Lanjutan dr Inilah Keutamaan Berderma Pada Bulan Ramadhan (Bagian 2)
Dalam riwayat lain disebutkan, “Ada seseorang meminta kambing antara dua gunung pada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, maka beliau memberikannya, kemudian orang itu mengunjungi kaumnya & berkata, “Wahai kaum, masuk Islamlah kalian alasannya adalah Muhammad itu memberi dgn pemberian yg banyak tanpa cemas melarat.”
Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu mengatakan, “Jika seseorang bersedia masuk Islam tanpa mengharapkan selain dunia, maka tidaklah masuk waktu sore, kecuali Islam lebih ia cintai dibandingkan dengan dunia & apa yg ada lebih besar daripadanya.” (HR. Muslim).
Diriwayatkan dr Shafwan bin Umaiyah Radhiyallahu Anhu, ia menyampaikan,
وَاللهِ لَقَدْ أَعْطَانِى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَعْطَانِيْ وَإِنَّهُ لأَبْغَضُ النَّاسِ إِلَيَّ فَمَا بَرِحَ يُعْطِينِى حَتَّى إِنَّهُ لأَحَبُّ النَّاسِ إِلَيَّ
“Demi Allah, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sudah memberiku apa saja yg dia berikan, & sungguh ia yakni orang yg paling gue benci, namun beliau terus-menerus memberi gue sampai beliau menjadi orang yg paling gue cintai.”(HR. Muslim)
Ibnu Syihab Az-Zuhri menyampaikan, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menunjukkan seratus ekor unta pada Shafwan bin Umaiyah tatkala perang Hunain, kemudian diberi seratus ekor lagi, lalu seratus ekor lagi.”
Dalam kitab Al-Maghazi karya Al-Waqidi disebutkan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menawarkan pada Shafwan bin Umaiyah pada hari itu, unta & ternak yg menyanggupi satu lembah, maka Shafwan berkata, “Aku bersaksi bahwa tak ada yg mampu melaksanakan ini dgn suka hati selain seorang Nabi.”
Setelah membaca banyak hadits di atas, sudah selayaknya bagi kita yg sedang berada di bulan Ramadhan yg penuh berkah ini untuk memperbanyak sedekah dlm makna umum maupun khusus.
Apabila seseorang sudah sudah biasa berderma di bulan Ramadhan ini dgn niat lapang dada alasannya adalah Allah, maka Insya Allah pada bulan-bulan selanjutnya ia akan gampang untuk berderma.
Sebagian goresan pena ini dikutip dr kitab Latha’if Al-Ma’arif Fima Lil Mawasim Min Wazha`if karya Ibnu Rajab. Semoga berfaedah. Aamiin.
[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]