalam memecahkan problem pengambilan keputusan. Misalnya dana yang kurang tersedia.
4. Optimalisasi: Apabila duduk perkara keputusan telah diuraikan dengan sejelas jelasnya, maka manajer memilih apa yang dibutuhkan (kriteria) dan apa yang diperbolehkan (pembatas). Pada keadaan ini pengambil keputusan siap untuk memilih pemecahan yang terbaik atau yang optimal.
D.    PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Keputusan itu sendiri merupakan bagian kegiatan yang sungguh penting. Jiwa kepemimpinan seseorang itu mampu dimengerti dari kemampuan menanggulangi dilema dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat ialah keputusan yang berbobot dan mampu diterima bawahan. Ini biasanya ialah keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada hubungan sesama.
Kemudian terdapat definisi menurut para mahir, antara lain :
Ø  Definisi Pengambilan Keputusan
·      1.    Menurut George R. Terry :
pengambilan keputusan yaitu pemilihan alternatif sikap (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
·      2.  Menurut Sondang P. Siagian :
pengambilan keputusan yaitu sebuah pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil langkah-langkah yang berdasarkan perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
·      3..  Menurut James A. F. Stoner :
pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan persoalan.
Dari definisi pengambilan keputusan diatas maka mampu ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Pengambilan keputusan itu sendiri sebuah cara yang digunakan untuk memberikan suatu pertimbangan yang mampu menuntaskan sebuah persoalan dengan cara / teknik tertentu supaya dapat lebih diterima oleh semua pihak. Masalahnya telebih dahulu harus dimengerti dan dirumuskan dengan terperinci, sedangkan pemecahannya harus didasarkan penyeleksian alternatif terbaik dari alternatif yang ada.  
Ø  Model Pengambilan Keputusan
Ø Model yang bermanfaat dan populer yang diajukan oleh Herbert A. Simon akan dipakai selaku dasar untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan. Model ini berisikan tiga tahap pokok, ialah:[1]
1. Penyelidikan(Intelligence): Mempelajari lingkungan atas keadaan yang membutuhkan keputusan. Data mentah diperoleh, dimasak, dan diuji untuk dijadikan petunjuk yang dapat mengidentifikasi dilema.
2. Perancangan (Design): Mendaftar, membuatkan, dan menganalisis arah langkah-langkah yang mungkin. Hal ini mencakup proses-proses untuk memahami persoalan, menghasilkan pemecahan, dan menguji kelayakan pemecahan tersebut.
3. Pemilihan (Choice): Memilih arah langkah-langkah tertentu dari semua yang ada. Pilihan ditentukan dan dijalankan.
Kaprikornus, proses keputusan dapat dianggap sebagai sebuah arus dari penyelidikan sampai perancangan dan kemudian pada pemilihan. Tetapi pada setiap tahap kesannya mungkin dikembalikan ke tahap sebelumnya untuk dimulai lagi. Makara tahapan tersebut ialah komponen-komponen suatu proses yang berkesinambungan.
Ø  Beberapa model pengambilan keputusan lebih banyak menekankan pada umpan balik hasil keputusan. Sebagai teladan, Rubenstein dan Harberstroh merekomendasikan langkah-langkah berikut ini:
1. Pengenalan dilema atau keperluan untuk pengambilan keputusan.
2. Analisis dan laporan alternatif-alternatif.
3. Pemilihan diantara alternatif yang ada.
4. Langkah lanjutan dan umpan balik hasil keputusan.
Kedua versi tersebut tidak saling berlawanan. Model Simon pada dasarnya mengatakan bahwa pelaksanaan ialah keputusan dan bahwa keputusan lain diharapkan untuk langkah selanjutnya.
Ø Terdapat berbagai jenis keputusan dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan keputusan yang mesti diambil oleh level manajemen di perusahaan jenis keputusan terdiri atas:
1. Keputusan Strategis, adalah keputusan yang dibentuk oleh manajemen puncak dalam sebuh perusahaan.
2. Keputusan taktis, yakni keputusan yang dibuat oleh manajemen menengah
3. Keputusan operasional, yakni keputusan yang dibentuk oleh tingkat administrasi yang paling bawah, misalnya operator mesin di lantai produksi.
Ø  Berdasarkan tersedianya pemecahan persoalan, jenis keputusan yang biasanya muncul yaitu:
4. Keputusan Terprogram. Keputusan ini berhubungan dengan kebiasaan, hukum, dan mekanisme. Dalam hal ini kondisi yang dihadapi seluruhnya mampu dimengerti dengan niscaya.
5. Keputusan tidak terprogram. Keputusan tidak terprogram ini adalah keputusan yang tidak memiliki suatu hukum yang baku, tergantung pada jenis masalahnya. Biasanya, masalah yang membutuhkan keputusan tidak terprogram ini terjadinya tidak dapat diprediksi.
6. Keputusan tidak terstruktur.disebut tidak terstruktur sebab tidak dimengerti pemecahannya sebab ketidakjelasan masalahnya. (Nur Cahaya)