Semasa hidupnya, Khomeini pernah memfatwakan: “Barangsiapa meninggal dunia lalu jenazahnya jatuh dr keranda, maka ia termasuk dr penduduk neraka.”
Ia pula memfatwakan, “Salah satu tanda su’ul khatimah yaitu jatuh dr keranda mayit ketika hendak dikuburkan.”
Ketika meninggal dunia, ternyata Khomeini sendiri mengalaminya.
Pemimpin utama Syiah itu meninggal pada Sabtu, 3 Juni 1989. Tatkala hendak dimakamkan, sekitar 2,5 – 3,5 juta orang menghadiri pemakamannya. Sejumlah besar massa menyerbu prosesi pemakaman itu demi mampu menyaksikan mayit Khomeini, menjamah petinya atau kain kafannya.
Aparat keamanan pula dibentuk sibuk menghalau kerumunan massa untuk memberi ruang pendaratan bagi helikopter yg memuat jenazah Khomeini. Namun, massa kembali mendesak sampai helikopter terpaksa tetap mendarat sangat akrab dr kerumunan massa.
Massa yg tak dapat dikendalikan tetap merangsek untuk menyentuh jenazah Khomeini. Hingga keranda (peti kayu) Khomeini sempat rusak & terjatuh serta kain kafannya tersingkap.
Sementara dr massa, tak sedikit yg jatuh terkapar & terluka balasan berdesak-desakan & pula dihalau aparat keamanan. Tembakan peringatan pula dilepaskan dlm rangka menormalkan suasana. Namun tak pula sukses. Akhirnya pemakaman itu ditangguhkan .
Belajar dr pengalaman sebelumnya, pada proses pemakaman selanjutnya, jenazah Khomeini tak lagi diposisikan di peti kayu melainkan diposisikan di peti baja.
Berikut ini videonya:
#IntermezzoIni yaitu salah satu siaran berbahasa Inggris yg meliput pribadi prosesi pemakaman Khomeini IranDalam video terlihat massa pelayat Syi’ah Iran berebut menawan-narik kain kafan si pendiri ‘Wilayatul Faqih’ ini. Mereka bertabaruk dgn ghuluw & mengoyak kafan pembungkus mayat Khomeini.Suasana upacara pemakaman Khomeini menjadi berantakan balau sampai menyebabkan jatuhnya korban massa Syi’ah. Acara penguburan memalukan inipun (gagal beberapa kali) lalu ditangguhkan beberapa jam kemudian.
Dikirim oleh Risalah pada Selasa, 01 Desember 2015