Isi Kandungan Surat Al-Baqarah Ayat 153

Dalam kehidupan didunia manusia tidak terlepas dengan yang namanya bala dan cobaan kehidupan yang menimpa dan tidak ada kecualinya. Cobaan yang diberikan oleh Allah Swt ini tidak pernah memandang kelas strata sosial, usia dan kedudukan seorang manusia. Namun Allah juga dalam menimpakan atau menawarkan ujiannya itu disesuaikan dengan kadar kesanggupan setiap diri insan.
Allah Swt ialah Tuhan yang Maha Tahu segalanya, dan Ia akan membalas kepada setiap hambanya dengan akibat setimpal bilamana hambanya mampu bersabar dengan apa yang telah ditimpakannya itu selaku cobaan didalam hidupnya. 
Allah Swt sudah menerangkan dalam salah satu firmanya dalam al Quran bahwa untuk menghadapi persoalan tersebut, maka jadikanlah shalat dan sabar selaku penolong.
Berikut yakni isi kandungan surat Al Baqarah ayat 153.

.يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

Arab Latin

Yaa Ayyuhalladziina Aamanusta’iinuu Bissobri Wassolaati, Innallaaha Ma’assoo biriina.
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman jadikanlah tabah dan shalat selaku penolongmu, bahu-membahu Allah beserta orang-orang yang sabar”. (Qs. Al-Baqarah ayat : 153)

Tafsir Ayat

Perjuangan menegakkan kebenaran harus diiringi dengan ke-sabaran dan memperbanyak salat, sehingga menjadi ringan segala kesukaran dan cobaan, alasannya Allah selalu beserta orang-orang yang tabah. Dia akan menolong, menguatkan dan mengungguli orang-orang yang berjuang menegakkan kebenaran agamanya.

Penjelasan Ayat
Allah Swt menandakan bahwa sebaik-baik fasilitas yang mampu menolong dalam menjalani aneka macam bala bencana alam yaitu dengan keteguhan dan shalat. 

Sebagaimana firman Allah Swt :

وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ

Artinya : “Dan mintalah bantuan (terhadap Allah) dengan tabah dan shalat. Dan bahwasanya yang demikian itu sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu.” (Qs. Al Baqarah ayat : 45)

Ayat tersebut menyuruh supaya kita meminta tunjangan dalam menghadapi segala suasana yang berhubungan dengan duduk perkara agama dan dunia dengan keteguhan dan shalat yang mampu mendekatkan dan menghubungkan diri dengan Allah.
Maka Allah akan membantu dalam menangani setiap kesusahan yang mendera. Sabar mampu dimaknai dengan menahan diri dalam menanggung sesuatu penderitaan, baik dalam menghadapi sesuatu yang tidak diharapkan ataupun dalam bentuk kehilangan sesuatu yang disukai.
Pada simpulan ayat tersebut Allah Swt menyatakan bahwa sebenarnya shalat itu sungguh-sungguh susah dan berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu (tunduk dan patuh kepada Rabb mereka).
Hal itu menunjukkan bahwa shalat yang mampu menjadi solusi atas aneka macam kesulitan yang mendera manusia yaitu shalat yang dikerjakan dengan sarat kesungguhan, bukan sekedar melaksanakan mengucapkan lafal dan gerakan shalat secara zahir, melainkan yang dikerjakan dengan menghadirkan hati dalam melaksanakannya.

Dari sahabat Hudzaifah Radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata: Bila kehadiran persoalan, Nabi SAW mengerjakan shalat. (HR. Ahmad dan an-Nasai).

Tiga macam ketabahan berdasarkan usulan Imam Al Ghazali, yakni :

1. Sabar dalam melaksanakan ketaatan terhadap Allah SWT
Pertama, ketekunan dalam menjalani ketaatan. Shalat lima waktu terus tiap hari dikerjakan tanpa ada rasa mengeluh sedikitpun. Sesibuk apapun tetap mengerjakannya. Separah apapun penyakit yang diderita, selama logika masih berfungsi, shalat tetap menjadi kewajiban. 
Saat bulan mulia, selama sebulan penuh bersabar menahan segala cobaan lapar dan dahaga di siang hari. Dalam hal ibadah, semua dijalankan dengan senang hati tanpa ada rasa capek yang menghampiri.

2. Sabar dalam menjahui larangan-larangan Allah SWT

Kedua, sabar menjauhi larangan. Sungguh di dalam hati ada harapan untuk melanggar larangan-larangan yang sudah digariskan agama, hanya saja kita dituntut untuk bersabar pada semua itu. Karena karenanya bagi mereka yang bersabar atas kemaksiatan yakni pahala.
3. Sabar dalam mendapatkan musibah

Ketiga, sabar mendapatkan ujian. Ujian dari Allah Swt tetap harus disikapi dengan sabar. Hati mesti qana’ah (menerima) ujian tersebut. Yakinlah, cobaan yang diberikan pada makhluk sudah disesuaikan dengan kadar kemampuan yang dimiliki.
Tidak mungkin Allah Swt. menguji hamba-Nya melampaui batas keimanan yang dimiliki. Tiap-tiap hamba tingkat keimanannya tidak sama sehingga tingkat ujiannnya juga berlawanan. Semakin tinggi keimanan yang dimiliki, maka kian tinggi pula cobaan yang hendak diberikan.
Itulah bahasan tentang isi kandungan surat al Baqarah ayat 153, semoga ada manfaatnya dan menjadi materi renungan bagi kita semuanya. Wallaahu A’lam
  Kandungan Quran Surat Al-Hujurat Ayat 10-13: Persaudaraan Umat