Dalam kehidupan ini, tak ada di antara kita yg memungkiri tabiat dasarnya yg dlm satu waktu senang & dlm waktu lain murka. Terkadang berselisih kemudian berdamai.
Di lain waktu menyayangi lalu tidak senang. Hal ini tergantung kondisi masing-masing orang.
Sebagaimana sidik jari tangan satu orang itu berbeda-beda & jari-jari asisten berlainan dgn jari-jari tangan kiri, begitu juga kaum pria dgn perempuan.
Selama nadi berdenyut & napas keluar masuk dlm tubuh maka kehidupan memiliki dimensi yg berlainan-beda.
Dalam sebuah buku tentang “Pria Sempurna” disebutkan bahwa ada beberapa tawaran untuk menuntun orang-orang yg sedang yg berkelahi atau bertikai menuju suatu pandangan bersama.
Maksudnya, mengajari mereka menangani bara api perkelahian sehingga api tak menyala-nyala, lalu mengkremasi tangan-tangan mereka sebelum hati-hati mereka.
Pasangan suami istri mesti mengenang beberapa hal berikut ini saat terjadi perkelahian antara mereka:
1. Pasangan suami istri yakni satu tim dlm menghadapi kehidupan dgn satu tujuan yakni menjaga rumah tangga senang dr pelbagai ancaman & kehancuran.
Kosa kata ‘cerai’, ‘talak’ & ‘pisah ranjang’ jangan pernah ada di benak keduanya, atau itu merupakan pilihan-opsi yg mesti ditutup & tak boleh dibahas.
2. Hendaknya pasangan suami istri mengetahui bahwa penolakan salah satu dr mereka wacana fatwa pasangannya bukan bermakna tak mendapatkan kepribadiannya.
Sebab, fatwa satu hal yg dapat diterima & ditolak, sementara kepribadian yakni satu hal yg berlawanan. Semua kepribadian harus dihormati & dihargai, sedangkan fatwa ada kemungkinan direvisi atau bahkan diganti, dapat diubah, tak digunakan sama sekali atau ditundapelaksanaannya.
3. Salah satu pasangan suami istri tak boleh memancing amarah pasangannya atau menyalakan api pertengkaran.
Contohnya, menyembunyikan buku dr kawasan asalnya, merusak bunga yg digemari pasangan, merobek album foto-foto ingatan, menyembunyikan beling mata medis yg biasa dipakai suami atau istri, & hal yang lain.
Hal kekanak-kanakan ini tak ubahnya korek api yg dinyalakan pemiliknya kemudian dibuang ke arah kayu bakar yg kering.
4. Hendaknya setiap pasangan mengambil sisi-segi konkret dr setiap anutan pasangannya, kemudian menyebutkannya sebelum menyebutkan letak kesalahan-kesalahannya.
[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]
Berlajut ke Inilah Kiat Mengatasi Pertengkaran Suami Istri (Bagian 2)