Lanjutan dr Inilah Hikmah di Balik Kesedihan yg Menimpa Orang Beriman (Bagian 2)
3. Kesedihan menjadi mediator & jalan untuk masuk nirwana
Sungguh, kesedihan & hal-hal yg tak disukai yg menimpa seseorang yaitu salah satu jalan menuju nirwana apabila ia menerimanya dgn sabar & mengharap pahala dr Allah Ta’ala.
Memang, nirwana itu tak mampu diperoleh kecuali dgn bersusah-payah & hal-hal yg tak disenangi.
Dalam hal ini, Allah Azza wa Jalla berfirman,
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
“Apakah ananda mengira bahwa ananda akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) mirip halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka & kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan beragam ujian), sehingga berkatalah Rasul & orang-orang yg beriman bersamanya, “Bilakah hadirnya pinjaman Allah?” Ingatlah, sebenarnya pinjaman Allah itu amatlah erat.” (QS. Al-Baqarah: 214)
Ibnu Katsir Rahimahullah berkata, Allah Ta’ala berfirman, “Apakah ananda menduga bahwa ananda akan masuk nirwana” maksudnya sebelum ananda diberi ujian, diuji, & diberi bencana mirip halnya yg dialami umat-umat sebelum kau?
Oleh alasannya adalah itu, berikutnya Allah Ta’ala berfirman,
“Padahal, belum tiba kepadamu (ujian) seperti halnya orang-orang terdahulu sebelum kau? Mereka ditimpa malapetaka & kesengsaraan”, yaitu aneka macam macam penyakit, penderitaan, kepedihan, musibah, & banyak sekali macam kesengsaraan yang lain.
Firman Allah Ta’ala, “serta digoncangkan” dengan goncangan jago, yakni mendapat ancaman dr musuh, selain ujian besar yang lain.”
Terkait hal ini, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
حُفَّتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ
“Surga itu dikelilingi hal-hal yg tak digemari, & neraka itu dikelilingi hal-hal yg menggembirakan.” (HR. Al-Bukhari & Muslimi)
Ibnu Hajar Rahimahullah dalam kitab Fath Al-Bari menyampaikan,
“Ini tentu membutuhkan usaha melawan hawa nafsu dlm melaksanakan ketaatan-ketaatan, menyingkir dari aneka macam macam maksiat, tabah terhadap aneka macam musibah, & berserah diri pada perintah Allah dlm melaksanakan semua itu.”
Oleh karena itu, datanglah komitmen pahala dr Allah bagi orang yg kehilangan penglihatannya, sebagaimana dinyatakan dlm hadits riwayat Anas Radhiyallahu Anhu, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Allah Azza wa Jalla berfirman,
إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِي بِحَبِيبَتَيْهِ فَصَبَرَ عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الْجَنَّةَ
“Apabila gue mencobai hamba-Ku dgn kedua matanya, lalu ia bersabar, maka Aku beri ia ganti keduanya berupa surga.” (HR. Al-Bukhari)
Demikian pula, ada komitmen untuk orang yg diberi cobaan dgn kematian seorang yg dikasihi, seperti anak atau kerabat atau lainnya, lewat sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Allah Ta’ala berfirman,
مَا لِعَبْدِي الْمُؤْمِنِ عِنْدِي جَزَاءٌ إِذَا قَبَضْتُ صَفِيَّهُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا ثُمَّ احْتَسَبَهُ إِلَّا الْجَنَّةُ
“Tidak ada balasan di sisi-Ku bagi hamba-Ku yg beriman, apabila Aku mencabut nyawa kekasihnya dr penghuni dunia, kemudian ia bersabar atas (maut)nya, melainkan surga.” (HR. Al-Bukhari).
Jadi, seorang muslim hendaklah bersabar tatkala mendapat berbagai ujian & bencana alam, supaya memperoleh pahalanya atas izin Allah, & jangan hingga ia bersedih, gundah & berkeluh kesah terhadap bencana alam itu.
Salah seorang ulama salaf berkata, “Hilangnya pahala atas sebuah musibah, ialah lebih berat dibandingkan dengan bencana alam itu sendiri.”
Sebagian tulisan ini dikutip dr kitab Salwa Hazin karya Sulaiman bin Muhammad bin Abdullah Al-Utsaim. Semoga bermanfaat.
[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]