Salah satu sifat menonjol dlm eksklusif wanita ideal yakni pemberani. Berani dlm hal kebaikan, berani berkata jujur, berani mengingkari kemaksiatan, berani dlm menghadapi detik-detik yg menakutkan, berani dlm bertindak, & bertanggung jawab dlm situasi yg menegangkan.
Hidup tak selamanya indah & mengasyikkan alasannya adalah bencana niscaya akan datang silih berganti.
Istri yg penakut yaitu penyebab lahirnya orang-orang penakut dlm dunia ini. Jika kita meneliti kepingan dlm raga anak kecil, tentu kita dapatkan bahwa keberanian & takut bukan dr warisan orang bau tanah sama sekali, namun keduanya tumbuh menurut pendidikan.
Tidak ada yg dapat membentuk pribadi-pribadi pemberani atau membunuh abjad tersebut kecuali para ibu. Jika terjadi sesuatu atau anak mengalami kecelakaan, lalu mengucur darah segar, maka wanita ideal sadar bahwa yg dibutuhkan bukan cuma menyembuhkannya, tetapi ia sadar bahwa anak-anaknya melihatnya & mengambil secuil dr karakternya.
Oleh alasannya adalah itu, ia tak histeris tatkala melihat darah, ia mesti tampak besar lengan berkuasa meski itu cuma sebatas luarnya saja, kemudian mengobatinya dgn berani & sarat percaya diri.
Anak-anak kecil tak akan histeris tatkala melihat luka & darah, kecuali alasannya mereka menyaksikan ibu mereka atau orang yg merawat mereka histeris, takut, cemas & menjerit.
Anaklah nanti yg menjadi korban pendidikan yg bisu, karena semenjak kecil ia sudah meminum pendidikan takut semenjak dini. Ibu yg tak mengetahui akan menakut-nakuti anaknya dgn bunyi jangkrik, kucing, anjing, & kematian. Secara tak sadar, ibu itu telah membunuh aksara yg terdapat dlm si anak, yakni keberanian.
Seorang ibu senang tatkala kebaikan-kebaikan si anak dinisbatkan pada keberhasilannya dlm mendidik, bahagia mendengar pujian orang tentang pendidikan anaknya, & senang kesuksesan anaknya dinisbatkan kepadanya.
Sebagaimana tertera dlm satu adagium, “Suatu kaedah yg nyaris pasti yakni bahwa orang-orang besar mewarisi unsur-unsur kebesaran dr ibu mereka.”
Maka, yg mesti dijalankan oleh seorang ibu yaitu tegar & tabah bila kegagalan anak pula dinisbatkan pada cara mendidiknya, kecerobohannya, & kemalasannya.
Di antara hal tak masuk akal ialah jika ada orang yg mengatakan, “Pujilah gue bila anak-anakku sukses & berhasil & jangan salahkan gue jikalau mereka gagal & tak berprestasi,” sebab perkataan seperti itu hanya cocok diucapkan oleh orang yg kurang waras.
Tulisan ini dikutip dr buku karangan Dr. Abdullah bin Muhammad Al-Dawud. [Abu Syafiq/Wargamasyarakat]