Inilah Pengertian Mampu Terkait Pelaksanaan Haji

Salah satu syarat melakukan haji ke Mekah adalah bisa. Apakah yg dimaksud bisa dlm hal ini? Komisi Tetap untuk Riset Ilmiah & Fatwa Kerajaan Arab Saudi pernah ditanya,

”Apakah yg dimaksud dgn bisa dlm pelaksanaan ibadah haji? Apakah pahalanya lebih besar tatkala seseorang pergi menuju ke Makkah Al-Mukarramah, atau setelah beliau kembali dr sana menuju tanah airnya?”

Komisi Tetap untuk Riset Ilmiah & Fatwa memaparkan jawabannya selaku berikut

Maksud bisa dlm ibadah haji yaitu orang yg menunaikan ibadah haji sehat badannya, ada alat transportasi yg dapat membawanya menuju Baitullah Al-Haram (Masjidil Haram), baik berupa pesawat terbang, kendaraan beroda empat, hewan atau biaya untuk itu, sesuai dgn keadaannya.

Di samping itu, orang yg menuaikan ibadah haji memiliki bekal yg cukup untuk pergi & pulang serta untuk menafkahi orang-orang yg wajib dia nafkahi hingga kembali dr menunaikan ibadah haji, & seorang istri harus ditemani oleh suami atau mahramnya dlm menunaikan ibadah haji atau umrah.

Adapun pahala hajinya, sungguh bergantung pada tingkat keikhlasannya pada Allah. Manasik haji yg ia jalankan, sejauh mana beliau mampu menjauhi hal-hal yg menetralisir kesempurnaan ibadah haji, berapa harta yg beliau keluarkan, kesungguhannya dlm beribadah, baik sesudah kembali atau tatkala berada di sana, atau meninggal dunia sebelum sempurna pelaksanaan haji atau sesudahnya.

Hanyalah Allah yg mengenali keadaan seseorang, & cuma ia yg menentukan risikonya.

Kewajiban seorang mukallaf (yang dibebani aturan syariat) hanyalah berinfak, menyempurnakan amalnya & mengamati kesesuaiannya dgn syariat islam dengan-cara zhahir & batin, seakan-akan dia menyaksikan Tuhannya, meskipun beliau tak melihat-Nya, karena Allah pasti melihatnya.

  Nasihat Rasulullah yang Cocok dengan “Perut-Perut” Masa Kini

Hendaknya beliau tak mencari-cari apa yg telah dia infakkan karena Allah, alasannya adalah bahu-membahu Allah Maha Pengasih pada hamba-hamba-Nya.

Sungguh, Allah Ta’ala melipatgandakan kebaikan untuk mereka & memaafkan kesalahan mereka, & Tuhanmu sekali-kali tak akan menganiaya seorang pun di antara hamba-hamba-Nya.

Kamu bertanggungjawab atas dirimu sendiri, maka biarkan apa yg menjadi milik Allah untuk Allah Yang Maha Bijaksana, Maha Adil & Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah memberi hidayah-Nya pada kita semua. Aamiin.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]