Sebuah Hotel di Anyer Banten 1883 |
Napak Tilas Jalan Raya Pos Anyer Panarukan 1809.
Jalan Raya Pos dimulai dari Anyer melalui serang dan Tanggerang menuju Batavia. Pada jalur ini terdapat 14 stasion pos di mana kuda pos diganti. Dari 14 stasion pos ini yang 8 berada di Keresidenan Banten.
Di Serang dan Tanggerang diresmikan penginapan-penginapan dimana orang mampu makan dan menginap. Penumpang-penumpang kapal dari Eropa mampu menyewa kuda pos dan kendaraan dan kendaraan lain untuk melanjutkan perjalanan melalui darat ke Batavia yang mampu dicapainya dalam waktu satu hari, ketimbang lewat perjalanan bahari yang memerlukan waktu selama 8 hari.
Demikian pula surat-surat dari Eropa mesti diserahkan di Anyer dan selanjutnya oleh tangan kanan Residen dikirimkan ke Batavia. Kira-kira 12 pal dari Serang berada stasion pos “Onderandir” (kini desa Kopo) ditepi Sungai Ciujung yang lebar, yang alasannya adalah arusnya yang deras harus diseberangi dengan bahtera tambangan yang sederhana yang berupa rakit-rakit biasa.
Delapan pal sesudah Onderandir kita sampai ke Cikandi, stasion pos terakhir di tempat Banten dimana Sungai Ciujung harus disebrangi lagi dengan perahu tambangan agar mampu memasuki Karesidenan Batavia.
Di Keresidenan ini jalan-raya dari Cikandi berkelok-kelok ke Tanggerang dan melurus menyusuri Mookervaart menuju Batavia. Selanjutnya Jalan Raya Pos melaui Gambir, Jatinegara dan tanah-tanah di Tanjung-Timur, Cimanggis Cibinong menuju Bogor. Pada jalur ini terdapat 5 rumah pos di mana kuda-kuda dapat diganti.
Dari Bogor Jalan Raya Pos menanjak ketenggara menuju puncak gunung Megamendung lewat Puncak memiliki kecenderungan ke Cianjur, menuru ke lereng Gunung Gede disebelah timur.
Dibeberapa kawasan jalan itu, begitu terjal sehingga kendaraan yang ditarik oleh empat ekor kuda pun masih mesti dibantu dengan empat sampai delapan ekor sapi agar dapat meraih puncak gunung dalam waktu 4 jam.
Dengan kemauan dan ketahananya yang besar lengan berkuasa Daendels membuat jalan ini melebihi celah gunung yang tingginya kurang lebih 1.500 meter. Sumber : Sejarah Pos dan Telekominikasi Indonesia 1980