Allah Ta’ala sudah mensyariatkan pada kita bermacam-macam ketaatan pada waktu yg berlainan-beda, supaya insan bersemangat & meningkat keinginannya. Dengannya Allah mengangkat derajat, menghapus kesalahan & menyempurnakan kelemahan yg ada pada ibadah-ibadah fardhu.
Di antara ibadah-ibadah sunnah itu yakni shalat sunnah rawatib, sebelum & sesudah shalat fardhu yakni dua rakaat sebelum shalat subuh, empat rakaat sebelum shalat Zhuhur & dua rakakat sesudahnya, dua rakaat sesudah shalat maghrib, & dua rakaat sehabis shalat Isya`.
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ
“Tidaklah seorang muslim yg shalat sunnah alasannya Allah setiap harinya dua belas rakaat, melainkan Allah akan membangunkan untuknya suatu rumah di nirwana, atau melainkan dibangunkan untuknya suatu rumah di surga.” (HR. Muslim)
Upayakanlah untuk melakukannya di rumah sebagaimana sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,
صَلُّوْا أَيُّهَا النَّاسُ فِيْ بُيُوْتِكُمْ فَإِنَّ أَفْضَلَ صَلاَةِ الْمَرْءِ فِيْ بَيْتِهِ إِلاَّ الصَّلاَةَ الْمَكْتُوْبَةَ
“Wahai sekalian insan, shalatlah di rumah kau, maka bantu-membantu seutama-utama shalat seseorang itu di dlm rumahnya, kecuali shalat fardhu.” (HR. An-Nasa`i).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah ditanya ihwal orang yg terus menerus meninggalkan shalat sunnah rawatib, ia menjawab,
“Orang yg terus-menerus meninggalkannya, hal itu menawarkan rendahnya kualitas beragama, maka kesaksiannya ditolak.”
Wahai para hamba Allah, berusahalah untuk senantiasa melaksanakan shalat witir, alasannya adalah shalat itu termasuk shalat-shalat sunnah tak pernah ditinggalkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, baik dlm keadaan bermukim atau berpergian.
Shalat itu masuk dlm kategori shalat malam. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلاَةُ فِيْ جَوْفِ اللَّيْلِ
“Seutama-utama shalat setelah shalat wajib yakni shalat di malam hari.” (HR. Muslim)
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pula bersabda,
اِجْعَلُوْا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
“Jadikanlah final shalatmu di malam hari shalat witir.” (HR. Al-Bukhari, Muslim & Abu Dawud).
Waktu pelaksanaannya antara waktu Isya` & subuh, & waktu yg paling utama ialah sepertiga malam terakhir, bagi orang yg yakin mampu bangkit di waktu itu.
[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]
Berlanjut ke Inilah Keutaman Shalat Sunnah yg Jarang Diketahui (Bagian 2)