Ja’far bin Abi Thalib, Wajah dan Akhlaknya Menyerupai Nabi (Bagian 2)

Lanjutan dr Ja’far bin Abi Thalib, Wajah & Akhlaknya Menyerupai Nabi

Ja’far & istrinya bergabung dgn kafilah dakwah sejak permulaan perjalanannya.

Pada ketika jumlah kaum muslimin kian bertambah di Makkah, orang-orang kafir Quraisy merasa bahwa kondisi itu kian membahayakan bagi mereka, sehingga mereka mulai menyiksa kaum muslimin & memenjarakan mereka dgn tujuan menimpakan fitnah terhadap agama mereka.

Oleh alasannya itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam meminta mereka untuk berhijrah ke Habasyah, alasannya adalah di sana terdapat seorang raja dr jago kitab yg tak ada seorang pun terzhalimi di bawah kekuasaannya.

Rombongan pertama dr kaum muhajirin terdiri dr sebelas orang pria & empat orang perempuan.

Namun tak lama lalu mereka kembali ke Makkah sesudah mendengar kabar bahwa siksaan orang-orang musyrik pada kaum muslimin sudah menyusut, sehingga mereka dapat hidup dgn hening.

Akan namun, begitu sampai di pintu Makkah, mereka secepatnya menyadari kebohongan semua itu; bahkan begitu kembali mereka secepatnya memperoleh siksaan yg lebih berat dr kaum kaum kafir Quraisy.

Kemudian kembalilah rombongan muhajirin menuju Habasyah, & yg terdepan yaitu Ja’far bin Abi Thalib yg menjadi pemimpin mereka, & sekaligus menjadi juru bicara mereka & pula atas nama Islam.

Mereka pun tinggal dgn damai di bawah pemerintahan Raja Najasyi. Untuk pertama kalinya mereka merasakan keamanan.

Mereka dapat mencicipi nikmatnya ibadah tanpa merasa was was terhadap ancaman apapun. Tatkala Ja’far masuk menemui Najasyi, ia memberi salam kepadanya. Lalu para pengikut Najasyi berkata,

“Mengapa kau-sekalian tak bersujud pada raja?”

Ja’far berkata, “Sesungguhnya kami hanya bersujud pada Allah.”

  Bukti Cinta Umar Kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam

Orang-orang pun lantas bertanya, “Mengapa demikian?”

Ja’far menjawab,

“Sesungguhnya Allah telah menyuruh seorang Rasul di tengah-tengah kami, & dia menyuruh kami untuk tak bersujud kecuali pada Allah, & ia pula memerintahkan kami untuk menegakkan shalat & menunaikan zakat.”

Allahu Akbar! Allah Maha Besar!

Sebuah kata-kata yg jujur, sikap yg teguh, & pembelaan terhadap keyakinan! Ja’far sama sekali tak ragu, & tak pula merasa sangsi dlm menjelaskan pengertian agama yg hak.

Demikianlah kebesaran itu tampakpada seorang muslim yg ikhlas, & pada diri seorang mukmin yg betul-betul beriman.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]

Berlanjut ke Ja’far bin Abi Thalib, Wajah & Akhlaknya Menyerupai Nabi (Bagian 3)