Lanjutan dr Inilah Pelajaran dr Teriknya Matahari
Saudaraku, tergolong ibadah yg pahalanya dilipatgandakan pada saat panas menyengat adalah puasa.
Ketika itu, seseorang dapat mengenang rasa haus yg sungguh & panas yg memperabukan. Dengan demikian, barangkali beliau akan mengingat nikmat Allah tatkala minum seteguk air masbodoh sehingga hilang rasa haus & dahaganya.
Sebagian ulama salaf, kalau minum air hambar, maka mereka menangis.
Mereka mengingat ratap nestapa & cita-cita penghuni neraka yg sungguh mendambakan air dingin & sejuk untuk melepaskan dahaga mereka di neraka.
Akan tetapi, Allah membatasi penghuni neraka dr harapan itu. Allah Ta’ala berfirman,
وَنَادَى أَصْحَابُ النَّارِ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللهُ قَالُوا إِنَّ اللهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكَافِرِيْنَ
“Para penghuni neraka menyeru para penghuni nirwana, “Tuangkanlah (sedikit) air pada kami atau rezeki apa saja yg telah dikaruniakan Allah kepadamu.”
Mereka menjawab, “Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir.” (QS. Al-A’raf: 50).
Oleh sebab itu, saudaraku, camkan pergantian hari dr trend hambar ke muslim panas, dr hawa masbodoh ke hawa panas, alasannya itu merupakan fase (tahapan) yg akan dilalui hingga hingga ke akhirat.
Perhatikanlah hari-hari yg tersisa, jangan sampai berlalu begitu saja, gunakanlah & isilah dgn segala sesuatu yg bisa mendekatkan diri pada Allah Ta’ala.
Wahai hamba Allah, tak ada kawasan istirahat bagi seorang hamba melainkan di bawah pohon thuba (tumbuhan nirwana). Tidak ada rasa senang bagi pecinta Allah melainkan kelak di negeri kenikmatan yg tiada berkeputusan.
Seorang penyair pernah menuturkan,
Berbekallah dgn takwa; sebab kamu-sekalian tak tahu
Jika malam menjelang, apakah kamu-sekalian akan mampu hidup hingga fajar tiba
Betapa banyak orang yg sehat mati bukan sebab penyakit
Sebaliknya, betapa banyak orang sakit yg dipanjangkan usianya
Betapa banyak pemuda yg di pagi atau sore hari masih segar
Ternyata kain kafan telah disiapkan untuknya sementara beliau tak tahu.
Ya Allah, berilah taufiq pada kami untuk menjalankan ketaatan, mendapatkan kebahagian di surga. Aamiin.
Demikian ditulis kembali dr kitab Durus Al-Am karya Syaikh Dr. Abdul Malik Al-Qasim.
[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]