Insiden Malari 15 Januari 1974

Kerusuhan yang terjadi bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka Peristiwa Malari 15 Januari 1974
Kerusuhan yang terjadi bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka, yang dikenal dengan nama “Peristiwa Malari”. Gambar ini menujukkan keadaan di Harmoni
Sebagai kelanjutan aksi-aksi mahasiswa yang telah berjalan sementara waktu, pada tanggal 15 dan 16 Januari 1974, bertepatan dengan kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka, di Jakarta terjadi demonstrasi-demonstrasi dan kerusuhan-kerusuhan masal.
Kerusuhan-kerusuhan tersebut memuncak dengan pengrusakan-pengrusakan dar pembakaran-pembakaran barang-barang bikinan Jepang, terutama kendaraan bermotor.
Berkat tindakan cepat dari alat-alat negara, keributan-kericuhan tersebut dapat diatas dengan segera dan kunjungan tamu negara dari negara teman Jepang telah berjalan sesuai dengan acara-acara yang dijadwalkan dengan selamat.
Sementara itu, pada tanggal 17 Januari 1974 Pemerintah memutuskan Iangkah-Iangkah preventif dan represif guna mengatasi keadaan,yang mencakup penertiban pelaksanaan hak-hak demokrasi, pencegahan timbulnya langkah-langkah-langkah-langkah yang menjurus serta mem-buka peluang ke arah makar,pengembangan, dan pemantapan salipg pemahaman antara Pemerintah dan DPR, kekuatan-kekuatan sosial politik, dan pers. Juga telah dijalankan tindakan-langkah-langkah penyelidikan kepada mereka yang bertanggung jawab dan yang melaksanakan tindakan melawan hukum, seperti perampokan dan pembakaran. Demikian juga sudah diambil Iangkah-Iangkah pemulihan -keamanan serta kehidupar ekonomi di Jakarta.
Tokoh-tokoh yang mesti bertanggung jawab terhadap kerusuhan tersebut ditahan dar diajukan ke tampang pengadilan, antara lain Hariman Siregar, Sjahrir dari Jakarta, dar Muhammad Aini Chalid dari Yogyakarta.
Dari hasil pemeriksaan di muka pengadilan telah terbukti bahwa rangkaian insiden yang berpuncak pada kerusuhan tersebut, yang diketahui selaku “Peristiwa Malari” ialah tindakan pidana subversi. Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1970-1974
  Kendala dalam Menceritakan Sejarah