Lanjutan dr Inilah Prinsip Dakwah Rasulullah yg Perlu Diketahui (Bagian 2)
Wahai saudaraku para dai!
Pergunakanlah cara pendekatan dgn lemah lembut, sopan santun dlm bertutur kata, serta tampang yg selalu dihiasi dgn senyum dikala berdakwah. Sebab, lemah lembut dlm bertutur kata mampu meredam kemarahan orang yg congkak & menundukkan kesombongan orang yg arogan.
Ingatlah, setinggi apapun keagungan & kepandaian para dai, tak ada yg lebih andal dibandingkan dengan Nabi Musa Alaihissalam & Nabi Harun Alaihissalam. Ingat pula, bahwa sejahat & sesombong apapun orang yg kalian dakwahi, tak ada yg mirip Fir’aun.
Meskipun demikian, Allah Ta’ala menyuruh pada Nabi Musa Alaihissalam & Nabi Harun Alaihissalam, untuk berkata dgn lembut saat berdakwah pada Fir’aun.
Allah Ta’ala berfirman,
فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى
“Maka berbicaralah ananda berdua kepadanya (Fir‘aun) dgn kata-kata yg lemah lembut, gampang-mudahan beliau sadar atau takut.” (QS. Thaha: 44).
Wahai saudaraku!
Engkau harus senantiasa ingat sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,
وَتَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيْكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu pada saudaramu ialah sedekah.” (HR. At-Tirmidzi).
Senyum merupakan kunci hati & tanda cinta. Senyum merupakan obat mujarab penghilang rasa takut & penangkal perpecahan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata,
“Hendaknya seorang yg menjadi dai yakni seorang yg bijaksana & sabar menghadapi rintangan. Jika beliau tak bijak & tak sabar, maka mudharat yg ditimbulkannya lebih besar dibandingkan dengan manfaatnya.”
Seorang dai pula mesti senantiasa mendasari kegiatan dakwahnya dgn tulus & jujur pada Allah. Sehingga, dakwahnya benar-benar berhasil & dibalas oleh Allah Ta’ala dengan pahala yg berlipat.
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ هَذِهِ سَبِيْلِي أَدْعُو إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيْرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
“Katakanlah (Muhammad), “Inilah jalanku, gue & orang-orang yg mengikutiku mengajak (kamu) pada Allah dgn yakin, Mahasuci Allah, & gue tak tergolong orang-orang musyrik.” (QS. Yusuf: 108).
Ayat yg agung ini memadukan antara perilaku tulus, yakin & arif pengetahuan.
Semoga kita termasuk orang-orang yg senantiasa berdakwah di manapun berada dgn segenap upaya demi meraih ridha Allah. Aamiin.
Sebagian goresan pena ini dikutip dr kitab Arba’una Darsan Liman Adraka Ramadhan karya Dr. Abdul Malik Al-Qasim.
[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]