قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكّٰىۙ وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهٖ فَصَلّٰىۗ بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۖ وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ اِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰىۙ صُحُفِ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى ࣖ
Artinya: “Sungguh mujur orang yang menyucikan diri (dengan beriman),dan mengenang nama Tuhannya, kemudian beliau salat. Sedangkan kau (orang-orang kafir) menentukan kehidupan dunia, padahal kehidupan darul baka itu lebih baik dan lebih infinit. Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (adalah) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (Qs. Al-A’la ayat 14-19)
Dalam Qs. al-A’la (87): 14-15 Allah Swt. menjelaskan bahwa orang-orang yang mujur ialah orang-orang yang beriman, dengan keimanannya mereka menyucikan diri. Mereka senantiasa ingat terhadap Allah dengan tunduk melakukan shalat.
Orang-orang yang beriman akan menyikapi dunia ialah ujian atas keimanannya. Maka mereka akan selalu bederma saleh untuk menuju kehidupan akahirat.
Maka tampaklah kehidupan orang-orang yang teruji senantiasa ruku’ dan sujud dalam segala faktor kehidupannya di hadapan Allah Swt. Jiwa, raga, dan hartanya dia peruntukkan untuk menuju kehidupan akhirat.
Dalam Qs. al-A’la (87) ayat 16-17, Allah Swt. menjelaskan bahwa orang-orang kafir lebih mementingkan duni dibandingkan dengan kepentingan darul baka, padahal seharusnya mereka memilih kesenangan darul baka sebagaimana perintah Allah Swt.
Kesenangan akhirat ialah baka dan abadi sedangkan kesenangan dunia hanyalah sementara. Sebagai orang yang beriman hendaknya selalu menjauhi pola hidup yang condong materialistik, hedonnis, dan konsumerisme.
Karena sikap yang demikian bukan cuma rugi di dunia tetapi juga kelak di akhirat. Dan Allah telah memastikan bagi orang-orang yang yang bergaya hedon dan konsumtif ialah tempatnya di neraka.
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak menginginkan (tidak yakin akan) konferensi dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tentram dengan kehidupan dunia itu dan orang-orang yang melewatkan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya adalah neraka, disebabkan oleh apa yang selalu mereka lakukan.” Qs. Yunus (10):7-8.
Dalam Qs. Al-A’la (87) ayat 18 -19 Allah menjelaskan bahwa kehidupan orang-orang yang beriman dan orang-orang kafir sudah Allah jelaskan pula dalam kitab-kitab terdahulu adalah dalam suhufnya Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.