Inilah Keutamaan Sepuluh Hari Pertama di Bulan Dzulhijjah (Bagian 2)

Lanjutan dr Inilah Keutamaan Sepuluh Hari Pertama di Bulan Dzulhijjah

Diriwayatkan dr Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

مَا الْعَمَلُ فِي أَيَّامٍ أَفْضَلَ مِنْهَا فِي هَذِهِ

“Tidak ada amalan yg dijalankan pada sebuah hari yg lebih utama dr pada sepuluh hari ini.”

Para shahabat lantas mengajukan pertanyaan, “Tidak pula jihad?”

Beliau menjawab,

وَلاَ الْجِهَادُ، إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَيْءٍ

“Tidak pula jihad, kecuali seseorang yg keluar berjihad dgn mempertaruhkan jiwa & hartanya, lalu ia tak kembali dgn sesuatu apapun juga.” (HR. Al-Bukhari).

 Diriwayatkan dr Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ، وَلا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيْهِنَّ مِنْ أَيَّامِ الْعَشْرِ، فَأَكْثِرُوْا فِيْهِنَّ التَّسْبِيْحَ، وَالتَّكْبِيْرَ، وَالتَّهْلِيْلَ

“Tidak ada hari-hari yg lebih agung di segi Allah & tak ada amal yg lebih dicintai-Nya dr pada yg dilakukan pada sepuluh hari itu. Maka pada hari-hari itu perbanyaklah tahlil, takbir & tahmid.” (HR. Ath-Thabrani)

Sa’id bin Jubair -yang meriwayatkan hadits Ibnu Abbas sebelumnya- kalau ia memasuki sepuluh hari dr bulan Dzulhijjah, maka ia rajin dlm beribadah hingga nyaris saja ia tak mampu lagi melakukannya. Riwayat ini disebutkan oleh Ad-Darimi dgn sanad yg baik (jayyid).

Dalam riwayat lain, Sa’id mengatakan, “Janganlah kalian matikan lampu-lampu kalian pada malam-malam sepuluh hari dr Dzulhijjah.” Maksudnya, janganlah lupa untuk membaca Al-Qur`an & melaksanakan shalat malam.

Ibnu Hajar dlm kitab Fath Al-Bari menuturkan,

“Secara zahirnya, keistimewaan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah itu ada alasannya berkumpulnya banyak ibadah-ibadah utama yg direkomendasikan untuk dijalankan pada hari-hari tersebut, yaitu shalat, puasa, sedekah, & haji, yg semuanya tak terdapat pada bulan lainnya.”

  Ketuhanan Berdasarkan Surat An-Nisaa’ dan Al-Ikhlas

Ibnu Rajab Rahimahullah dalam kitab Lathaif Al-Ma’berakal memaparkan,

“Ketika Allah Ta’ala menanamkan kerinduan dlm hati hamba-hamba-Nya yg beriman untuk melihat Baitullah (Ka’bah), di mana setiap orang tak mampu untuk menyaksikannya setiap tahun, maka ia mewajibkan haji atas orang yg bisa sekali dlm seumur hidupnya, & menimbulkan sepuluh hari pertama di bulan Dzuhijjah selaku demam isu bareng untuk bederma shalih antara orang-orang yg pergi menunaikan ibadah haji & orang-orang yg tak dapat menunaikannya.”

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]

Berlanjut ke Inilah Keutamaan Sepuluh Hari Pertama di Bulan Dzulhijjah (Bagian 3)