Dewasa ini, ada beberapa ritual yg dilakukan sebagian umat Islam tatkala mendatangi kuburan. Sebagian ritual tersebut ada yg sesuai dgn isyarat Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, ada pula yg tidak.
Terkait hal ini, Yang Mulia Syaikh Shalih Al-Fauzan Hafizhahullah dalam Bab Taqdimil Qarabina wan Nudzur wal Hadaya lil Mazarati wal Quburi wa Ta’zhimuha (Bab Menyerahkan aneka macam macam kurban, nadzar & kado untuk kawasan-daerah yg banyak diziarahi & kuburan serta mengagungkannya) dlm kitab Tauhid, memaparkan selaku berikut:
Sungguh, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam sudah menutup rapat jalan-jalan yg menghantarkan pada kesyirikan & mengingatkannya untuk benar-benar dijauhi. Di antaranya ialah duduk perkara kubur.
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam telah menetapkan batas-batas-batas-batas yg mampu menangkal dr penyembahan kuburan & bertindak melampaui batas terhadap orang-orang yg dikubur di dalamnya, di antaranya yaitu :
1. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam sudah memperingatkan untuk tak bertindak melebihi batas terhadap para wali & orang shalih, karena hal itu akan mendorong untuk melaksanakan penyembahan pada mereka.
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالْغُلُوِّ فِي الدِّينِ
“Jauhilah oleh ananda sekalian perilaku berlebih-lebihan, karena bahwasanya sikap berlebih-lebihan itu sudah menghancurkan umat-umat sebelum kamu.” (HR. Ahmad).
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pula bersabda,
لاَ تُطْرُوْنِيْ كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ
“Janganlah ananda berlebih-lebihan memujiku, sebagaimana orang-orang Katolik sudah memuji (Isa) putra Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah: Hamba Allah & Rasul-Nya.” (HR. Al-Bukhari)
2. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam telah memperingatkan untuk tak menciptakan bangunan di atas kuburan, sebagaimana yg diriwayatkan oleh Abu Al-Hayyaj Al-Asadi ia berkata, “Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu berkata kepadaku,
أَلاَ أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِيْ عَلَيْهِ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ لاَ تَدَعَ تِمْثَالاً إِلاَّ طَمَسْتَهُ وَلاَ قَبْرًا مُشْرِفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ
”Ingatlah, gue mengutusmu dgn peran yg sudah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tugaskan kepadaku, yakni ananda tak membiarkan patung kecuali menghancurkannya, & tak pula kuburan yg tinggi kecuali ananda meratakannya.”(HR. Muslim).
[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]
Berlanjut ke Inilah Petunjuk Nabi Terkait Kuburan (Bagian 2)