Lokasi: Jalan Waduk Sermo, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 55653
Map: Klik Disini
HTM: Rp.5.000
Buka Tutup: 07.00 – 17.00 WIB
Telepon: 0813 9294 7249
Bukan tanpa argumentasi bila Jogja senantiasa mampu bersanding dgn Bali sebagai primadona pariwisata di Indonesia. Selain ianugrahi alam dgn panorama yg indah serta akhlak istiadat & budaya lokal yg terjaga kelestariannya, Jogja pula senantiasa berbenah.
Berkunjung ke Yogyakarta menjadi tak menjemukan, alasannya tempat-tempat rekreasi yg ada selalu menghidangkan sesuatu yg baru dlm bentuk penambahan fasilitas & sarana untuk lebih memanjakan pelancong.
Selain itu, provinsi yg menjadi sentral dr Budaya Jawa ini pula terus memperbesar destinasi wisata yg ada, baik dgn membangun destinasi yg benar-benar gres, maupun dgn melaksanakan alih fungsi area, dr semula untuk aktifitas lain dirubah menjadi daerah wisata.
Tidak hanya itu, seluruh potensi yg ada pula diberdayakan semaksimal mungkin untuk bersama-sama ikut mendukung industri pariwisata, mulai dr instansi yg ada di pemerintahan sampai dgn penduduk .
Contoh nyata dr upaya pemberdayaan penduduk bisa dilihat dr keberhasilan pemerintah DIY dlm melakukan pembinaan terhadap masyarakat yg bertempat tinggal di daerah sekitar hutan melalui LMDH (Lembaga penduduk Desa Hutan).
Sehingga kawasan hutan Kalibening yg awalnya gersang alasannya kasus pembalakan liar mampu kembali dihijaukan dgn rangkaian program reboisasi yg dijalankan oleh penduduk setempat dgn pertolongan dr pemerintah.
Tidak hanya berhenti sampai disitu, tempat hutan yg kembali hijau selanjutnya diberdayakan untuk objek wisata.
Dengan memasarkan keindahan alam yg berada di daerah hutan lindung yg notabene berada di atas bukit dgn latar belakang landskap Bukit Menoreh & Waduk Sermo yg terhampar di kejauhan, serta suasana ala pedesaan di Desa Wisata Kalibiru.
Untuk menambah daya tarik bagi turis, penduduk desa pula membangun sejumlah kemudahan dgn &a swadaya & tak bergantung pada pemerintah.
Kesadaran tersebut muncul sesudah pemerintah menawarkan sosialisasi serta pemahaman.
Setelah Kalibiru menjadi salah satu destinasi rekreasi yg hits di Jogja, penduduk sekarang dapat menikmati hasilnya lewat bertambahnya sumber penghasilan & meningkatnya taraf ekonomi dr sektor pariwisata.
Tidak heran jikalau kenaikan demi peningkatan terus dilaksanakan di daerah Desa Wisata Kalibiru untuk dapat lebih memberikan ketentraman bagi turis yg semua dikerjakan oleh penduduk .
Sehingga Kalibirupun sekarang tak cuma diketahui oleh wisatawan setempat & domestik namun pula dikunjungi turis dr luar negeri.
Keindahan Kalibiru yg mempesona kian dikenal luas, alasannya adalah banyak situs-situs Pariwisata yg menawarkan review dlm bentuk artikel beserta foto wacana Kalibiru.
Serta banyaknya mereka yg berkunjung mengupload foto & video panorama Kalibiru di sejumlah media umum mirip Instagram, Youtube, Facebook, serta yg lain.
Daftar Isi
Mengenal Sekilas—
Kalibiru adalah daerah hutan lindung yg berdiri di atas perbukitan dgn tanah bergelombang & berada pada ketinggian 450 meter dr atas permukaan bahari dgn titik koordinat 7,8°LU & 110,12°BT.
Hutan lindung ini dikelola oleh penduduk & sebagian areanya dimanfaatkan untuk daerah rekreasi dgn tujuan untuk melestarikan daerah hutan sekaligus mengembangkan taraf hidup masyarakat setempat.
Dalam sejarah tercatat bahwa sebelum tahun 1930 Kalibiru merupakan daerah perkampungan yg sudah dihuni oleh penduduk dengan-cara turun temurun selama ratusan tahun.
Bahkan, Pangeran Diponegoro dlm perlawanannya melawan VOC pernah menjadikan Kalibiru sebagai tempat persembunyian. Penduduk yg tinggal di sini lebih banyak didominasi bermatapencaharian selaku petani dgn luas lahan yg terbatas.
Sekitar tahun 1930 – 1945, Pemerintah Hindia Belanda mengambil alih Kalibiru untuk dijadikan kawasan hutan penghasil kayu.
Sehingga penduduk tidak boleh beraktifitas di lahan yg semula mereka miliki, bahkan mereka diusir dengan-cara paksa oleh penjajah Belanda tanpa diberikan kompensasi.
Karena dlm posisi yg lemah & tak mampu melawan, pendudukpun tak bisa beruat apa-apa kecuali mencari tempat tinggal yg gres.
Pada tahun 1945 – 1949, Pemerintah Indonesia mengambilalih penguasaan daerah hutan Kalibiru & menetapkannya selaku “Hutan Negara” dgn luas 1.047 hektar yg sebagian besar berbentuklahan berbukit yg membentang di sepanjang Perbukitan Menoreh.
Sekitar tahun 1949 – 1964, kawasan hutan terpelihara dgn baik & berfungsi sebagaimana yg dibutuhkan, sehingga mempunyai tangkapan air yg sangat baik & menciptakan daerah sekitar tak pernah mengalami kekeringan, banjir maupun tanah longsor.
Hal tersebut membuat penduduk yg tinggal di tempat sekitar hutan merasa tenteram alasannya kebutuhan hidup mereka mampu terpenuhi dr lahan-lahan pertanian.
Keadaan berbeda terjadi antara tahun 1964 – 2000. Kondisi politik yg kacau balau akibat pemberontakan PKI, berefek pada sosial ekonomi masyarakat, & menciptakan sebagian masyarakat memilih jalan pintas untuk menyanggupi kebutuhan hidup sehari-hari mereka dgn cara mencuri kayu dihutan.
Kondisi tersebut diperparah dgn banyaknya penjaga hutan yg justru tak berupaya untuk mengamankan hutan, tapi justru ikut terlibat dlm pembalakan liar.
Puncak dr rusaknya hutan di Kalibiru terjadi pada periode 1997 – 2000 atau pada ketika terjadinya krisis global, dimana kendali terhadap sumberdaya hutan yg dilakukan pemerintah sangat lemah.
Sehingga pembalakan liar kian membabibuta dgn dilakukannya penebangan liar dengan-cara besar-besaran yg membuat tempat hutan menjadi hamparan tanah kosong yg cuma ditumbuhi pohon perdu & umbi-umbian.
Akibat kerusakan hutan tersebut, selain membawa dampak ekologis yg parah berbentukkekeringan pada isu terkini kemarau & banjir serta tanah longsor pada ekspresi dominan penghujan, perekonomian penduduk pula jatuh pada titik terendah alasannya lahan pertanian mereka kadang-kadang gagal panen.
Untuk mengatasi duduk perkara tersebut, sekitar tahun 1999 – 2008 pemerintah menggalang kerjasama dgn LSM Yayasan Dinar untuk memberdayakan masyarakat melalui LMDH dgn titik tekan pada Pengelolaan Lembaga, Pengelolaan Kawasan & Pengelolaan Usaha.
Langkah awal tersebut disusul dgn terbitnya Surat Ijin Sementara HKm (Hutan Kemasyarakatan) pada tahun 2003 sebelum hasilnya menjadi Ijin Tetap (Definitif) HKm pada tahun 2007.
Untuk mendorong keberhasilan HKm, pemerintah menunjukkan tunjangan dlm banyak sekali bentuk seperti bibit flora buah-buahan & perkebunan sebagai flora sela, bibit empon-empon sebagai tanaman bawah tegakan, derma modal untuk mendirikan koperasi, perlindungan sosial dlm bentuk indukan sapi, & banyak sekali bentuk pemberian lainnya guna meningkatkan sektor perekonomian penduduk .
Sedang untuk membantu penduduk dlm menyukseskan acara pemerintah melalui HKm, dibentuk forum yg mempunyai peran selaku pendamping dgn nama Komunitas Peduli Lingkungan Alam Lestari (Komunitas Lingkar).
Melalui Komunitas Lingkar itulah program pelestarian hutan terus dikembangkan, hingga balasannya disepakati bersama untuk mengakibatkan tempat hutan lindung di Kalibiru sebagai wanawisata & Desa Kalibiru sendiri dijadikan Desa Wisata.
Rute Menuju Lokasi—
Sebagaimana tertera pada gambar peta serta google map, dengan-cara administratif tempat Wisata Alam Kalibiru berada di JL. Waduk Sermo, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah spesial Yogyakarta, 55653.
Jarak antara lokasi wisata ini dgn pusat kota Jogja sekitar 45 km yg dapat ditempuh dgn kendaraan bermotor dgn usang perjalanan sekitar 1 – 1,5 jam.
Adapun rute untuk menuju ke lokasi dapat ditempuh lewat beberapa jalur, iantaranya:
Rute Sermo – Kalibiru
Rute ini merupakan jalur favorit & paling banyak dilalui para turis, alasannya adalah disepanjang perjalanan mampu menikmati keindahan Bendungan Sermo yg pula menjadi salah satu objek pariwisata di Jogja.
Jalur Sermo akan mampu lebih cepat ditempuh bila melewati Sentolo yakni dgn melintasi Jembatan Bantar hingga datang di Stasiun Sentolo. Disitu akan Anda jumpai papan isyarat jalan yg menuju ke arah Pengasih.
Ikuti jalan tersebut hingga melewati Pengasih, alun-alun Wates, RSUD Wates & Beji, gres kemudian ke Sermo sebelum karenanya sampai di Kalibiru.
Rute Clereng – Kalibiru
Dibandingkan dgn rute yg melalui Bendungan Sermo, rute ini relatif lebih singkat & lebih gampang ditempuh, sebab medan yg harus dilewati memang tak beberat rute Sermo.
Jika mengambil rute Clereng, bawa kendaraan Anda menuju ke Pasar Clereng & sekitar 300 meter dr pasar akan Anda jumpai jembatan yg letaknya persis berada di suatu tikungan.
Lewati jembatan tersebut & sekitar 20 meter kemudian akan Anda jumpai papan petunjuk arah menuju Kalibening.
Lewat Malioboro
Anda pula mampu menuju ke Kalibiru dgn melalui Malioboro. Caranya yaitu dgn mengambil jalur yg menuju ke arah Purworejo.
Ikuti terus jalan tersebut hingga tiba di Terminal Wates. Setelah melewati terminal, akan Anda jumpai papan petunjuk jalan yg menuju ke Sermo & Kalibiru.
Menikmati Keindahan—
Bagi Anda yg tinggal di wilayah perkotaan, suasana berlainan akan pribadi menyambut kehadiran Anda begitu memasuki Kalibiru yg kental dgn nuansa pedesaan lewat rindangnya pepohonan serta udara yg sejuk & segar pula panorama hutan & bebukitan.
Namun itu cuma santapan awal saja yg disuguhkan Desa Wisata ini, karena keindahan yg sungguh-sungguh memanjakan mata akan Anda peroleh ketika berada di puncak bukit.
Untuk itu Anda mesti berlangsung melalui jalan mendaki yg cukup menguras tenaga hingga datang di depan pintu masuk. Sebelum berbelanja tiket & melanjutkan perjalanan, pulihkan dulu tenaga dgn mampir di warung-warung yg berjajar tak jauh dr tempat penjualan tiket masuk.
Cukup dgn berbelanja minuman seharga Rp.3.000-an, Anda bisa ngobrol dgn penjualnya sekaligus memulihkan stamina.
Setelah tenaga dirasa sudah pulih kembali, teruskan langkah hingga sampai ke puncak & nikmati daya tarik keindahan alam yg disajikan Kalibiru lewat landskap berlatar belakang hamparan air berwarna kebiru-biruan di Bendungan Sermo serta Perbukitan Menoreh yg didominasi warna hijau pepohonan.
Untuk dapat memperoleh sudut pandang yg paling ideal, Gardu Pandang yg terdapat di beberapa sudut lokasi menjadi tempat yg paling pas, meski untuk menuju ke Gardu Pandang tersebut mesti berjalan lewat jalan setapak yg mendaki, alasannya semua berada di lokasi yg lebih tinggi & di dekat lereng bukit.
Keindahan panorama Kalibiru tersebut akan meraih puncaknya pada pagi & sore hari, alasannya adalah sunrise & sunset yg tersaji di sini, memancarkan keindahan yg susah untuk dilukiskan dgn kata-kata.
Selain menikmati keindahan alam, aktifitas yg menjadi favorit hadirin ketika berada di sini adalah berfoto ria dgn mempergunakan lima spot utama yg disediakan pihak pengelola.
Kelima spot tersebut berbayar & memiliki harga yg berlawanan-beda. Tiga spot yakni spot 1, spot panggung & spot bulat bertarif Rp.15.000, sedang spot 2 & spot love bertarif Rp.10.000.
Meski berbayar, hadirin yg ingin berfoto di spot-spot tersebut harus rela antri alasannya tak cuma 1 – 2 orang yg ingin memanfaatkannya, terutama spot 1 & spot panggung.
Bahkan, pada dikala animo liburan, untuk dapat berfoto di spot 1 & spot panggung, lama antrean bisa satu jam lebih. Untungnya di sekeliling spot foto tersebut disediakan bangku-dingklik yg bisa digunakan untuk menanti sambil menikmati pemandangan & segarnya udara sakitar.
Aktifitas lain yg tak kalah seru di Kalibiru yakni memacu adrenalin lewat beberapa permainan outbond, mirip wooden bridge, spider web, climbing, sling & flying fox dgn ketinggian sekitar 6 – 7 meter dr atas permukaan tanah.
Untuk mampu menikmati permainan outbond tersebut Anda cukup mengeluarkan uang seharga Rp.35.000. Harga tersebut sudah tergolong peminjaman alat pengaman berbentukhelm & full body harness.
Harga Tiket Masuk—
Objek rekreasi alam yg baru seumur jagung ini memasang harga tiket masuk untuk setiap pengunjung sebesar Rp.5.000 perorang ditambah ongkos parkir sebesar Rp.2.000 untuk kendaraan roda dua & Rp.5.000 untuk kendaraan roda empat.
Dengan harga tiket yg cukup murah tersebut, hadirin tak cuma mampu menikmati keindahan alam sambil berfoto ria, tetapi pula mampu mempergunakan beberapa fasilitas yg ditawarkan pengelola.
Fasilitas—
Beberapa kemudahan yg ada di tempat rekreasi ini iantaranya adalah kamar mandi & toilet, mushollah, outbond area, camping ground & area parkir yg luas.
Untuk mengisi perut & menetralisir dahaga, tersedia warung-warung yg menjual banyak sekali jenis kuliner & minuman di depan pintu masuk serta di dlm daerah lokasi wisata. Harga makanan yg mereka jual pula tak terlalu mahal, hanya sekitar Rp.10.000 perporsi.
Begitu pula untuk pengunjung yg ingin menghabiskan malam di daerah rekreasi agar bisa menikmati sunrise pada pagi hari, tersedia camping ground untuk mendirikan tenda, serta cottage & pendopo yg disewakan.
Harga sewa cottage permalam sebesar Rp.120.000 – Rp.125.000, sedang harga sewa pendopo sebesar Rp.150.000.
Jika Anda bermaksud bermalam pada animo piknik, usahakan untuk pemesanan terlebih dahulu, mengingat banyaknya hadirin yg pula ingin menikmati malam di Kalibiru.
Sebab, bila tak booking tempat terlebih dahulu, ada kemungkinan Anda tak kebagian tempat bermalam.