Ja’far bin Abi Thalib, Wajah dan Akhlaknya Menyerupai Nabi

Seperti yg kita pahami, pembicaraan wacana hebat bait (keluarga) Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memiliki kedudukan tersendiri di dlm diri kaum muslimin.

Ahlul bait tersebut yaitu orang-orang terdekat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam kekerabatan darah, & keutamaan yg dimiliki oleh ahlul bait amatlah banyak.

Ahlul bait ialah istilah yg diakui oleh Ahlussunnnah wal Jamaah. Namun, bagi sebagian kelompok, istilah ahlul bait sangat identik dgn kelompok Syiah. Sungguh, ini adalah pemahaman yg salah & perlu diluruskan.

Di hadapan kita ada sebuah acuan istimewa, seorang shahabat besar, yg memadukan di dlm dirinya antara ketulusan dogma dgn kekuatan tekad, & antara hijrah di jalan Allah dgn pengorbanan untuk-Nya.

Bagaimana tidak, pada dikala terjadinya perang Mu’tah, yaitu tatkala perang kian memanas & peperangan kian dahsyat, tak ada yg dapat dilakukan Ja’far kecuali menyembelih kudanya & kemudian maju menggempur lawan tanpa ragu sedikit pun, seraya mengulang-ulang suatu bait syair itu, sampai lalu Allah memuliakannya dgn mati syahid di jalan-Nya.

Pada saat itu, Ja’far menyampaikan,

Duhai alangkah indahnya surga & betapa akrab ia

Surga yg indah & minumannya yg hambar

Romawi yaitu Romawi & telah bersahabat siksa mereka

Jika gue berjumpa mereka niscaya gue akan menghantam mereka

Dialah Ja’far bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu, kuniyahnya ialah Abu Abdullah, seorang khathib ternama, sosok yg gemar memberi & suka memberi makan.

Dialah juru bicara kaum muhajirin, simbol dr kaum mujahidin, yg melakukan dua kali hijrah, & ikut shalat menghadap dua kiblat.

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam merasa besar hati atas kedatangan Ja’far ke Madinah Al-Munawwarah, & merasa sedih atas kematiannya. ia yakni orang yg paling mirip wajah & akhlaknya dgn Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Ja’far bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu pula yg menjadi pemimpin delegasi muslim di Habasyah. Cukuplah bagi Ja’far bahwa ia berasal dr pohon yg diberkahi Allah dahan-dahan & cabang-cabangnya.

  Surat yang Berisi 100 Kapal untuk Putra Ali bin Abi Thalib

Di dlm Shahih Al-Bukhari, mirip yg diriwayatkan dr Al-Bara’ Radhiyallahu Anhu diterangkan, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata pada Ja’far bin Abi Thalib,

أَشْبَهْتَ خَلْقِيْ وَخُلُقِيْ

“Engkau mirip denganku dlm wajah & akhlakku.” (HR. Al-Bukhari).

Ja’far lebih bau tanah dr kedua saudaranya: Ali & Uqail Radhiyallahu Anhum. Ia tumbuh di bawah asuhan pamannya Abbas Radhiyallahu Anhu dalam kondisi berkecukupan & perlindungan yg cukup.

Hingga, kemudian Allah menutus Nabi-Nya dgn agama yg benar, & Ja’far pun masuk Islam  bersama istrinya Asma’ binti Umais di tangan Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]

Berlanjut ke Ja’far bin Abi Thalib, Wajah & Akhlaknya Menyerupai Nabi (Bagian 2)