BELANDA PERANG TUMBANG TITI
Pada tahun 1914 kerajaan matan telah terlibat menandai tangani momok rakyat yang populer di kalimantan barat korte veklaring (pelekat pendek). Isinya memaksa rakyat harus mengeluarkan uang blasting terhadap Belanda. Pada waktu itu rakyat sungguh merasa keberatan, sebab sifatnya sungguh memaksa tanpa pikir kesulitan rakyat. Rasa keadilan dari rakyatdan rasa kemanusian dari kompeni belanda, bareng sekali tidak ada. Selalu bertindak keras tidak memiliki kasihan.
Hal ini telah membawa rakyat kje alam bingung. Pengemuka-pengemuka rakyat lebih depresi perasaan, sebab langkah-langkah kerajaan yang begitu lalai, tanpa berunding apalagi dahulu sudah menanda tanganinya. Siang malam sudah menjadi buah verbal berunding. Mereka bersatu mengatursiasat untuk berontak terhadap penjajah yang tak tahu aib, tak terbayarkan. Kita mesti berdiri membela rakyat yang terindas. Dibentukalah pasukan-pasukan tempur, pasukan penghadang dan pasukan bertahan.
Pasukan penyerang dipimpin oleh Uti Usman alias Uti unggal pembantunya, uti makhmud, daeng uti tentamak dll. Pusat pertahanan ditetapkan di kampung kedang hilir tumbang titi. Di daerah ini akan dibuat benteng bambu bercampur tanah. Segala macam senjata disiapkan. Barupa senapan lantak, tombak, utar-utar (persial), memandau parang dan lain sebagainya.
Sedang mereka menyelenggarakan persiapan tersebut, belanda sudah menciumnya. Tak mampu disangkal, bahwa kaki tangan belanda juga tak kurang mengintai dan mempelajari situasi.
Pasukan belanda yang terkenal dengan sebutan kompenie, pimpinan kapten Frendrik Alexander Brans, segera dikerahkan menyerang. Untunglah pasukan tumbang titi selalu waspada. Selalu menyelenggarakan pengintaian dan penyelidikan serta penjaga dari segala penjuru yang ada kemungkinan masuknya pasukan musuh. Pasukan tumbang titi sangat berhati-hati sekali, mengahadapi musuhnya. Tiba-datang gosip menjangkau indera pendengaran mereka.
Pasukan sedang tiba hendak menyerang. Pimpinan pasukan tumbang titi dengan tegas menyuruh biar secepatnya menempatkan pasukan penghadang. Segala penjuru yang dikirakan lawan akan masuk, kesanalah pasukan penghadang diberangkatkan. Beberapa lokasi penghadangan ditunjuk khusus, seperti di matai bedug, sesuatu daerah padang lalang melulu, pasukan lain ditempatkan ke pebihinga, kecamatan tumbang titi juga. Yang lain tetap di daerah mengontrol siasat (pos komando) ditumbang titi. Pimpinan telah menyerahkan segala kebijaksanaan penghadangan kepada komandan tentemak.
Pada tanggal 22 mei 1914, sedang sang surya memancarkan sinar keemasan di ufuk timu yang cemerlang menawan sudah mengajak ria akan pasukan pimpinan tentamak mengangkat mata memandang musuhnya. Belanda yang sedang masuk kawasan kantongnya dinatai bedug. Kapten brans berlangsung didepan memimpin pasukan dengan gagahnya. Lagak langkah-langkahnya mengharapkan kemenangan yang gemilang. Tanpa disadarinya laras lantak senapan, tentemak telah menjurus ke dahinya siap memuntahkan pelurunya.
Dengan teriakan bergairahtentamak berseru sekuat tenaga terimalah belasting tiga suku. Sekaligus pelurunya telah menembusi dahi kapten brans. Kapten brans gugur seketika itu juga, tanpa perlawanan sedikitpun. Pasukan kompenie belanda kocar kacir, tak menentu lari berlindung. Spontan timbul perasaan tak puas tentemak dengan ajal kapten berans jika kepala kapten berans tidak dibawanya pulang selaku adat menang perang. Tanpa pikir panjang melombatlah tentemak ke badan yang sedang terpakar tak berdaya dengan mandau terhunus siap memenggal leher kapten brans. Sedang tentemak menaruh mandaunaya ke leher kapten Brans melayangkan sebatang peluru pistol lawan menyelinap ke dadanya dan telah merenggut nyawanya bersusunlah kedua badan pemimpin musuhan itu dan sudah gugur ditelan ajal.
Pasukan Tumbang Titi mendengar ledakan yang bersahutan itu yang telah mengajakmereka serentak membakarpadang lalang dari segala jurusan. Nyala api pembakaran padang lalang berkobar – berkobar telah membungkus rapat pasukan Belanda, sehingga kompeni Belanda jadi kelabakan lari mau menyelamatkan dirinya masing – masing.
Setelah peperangan redah, sang pemimpin Tentemak dicari anak buahnya, tetapi tak diketemukan janazahnya. Entah kemana hilangnya, sampai sekarang tak dijumpai seorangpun.
Sedangkan makam Kapten Brans kedapatan rapih berhias rantan kelilingnya dengan goresan pena nama lengkap di sudut jalan kota Ketapang bersebrangan jalan dengan lapangan RAHADI USMAN.