Assalaamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Surat Ali-Imran ayat 159 penting sekali untuk dipelajari. Pertama memang perlu kita bisa membacanya apalagi dulu. Membacanya pun hendaknya benar sesuai kaidah tajwidnya. Mana bacaan yang panjang dan pendek harus dimengerti. Hukum-hukum bacaan yang lainnya pun juga perlu untuk dimengerti dengan baik. Dengan begitu nantinya kita mampu membaca Al-Alquran dengan baik dan sesuai kaidah. Untuk Surat Ali-Imran ayat 159 lafazhnya yakni
Arti dari ayat tersebut adalah : “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati bernafsu, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam problem itu. Kemudian, bila engkau sudah membulatkan tekad, maka bertawakallah terhadap Allah. Sungguh, Allah mengasihi orang yang bertawakal.
Selain bisa membaca ayat tersebut dengan baik pasti kita juga perlu memahami isi kandungannya. Mengenai isi kandungan dari Surat Ali-Imran ayat 159 yakni:
1. Sikap lemah lembut dimiliki oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
2. Sifat lemah lembut dapat dimiliki sebab adanya rahmat dari Allah subhanahu wa ta’ala. Hanya dengan rahmat Allah sifat lemah lembut dapat dimiliki. Maka siapa saja yang berminat untuk menerima sifat lemah lembut seperti ini hendaknya memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Di samping itu, seseorang juga perlu berusaha untuk memperolehnya sifat tersebut.
3. Sikap keras dan berhati bernafsu merupakan kebalikan dari lemah lembut. Sikap keras serta berhati agresif ini mampu menciptakan banyak orang menjauh dari seseorang. Maka sudah sepantasnya jikalau sikap tersebut tidak dimiliki.
4. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam juga mempunyai budbahasa yang mulia yaitu perilaku gampang memaafkan kesalahan orang lain. Siapa saja yang ingin meneladani adat Nabi maka perlu untuk senantiasa mudah memaafkan. Meskipun kadang-kadang memberi maaf itu lebih sukar daripada sekedar meminta maaf.
5. Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam juga berkenan memohonkan ampunan atas kesalahan orang lain.
6. Musyawarah merupakan bab dari budbahasa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam menyelesaikan suatu permasalahan maka musyawarah menjadi cara yang baik. Dengan musyawarah maka segala duduk perkara yang begitu pelik pun mampu dituntaskan, musyawarah juga akan membentuk satu kesepahaman dalam suatu langkah-langkah, segala prasangka jelek akan secepatnya sirna, dan adanya saling menghargai dalam beropini. Ketika sebuah musyawarah sudah menciptakan keputusan maka hendaknya dijalankan dengan baik.
7. Dalam melakukan hasil keputusan musyawarah maka perlu untuk melakukan tawakal kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Dari setiap musyawarah pastinya ada suatu hasil keputusan.
8. Allah subhanahu wa ta’ala mencintai orang-orang yang mau bertawakal. Jika kita selaku seorang hamba ingin dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala maka perlu untuk bertawakal.
Di dalam Surat Ali-Imran ayat 159 ini ada sebuah aliran Islam yang sungguh luhur. Ajaran mengenai diperintahkannya melakukan musyawarah jika hendak memecahkan suatu duduk perkara. Siapa saja yang hidup di dunia ini pasti memiliki masalah. Bahkan bentuk permasalahannya pun kadang-kadang amat bermacam-macam. Untuk bisa melaksanakan musyawarah dengan baik maka perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini.
a. Di setiap orang yang bermusyawarah hendaknya sudah membersihkan niat dan juga meluruskan niat. Dari awal seseorang harus mempunyai niat yang bagus.
b. Dalam tiap musyawarah telah menjadi hal yang biasa mengenai menyampaikan sebuah pertimbangan . Pastikan ketika kita memberikan pertimbangan itu dengan cara yang sopan dan santun. Hindari pula perkataan yang menyakiti hati orang lain yang ikut dalam musyawarah tersebut.
c. Ketika ada orang lain yang beropini baik itu isinya sama atau berlainan dengan usulan kita tetap saja kita mesti menghargai usulan tersebut.
d. Ketika suatu musyawarah telah menciptakan sebuah keputusan maka sebagai peserta musyawarah harus menghormati dan menjunjung hasil musyawarah tersebut.
e. Hasil musyawarah mesti dilaksanakan dengan penuh rasa tawakal. Peserta musyawarah pun hendaknya senantiasa berharap terhadap Allah subhanahu wa ta’ala bahwasanya hasil musyawarah tersebut memberi keberkahan dan faedah.
Pembahasan Surat Ali-Imran ayat 159 sangatlah penting untuk kita semua. Ada banyak pelajaran penting dari ayat itu yang bisa kita ambil dalam kehidupan sehari-hari. Wallahu a’lam. Wassalaamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.