Waktu lebih bernilai daripada emas, begitulah bunyi pepatah jadul yng sudah tak gila lagi kita dengar. Secara tersirat, kita mampu mengambil pelajaran sebetulnya emas, yng adalah simbol logam mulia yng Amat bernilai bagi kita-kita, masih kalah berharganya jikalau dibandingkan yang dengannya waktu. Bahkan, Allah swt. bersumpah atas nama waktu. Sesuatu yng dijadikan objek sumpah oleh Allah swt. berkhasiat sesuatu yang telah di sebutkan Amat bernilai. Tak diragukan lagi bekerjsama menghargai waktu merupakan hal yng Amat penting dalam hidup kita.
Banyak orang yng menyianyiakan saatnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk hal-hal yng kosong serta tak memberikan manfaat. Sayangnya, perbuatan menyianyiakan waktu yng orang-orang lakukan itu tak disadari oleh diri orang-orang sendiri. Karena telah terlanjur nyaman serta menjadi kebiasaan.
Dalam suatu hadits pun disebutkan sesungguhnya waktu merupakan satu dari sekian banyaknya lezat Allah yng Suka disia-siakan oleh kita-kita selain. Manusia Suka tak menyadari betapa berharganya waktu. Hal ini bisa dilihat dari kebiasaan sebagian besar kita-kita yng membiarkan saatnya berlalu tanpa makna, kosong, tanpa diisi serta dimanfaatkan bagi atau mampu juga dikatakan untuk melaksanakan sesuatu yng baik bagi dirinya serta orang lain. Kebanyakan kita-kita pun tak menyadari bantu-membantu setiap detik dari waktu yng dia punyai ialah anugerah yng sebaiknya beliau syukuri. Setiap detik dalam hidup ini, kita butuh Allah swt. Apa buktinya? Bukankah kita setiap detik kita bernafas? Bukankah setiap detik kita mengedipkan mata? Sudahkah setiap detik kita bersyukur terhadap Allah swt.? Itu hanyalah semisal kecil yng mengambarkan bahu-membahu waktu itu Amat bernilai.