A. Pendahuluan
Hidup ialah pertalian roh dan badan serta korelasi interaksi antara keduanya. Atau hidup adalah sebuah sifat yang dengan sifat itu sesuatu menjadi berpengetahuan dan memiliki kekuatan. Kaprikornus, hidup itu merupakan sumber kenikmatan; karena dengan adanya hidup maka tidak seorang pun dapat menikmtai arti kehidupan dunia serta merasakan pembalasan baik jelek di akhirta nanti.
Kematian insan yaitu proses yang terus berlangsung. Kematian manusia, risikonya, yakni problema insan kala lalu, era kini, dan kala mendatang. Problema seperti ini kita sebut persoalan filosofis-eksistensial yang tak kenal batasan spasio-temporal. Namun demikian, bingkai historis tetap diharapkan untuk memberi insight perihal alasannya adalah-musabab dan dampak luasnya terhadap keadaan kemanusiaan.
- Manusia dan Kehidupan
1. Pengertian Kehidupan
Bahwa kehidupan adalah duit. Sehingga setiap detik hidup ini yang dicari yakni duit. Artinya jika dia tidak memiliki uang, seolah-olah kehidupannya telah hilang. Sebagian lagi menjawab, bahwa kehidupan yaitu kedudukan. Sehingga setiap detik yang dicari ialah kedudukan. Sebagian lagi memandang bahwa kehidupan yakni kesempatan untuk bersenang-senang. Maka bagi kalangan ini kesenangan duniawi ialah tujuan utama yang dicari-cari.[1]
Saudaraku –agar Allah merahmatimu– kehidupan ini ialah sebuah peluang yang sangat berguna untuk kita. Jangan sampai kita sia-siakan kehidupan di dunia ini untuk sesuatu yang tidak jelas dan akan sirna. Kenikmatan dunia ini pun bila mau kita fikirkan dengan baik, maka tidaklah lama. Sebentar saja, bukankah demikian? Allah ta’ala berfirman :
كَأَنَّهُمۡ يَوۡمَ يَرَوۡنَهَا لَمۡ يَلۡبَثُوٓاْ إِلَّا عَشِيَّةً أَوۡ ضُحَىٰهَا ٤٦
Artinya :
Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seperti tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari (QS. An-Nazi’at: 46)
Tafsir :
“Berusahalah untuk duniamu, seakan-akan kau akan hidup selamanya. Dan, berusahalah untuk akhiratmu seakan-akan kau akan mati esok.”
a. Hidup insan menempuh lima alam:
1) Hidup di alam roh (arwah)
2) Hidup di alam rahim ( kandungan ibu)
3) Hidup di alam dunia faktual
4) Hidup di alam barzakh (kubur)
5) Hidup di alam Akhirat, yang kekal infinit
b. Hikmah Allah menghidupkan dan mematikan manusia
1) Untuk menguji dan menyaring hamba-Nya:
2) Siapa yang paling baik amalannya
3) Siapa yang benar dalam ikrar dan janjinya
4) Siapa yang benar-benar sabar atas ujian dan petaka yang ditimpakan-Nya
5) Siapa yang benar-benar bersyukur atas lezat kurniaan-Nya
6) Siapa yang benar-benar redha dengan takdir dan ketentuan-Nya : sewaktu hidup di dunia untuk dikurniakan balasan di Akhirat kelak.[2]
ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَيَوٰةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗاۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡغَفُورُ ٢
Artinya:
. Yang menyebabkan mati dan hidup, biar Dia menguji kau, siapa di antara kau yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun(QS. Al-Mulk : 2)
c. Peranan Manusia di Dunia
1) Sebagai khalifah (wakil) Allah di paras bumi. Manusia menjadi wakil Allah dalam mentadbir bumi dengan menjalankan semua perkara biar bersesuaian dengan peraturan dan undang-undang (syariat) yang telah Allah turunkan. Firman Allah: Maksudnya: ” Sesungguhnya Aku hendak jadikan seorang khalifah di muka bumi”
2) Sebagai hamba Allah yang sentiasa mengabdikan diri (beribadah) kepadaAllah. Yakin, patuh dan taat kepada segala suruhan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Firman Allah SWT: Maksudnya: “Tidak Aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu”
2. Pengertian Kematian
Kematian adalah berpisahnya ruh dari tubuh. Badan akan rusak secara keseluruhan sementara ruh akan meneruskan kehidupannya yang abadi setelah mengalami perpisahan dengan badan. Allah berfirman dalam ayat-Nya: “Pada hari ketika tiap- tiap diri mendapati segala kebaikan dihadapkan (di mukanya), begitu juga (kejahatan yang telah dikerjakannya; dia ingin kalau kiranya antara dia dengan hari itu ada kurun yang jauh; dan Allah memperingatkan kau terhadap diri (siksa)-Nya. Dan Allah sangat Penyayang terhadap hamba- hamba- Nya”.
Bila manusia senantiasa sadar bahwa dunia ini hanya ladang untuk menanam amal kebaikan, dan alam baka yakni daerah untuk hidup infinit, sama sekali beliau tidak akan berbuat curang dan penipuan. Imam Ali a.s. dalam hal ini berkata: “orang yang mengerti simpulan kehidupannya, beliau tidak akan berbuat curang dan penipuan dan Kematian ialah suatu keharusan
Setiap insan yang menginjakkan kakinya di tampang bumi, pasti akan mencicipi akhir hayat. Karena kematian ialah sebuah kepastian, di mana tidak seorang pun bisa menghindarinya.
Pada hakikatnya, insan di dunia ini tidak hidup secara abadi. Pada waktu tertentu ia harus meninggalkan dunia. Manusia tidak bisa menolak kedatangan kematian atas dirinya. Di mana saja beliau berada kematian pasti akan menjemputnya. Manusia tidak mungkin lari dari kematian yang mendatanginya.
Allah Berfirman:
ٱللَّهُ يَتَوَفَّى ٱلۡأَنفُسَ حِينَ مَوۡتِهَا وَٱلَّتِي لَمۡ تَمُتۡ فِي مَنَامِهَاۖ فَيُمۡسِكُ ٱلَّتِي قَضَىٰ عَلَيۡهَا ٱلۡمَوۡتَ وَيُرۡسِلُ ٱلۡأُخۡرَىٰٓ إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمًّىۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ ٤٢
Artinya:
Allah memegang jiwa (orang) dikala matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang sudah Dia menetapkan kematiannya dan Dia lepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang diputuskan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (QS. Az Zumar : 42)
Tafsir :
“Tiap- tiap yang berjiwa akan mencicipi mati. Dan sesungguhnya pada hari akhir zaman sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam nirwana, maka sangat dia sudah mujur. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”.
C. Simpulan
Hidup yakni pertalian roh dan tubuh serta hubungan interaksi antara keduanya. Arti kehidupan bagi seorang Muslim ialah sebagai peluang untuk beribadah terhadap Allah swt. selaku bekal untuk menghadapi hari lalu (darul baka).
Mati adalah terputusnya relasi roh dengan lahir batin, perpisahan antara keduanya. Bagi seorang muslim, mati bukanlah selesai semuanya. Mati lebih ialah laksana untuk menuju kehidupan selanjutnya yang infinit dan abadi (alam baka).
Kehidupan sehabis maut ialah pembalasan kepada insan sesuai dengan amal perbuatannya sewaktu hidup di dunia. Sehingga bagi orang yang ingat akan mati, dia akan merencanakan dirinya dengan banyak bersedekah saleh, berlaku zuhud dalam hidupnya dan bertakwa kepada Allah. Sebaliknya, orang yang tidak ingat bahwa dirinya akan mati, maka ia akan menjadi orang yang celaka. Biasanya dia berbuat absolut, arogan, angkara murka dan lain-lain, sifat yang tidak terpuji
Daftar Pustaka
Tri Prasetya, Joko ,2013. Ilmu Budaya Dasar. (Jakarta: Cipta)
https://sitihindun94.wordpress.com/2012/12/03/insan-hidup-dan-kematian/comment-page-1/
Widoyo siswon.Supartono, 2009, Ilmu Budaya Dasar, (Bogor. Ghalia Indonesia)
https://idadwiw.wordpress.com/2011/05/31/manusia-dan-kehidupan-manusia-dan-akhir hayat/