Irwandi Yusuf Dengan Nelson Mandela, Keduanya Jelas Berbeda

IRWANDI DAN MANDELA, DAN SIKAP HORMAT KITA

Saya bekerjsama tidak suka membandingkan Irwandi Yusuf dengan Nelson Mandela. Keduanya terang berlawanan. Tidak pantas menyamakan Irwandi dengan Mandela. Keduanya berbeda kelas.
Saya sandingkan keduanya alasannya teringat Ketua Tim Pemantau Uni Eropa untuk Pilkada Aceh, Glyn Ford. Beliau ini, usai diterima Wapres Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (14/12/2006) pernah menyebut keduanya agar Aceh termotivasi bangun usai menentukan meninggalkan pertentangan.

Saya kira, bukan cuma berguru soal kepemimpinan saja, tapi juga perlu mencar ilmu perilaku hormat kepada pemimpin yang berasal dari kelompok sendiri.

Sama seperti Mandela, Irwandi mewarisi masalah Aceh yang tidak gampang dikala terpilih sebagai pemimpin. Dan, mirip langkah Mandela, Irwandi juga telah melakukan ragam terobosan agar Aceh keluar dari ragam krisis.

Apa yang dialami Mandela kepada kritik juga dialami oleh Irwandi, dan sama mirip Mandela, yang juga mengkritik para pengkritik, kalau itu dirasakan tidak cocok.

Mandela juga mengalami ragam tuduhan, tergolong soal angka kejahatan, duduk perkara hiv/aids dan korupsi. Begitu juga dengan Irwandi, yang juga tajam dikritik ragam macam. Jika Mandela mengalami problem dalam rumah tangganya, Irwandi juga mengalaminya.

Tap, ada yang beda. Rakyat Afrika Selatan dan para penunjang Mandela, tahu cara mengenang sejarah, paham cara mempertahankan dan menghormati pemimpinnya, sehingga Mandela tetap harum namanya di seluruh dunia.

Tapi, Irwandi berlawanan perlakuan yang diterimanya. Bukan cuma tuduhan korupsi, malah ikut dibantu untuk secepatnya terjadi tangkap tangan, dan dibantu biar tidak mampu bebas lagi, dan sekarang ketika Irwandi telah singet, reubah, jatuh, malah dikeroyok ramai-ramai supaya lebih singkat mengalami kematian politik.

Irwandi Yusuf dengan Nelson Mandela, Keduanya jelas berlawanan
  Esensi Sejarah Ikrar Lamteh Dan Nasib Mou Helsinki Terus Dikebiri

Siapakah kita dibanding rakyat Afrika Selatan, bukankah kita mengaku bangsa teuleubeh ateuh rhueng donja? Andai sedikit bersabar, kita harusnya paham bahwa apa yang sekarang dialami oleh Irwandi adalah proses alam politik untuk mendidik Irwandi supaya menjadi Mandela. Sebab, bila ketimbang penderitaan Mandela yang pernah dipenjara selama 27 tahun.