Manusia tidak pernah luput dari tindakan dosa dan salah sekalipun beliau ialah seorang delegasi Allah Swt. Dalam surat ‘Abasa ini, Allah Swt menawarkan koreksi berbentukteguran sekaligus menunjukkan pengajaran langsung yang disampaikan terhadap Nabi Muhammad Saw ketika ia sedang memberikan pengajaran dakwah terhadap tokoh-tokoh Quraisy Mekkah, bahwa siapa pun memiliki hak yang serupa.
Sewaktu nabi Muhammad sedang sibuk berdakwah pada pemuka-pemuka Quraisy, maka datanglah seorang yang buta yang tidak mengenali kesibukan Nabi Muhammad Saw saat, kemudian orang itu menyela-nyela obrolan Rasulullah Saw tersebut, tetapi Rasulullah Saw nampak tidak senang dengan kedatangannya.
Berikut yakni penjelasan isi kandungan surat ‘Abasa ayat 1-10 beserta artinya.
عَبَسَ وَتَوَلَّىٰٓ ١
1. Dia (Muhammad) berparas masam dan berpaling,
أَن جَآءَهُ ٱلۡأَعۡمَىٰ ٢
2. Karena sudah tiba seorang buta kepadanya.
وَمَا يُدۡرِيكَ لَعَلَّهُۥ يَزَّكَّىٰٓ ٣
3. Tahukah kau barangkali beliau ingin membersihkan dirinya (dari dosa),
أَوۡ يَذَّكَّرُ فَتَنفَعَهُ ٱلذِّكۡرَىٰٓ ٤
4. Atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?
أَمَّا مَنِ ٱسۡتَغۡنَىٰ ٥
5. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup,
فَأَنتَ لَهُۥ تَصَدَّىٰ ٦
6. Maka kamu melayaninya.
وَمَا عَلَيۡكَ أَلَّا يَزَّكَّىٰ ٧
7. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau ia tidak membersihkan diri (beriman).
وَأَمَّا مَن جَآءَكَ يَسۡعَىٰ ٨
8. Dan adapun orang yang tiba kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran),
وَهُوَ يَخۡشَىٰ ٩
9. Sedang beliau takut kepada (Allah),
فَأَنتَ عَنۡهُ تَلَهَّىٰ ١٠
10. Maka kamu mengabaikannya.
Asbabun Nuzul
Beberapa ulama menyampaikan surah ini turun menyangkut perilaku Nabi Saw. terhadap ‘Abdullah Ibn Ummi Maktum, dikala Nabi Muhammad Saw.sedang sibuk menerangkan Islam kepada tokoh-tokoh musyrikin Makkah, salah satunya yaitu Al-Walid Ibn Al-Mugirah. Beliau berharap ajakannya dapat menjamah hati dan pikiran mereka sehingga mereka memeluk Islam, diperlukan akan menjinjing efek nyata bagi kemajuan dakwah Islam.
Saat itulah datang ‘Abdullah Ibn Ummi Maktum yang rupanya tidak mengenali kesibukan Nabi Saw. alasannya adalah kebutaannya, kemudian menyela obrolan Nabi Saw. memohon semoga diajarkan kepadanya wacana Islam. Ini dilakukannya berkali-kali, sehingga tidak berkenan di hati Nabi Saw., tetapi beliau tidak menegur terlebih menghardiknya, hanya saja nampak pada air paras ia rasa tidak senang, maka turunlah ayat di atas untuk menegur beliau.
Kandungan Ayat
Dalam QS. ‘Abasa: 1-10 ini, Allah Swt. memerintahkan Nabi Saw. agar tidak berpaling dari orang yang ingin membersihkan jiwanya, membersihkan diri dari budbahasa tercela, dan ingin mendapatkan pengajaran, kemudian tidak terlalu berharap kepada para pemuka Quraisy akan keislamannya, Allah lah yang mau memberikan petunjuk bagi yang diinginkan Nya.
Allah Swt juga menyuruh Nabi Saw. semoga tidak mengkhususkan memberi perayaan kepada seseorang, tetapi wajib menyampaikannya terhadap siapa saja, tidak membedakan kaya atau miskin, pejabat atau rakyat biasa.
Sambutan yang bagus kepada orang yang tiba dan memerlukan itu lebih baik dan wajib, sedangkan berpalingnya pada orang kaya yang tidak memerlukan sebab tidak memiliki keinginan pada kebaikan itu tidak layak. Kewajiban kita yaitu mendidik kaum muslimin, terutama bagi yang menghendaki pengetahuan dan pengajaran.
Ayat-ayat diatas mengajari kita akan pentingnya kepedulian terhadap sesama muslim dan menebarkan ilmu keislaman terhadap mereka. QS. ‘Abasa: 1-10 mengandung beberapa hal yang terkait dengan budbahasa pengajaran, antara lain sebagai mu’min :
1. Wajib mengetahui orang yang memerlukan tunjangan
2. Memberikan pelayanan yang proporsional dan profesional
3. Pelayanan yang diberikan mesti dengan niat yang ikhlas dan menyerahkan akhirnya kepada Allah Swt.
Ayat-ayat di atas juga mengajarkan kita bahwa sebagai pengajar/guru hendaknya: memberikan penghargaan dan pelayanan yang serupa, senantiasa husnudzon, mesti bersikap cermat dan hati-hati dalam mengambil sebuah tindakan, adil, sarat kasih sayang, menjunjung tinggi kesopanan, dan lemah lembut kepada para muridnya.
Sedikitnya kini kita sudah memahami isi kandungan surat ‘Abasa ayat 1-10. Wallaahu A’lam