Selain dari keharusan melaksanakan peribadatan yang diwajibkan atas umat Islam, Allah Swt juga mengusulkan agar kita tidak melalaikan kehidupan di dunia. Walau bagaimanapun kehidupan dunia tetaplah harus di jalani. Manusia merupakan makhluk yang dibekali akal dan nafsu, maka ketertarikan akan kehidupan dunia pasti akan menghinggapi setiap orang.
Akan tetapi, rasa ketertarikan terhadap kehidupan dunia itu dilarang melebihi akan kehidupan nanti di alam baka kelak. Allah Swt memerintahkan biar insan memiliki keseimbangan dalam menjalani kehidupan di dunia. Bahwa semua harta benda yang dimiliki tersebut hanyalah selaku jalan untuk dipakai menuju alam baka.
Berikut isi kandungan surat Al-Qasas ayat 77.
وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
Artinya: “Dan carilah (pahala) negeri darul baka dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, namun janganlah kau lupakan bagianmu di dunia dan berbuat setuju (terhadap orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kau berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menggemari orang yang berbuat kerusakan.” (Qs. Al-Qasas ayat :77)
Penjelasan Ayat
Dalam Qs. Al-Qasas (28): 77 “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri darul baka”. Ayat ini menjelaskan bahwa hendaknya insan memakai anugerah Allah Swt untuk kebahagiaan di darul baka dan hindari tipu muslihat dunia.
Jika menerima rezeki berdermalah untuk infak dan sedekah, menolong fakir miskin dan du’afa serta amal saleh lainnya. Jika menjadi pegawai, maka bekerjalah dengan jujur. Bekerjalah sesuai ketentuan, dan terima honor sesuai ketentuan, jangan ambil yang bukan hak kita dengan cara-cara yang tidak halal.
Namun demikian, orang-orang yang lemah imannya banyak yang melakukan korupsi cuma untuk menyanggupi ambisi duniawinya. Ia lupa ada akibat atas kejahatannya baik di dunia maupun darul baka. Sebagai orang yang beriman hendaknnya kita selalu bersyukur alasannya adalah sungguh banyak nikmat yang telah Allah Swt. anugerahkan.
Jika kita berupaya menghitungnya pun tidak akan sanggup menghitungnya. Allah berfirman dalam Qs. an-Nahl (16):18.
وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: “Dan jika kau menghitung-hitung lezat Allah, pasti kau tak mampu menentukan jumlahnya” Qs. an-Nahl ayat 18
Dalam Qs. Ibrahim (14): 7 Allah menjanjikan akhir bagi orang-orang yang bersyukur: “Dan (camkan juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jikalau kau bersyukur, pasti Kami akan menambah (lezat) kepadamu, dan kalau kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sungguh pedih”.
Selanjutnya “Dan janganlah kamu melewatkan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi”. Ini menandakan bahwa Allah Swt, melarang pelit kepada diri sendiri. Kita hendaknya mencukupkan keperluan sandang (pakaian), papan (tempat tinggal), pangan (masakan) dan kebutuhan sehari-harinya lainnya secara tidak berlebihan. Karena berlaku boros atau berlebihan ialah perilaku setan.
Firman Allah dalam Qs. al-Isra (17): 27
اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ ۗوَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا
Artinya : “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu ialah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu yakni sangat ingkar kepada Tuhannya.” Kemudian “Dan berbuat baiklah (terhadap orang lain) sebagaimana Allah sudah berbuat baik, kepadamu”. Qs. al Isra ayat 27
Ini kode bagi kita agar peduli terhadap sesama. Harta yang Allah anugerahkan jangan digenggam sendiri alasannya adalah dalam harta itu terdapat hak orang lain. Ada hak fakir miskin dan du’afa. Pada akhir ayat:“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (paras ) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menggemari orang-orang yang berbuat kerusakan”. ini larangan jangan berlaku angkuh dengan harta yang Allah anugerahkan. Jangan berbuat semena-mena dengan harta sehingga bumi menjadi rusak. Allah tidak menyukai kerusakan.
Setelah mengetahui Qs. al-Qasas (28): 77, kita mampu mempesona kesimpulan bahwa dengan mengamalkan Qs. al-Qasas (28): 77, maka kita akan terhindar dari pola hidup materialistis, hedonis, dan konsumtif. Dengan mengetahui ayat tersebut, kita akan memilih mengembangkan rezeki dengan sesama daripada menghambur-hamburkannya untuk kepentingan dunia yang hanya sementara.
Tafsir Ayat
(77) Pada ayat ini, Allah membuktikan empat macam nasihat dan petunjuk yang ditujukan kepada Karun oleh kaumnya. Orang yang mengamalkan hikmah dan petunjuk itu akan menemukan kesejahteraan di dunia dan darul baka.
1. Orang yang dianugerahi oleh Allah kekayaan yang berlimpah ruah, perbendaharaan harta yang bertumpuk-tumpuk, serta lezat yang banyak, hendaklah ia memanfaatkan di jalan Allah, patuh dan taat pada perintah-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya untuk mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya di dunia dan akhirat.
Sabda Nabi saw:
اِغتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍِِ شَبَا بَكَ قَبلَ هَرَمِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ وَحَيَاتَكَ قََبْلَ مَوْتِكَ (رواه البيهقى عن ابن عباس)
“Manfaatkan yang lima sebelum tiba (lawannya) yang lima; mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu senggangmu sebelum kesibukanmu dan hidupmu sebelum matimu. (Riwayat al-Baihaq³ dari Ibnu ‘Abbas)
2. Setiap orang dipersilakan untuk tidak meninggalkan sama sekali kesenangan dunia baik berupa masakan, minuman, busana, serta kesenangan-kesenangan yang lain sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran yang sudah digariskan oleh Allah. Baik Allah, diri sendiri, maupun keluarga, memiliki hak atas seseorang yang mesti dilaksanakannya.
Sabda Nabi Muhammad SAW:
ِاعْمَلْ عَمَلَ امْرِئٍ يَظُنُّ اَنْ لَنْ يَمُوْتَ أَبَداً، وَاحْذَرْ حَذْراً امْرِئٍ يَخْشَى أَنْ يَمُوْتَ غَداً (رواه البيهقى عن ابن عمر)
Kerjakanlah mirip kerjanya orang yang menduga akan hidup selamanya. Dan waspadalah mirip akan mati besok. (Riwayat al-Baihaqi dari Ibnu ‘Umar)
3. Setiap orang mesti berbuat baik sebagaimana Allah berbuat baik kepadanya, contohnya membantu orang-orang yang membutuhkan, menyambung tali silaturrahim, dan lain sebagainya.
4. Setiap orang dilarang berbuat kerusakan di atas bumi, dan berbuat jahat terhadap sesama makhluk, alasannya adalah Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Demikian bahasan materi perihal isi kandungan surat al-Qasas ayat 77.
Sumber: Al-Alquran Kemenag