Lanjutan dr Inilah Petunjuk Nabi Terkait Kuburan (Bagian 3)
Ibnul Qayyim pula mengatakan,
”Lihatlah betapa jauhnya perbedaan antara apa yg disyariatkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, & apa yg dimaksudkan dlm pelarangan beliau terhadap duduk perkara yg telah disebutkan, yakni problem kubur, dgn apa yg mereka syariatkan & yg mereka inginkan.
Tidak dipungkiri, bahwa pada yg demikian itu terdapat banyak kerusakan yg tak terhitung jumlahnya.
Ibnul Qayyim lalu menyebutkan kerusakan-kerusakan itu yg di antaranya ialah apa yg disyariatkan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tatkala melakukan ziarah kubur yakni mengingat darul baka, berbuat baik pada yg diziarahi dgn mendoakannya, memohon rahmat & ampunan baginya, serta keselamatan untuknya.
Dengan demikian, orang yg berziarah telah berbuat baik pada dirinya sendiri & pada orang yg sudah meninggal dunia tersebut.
Akan namun, orang-orang yg berbuat syirik itu memutarbalikkan kebenaran, & menyebabkan tujuan berziarah untuk berbuat syirik, dgn meminta pada mayat, atau menjadikannya sebagai perantara dlm memohon agar hajatnya terpenuhi, turun keberkahan atas dirinya, ditolong dr musuh-musuhnya & lain sebagainya.
Maka jadilah mereka telah berbuat jahat terhadap dirinya sendiri & pada mayat, karena tak menjalankan apa yg diperintahkan Allah Ta’ala.”
Dengan demikian, jelaslah bahwa mempersembahkan bermacam-macam nadzar & kurban ke kuburan merupakan syirik yg besar. Karena hal itu bertentangan dgn isyarat Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam perihal bagaimana semestinya bersikap terhadap kuburan, yaitu tak mendirikan bangunan & masjid di atasnya, alasannya tatkala dibentuk kubah di atasnya, & diresmikan masjid, serta daerah berkumpul orang-orang di sekelilingnya.
Orang-orang bodoh akan menduga, bahwa orang-orang yg dikubur di dalamnya mampu menghadirkan faedah atau madharat, mereka mampu memberi dukungan pada orang-orang yg meminta tolong kepadanya, memenuhi kebutuhan orang-orang yg memohon kepadanya.
Sehingga, mereka pun mempersembahkan bermacam-macam nadzar & kurban, pada jadinya kuburan tersebut menjadi berhala-berhala yg disembah selain Allah. Padahal Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam telah berdoa,
اَللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْ قَبْرِيْ وَثَنًا
“Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kuburanku berhala yg disembah.” (HR. Malik & Ahmad).
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak berdoa dgn doa ini, melainkan atas dasar kepercayaan bahwa hal itu akan terjadi pada orang lain & fakta menawarkan hal itu sudah banyak terjadi di banyak negara Islam.
Adapun kuburannya, maka Allah telah memeliharanya dgn keberkahan doa beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam, walaupun di masjidnya (Masjid Nabawi) terkadang terjadi hal-hal yg melanggar hukum, yg dilakukan oleh orang-orang terbelakang, akan namun mereka tak bisa sampai ke kuburan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Hal itu karena kuburannya berada di rumahnya, bukan di masjid & dikelilingi oleh tembok, sebagaimana yg dibilang oleh Ibnul Qayyim Rahimahullah dlm syairnya,
Maka Tuhan semesta alam mengabulkan doanya
Dan membentenginya dgn tiga tembok
Semoga berguna bagi kita semua. Aamiin.
[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]