Assalaamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Pada kali ini kita akan membicarakan isi kandungan Al-Alquran Surat Luqman Ayat 13-14. Kita sering mendengar lantunan ayat tersebut dibacakan. Dalam ceramah singkat atau kultum di masjid materi perihal ayat ini seringkali menjadi sumber pembahasan yang mempesona. Sering pula ayat ini dijadikan bahan khutbah jumat di masjid. Dengan begitu seringnya orang membaca dan membicarakan ayat ini berarti begitu penting sekali tentunya. Isi dari ayat tersebut mendesak untuk segera kita pahami dan pahami. Sebelum kita membahas lebih jauh lagi sebaiknya kita menyimak dulu ayatnya secara lengkap.
Mengenai arti dari Surat Luqman ayat 13 yakni ” Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata terhadap anaknya, saat ia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sebetulnya mempersekutukan (Allah) yaitu sungguh-sungguh kezaliman yang besar.” Kemudian untuk arti dari ayat 14 adalah “Dan Kami perintahkan terhadap manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah terhadap-Ku dan terhadap kedua orang tuamu. Hanya terhadap Aku kembalimu.”
Untuk lebih memperdalam pengetahuan dan pengertian kita terhadap kedua ayat di atas maka perlu kita mengenali isi kandungannya. Berikut ini isi kandungan dari Al-Alquran Surat Luqman Ayat 13-14 yang ditulis lengkap:
1. Anak merupakan bagian dari lezat dan karunia yang Allah subhanahu wa ta’ala berikan kepada orang tua. Setiap orang bau tanah hendaknya mendidik atau memberi pelajaran kepada anak-anaknya. Salah satu bentuk mendidik itu adalah dengan memberi hikmah terhadap anak-anaknya. Tentu saja mendidik perihal hal-hal yang bagus. Tugas mendidik ini sangatlah penting.
2. Bentuk nasihat atau pelajaran yang penting sekali untuk disampaikan orang tua kepada anak-anaknya yaitu perintah untuk tidak mempersekutukan Allah atau diketahui dengan dosa syirik. Bahkan dosa tersebut mesti dijauhi sejauh-jauhnya. Larangan berbuat syirik ini sungguh tegas sekali. Seorang anak hendaknya dididik untuk haya menyembah Allah subhanahu wa ta’ala saja.
3. Mempersekutukan Allah subhanahu wa ta’ala merupakan kezaliman yang besar. Mempersekutukan Allah atau dosa syirik ini ialah dosa yang paling besar. Tidak ada dosa yang lebih besar dibanding syirik. Orang yang berbuat syirik maka beliau telah melakukan kedurhakaan besar kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
4. Allah subhanahu wa ta’ala menyuruh insan untuk melakukan berbakti dan berbuat baik terhadap kedua orang tuanya. Baik itu berbakti terhadap ayah atau ibunya. Sering pula taat dan berbakti terhadap orang bau tanah ini disebut birul walidain.
5. Seorang ibu dalam mengandung seorang anak perlu usaha yang besar. Ia mesti rela dalam kondisi lemah dan berpayah-payah. Hal itu dirasakannya seiring dengan bertambahnya usia kehamilannya. Seorang ibu pun berjuang dengan sekuat tenaga dalam proses kelahiran anak tersebut. Selanjutnya ibu tersebut menyusuinya. Tidak lupa ibu pun juga merawat anaknya yang masih kecil itu.
6. Seorang anak hendaknya disusui secara tepat hingga dalam abad dua tahun. Menyusui seorang anak oleh ibu menjadi pekerjaan yang amat mulia. Bahkan ASI atau air susu ibu ini tidak mampu tergantikan oleh yang yang lain. Para jago kesehatan telah menandakan bahwasannya kandungan yang terdapat dalam ASI amat hebat dan begitu penting sekali diperlukan oleh seorang anak. Setelah sampai pada abad dua tahun barulah seorang ibu menyapihnya. Pengertian dua tahun di sini diambil dari penanggalan hijriyah. Jadi memilih dua tahun itu bukan dari penanggalan masehi. Artinya kita tidak melihat dari bulan Januari hingga Desember dalam hal ini. Penanggalan atau kalender hijriyah ini dimulai dari bulan Muharam dan diakhiri di bulan Zulhijah.
7. Anak hendaknya berterima kasih kepada kedua orang tuanya yang sudah banyak berjasa besar kepadanya. Kedua orang tuanya merupakan pihak yang mempunyai jasa besar pada kehidupan seorang anak.
8. Manusia wajib untuk bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan aneka macam nikmat. Jika manusia akan menjumlah lezat yang diberikan Allah subhanahu wa ta’ala maka tidak akan mungkin mampu melakukannya.
9. Pada balasannya, semua insan akan kembali terhadap Allah subhanahu wa ta’ala. Tidak ada satu pun manusia yang luput dari hal ini. Di alam baka sana insan akan mempertanggungjawabkan segala perbuatan dan amalnya ketika hidup di dunia.
Demikian pembahasan ini, supaya berguna terhadap sahabat-sobat pembaca seluruhnya. Wallahu a’lam. Wassalaamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.