Lanjutan dr Inilah Hikmah di Balik Kesedihan yg Menimpa Orang Beriman
2. Untuk menghapus dosa & kesalahan orang beriman
Siapakah di antara kita yg tak pernah menganiaya diri sendiri? Setiap anak Adam pasti pernah melakukan kesalahan. Namun demikian, Allah Maha Pengasih. Di antara kasih sayang-Nya, ia membuat petaka-musibah & kesedihan-kesedihan yg menimpa seseorang selaku penghapus dosa-dosa baginya.
Dalam hal ini, sebuah hadits yg diriwayatkan dr Abu Hurairah & Abu Sa’id Radhiyallahu Anhuma, dr Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, disebutkan bahwa beliau bersabda,
“Tidaklah orang mukmin ditimpa suatu keletihan, penyakit, kecemasan, kesedihan, gangguan & kesulitan, sampai duri yg menusuknya sekalipun, kecuali Allah meniadakan dengannya kesalahan-kesalahannya.” (HR. Al-Bukhari & Muslim, lafazh hadits ini menurut riwayat Al-Bukhari).
Adapun menurut lafazh Muslim berbunyi,
“Tidaklah seorang mukmin ditimpa suatu penyakit, keletihan, kepedihan maupun kesedihan, sampai sekedar kecemasan yg ia rasakan, kecuali Allah menghapus dengannya kejelekan-keburukannya.”
Di antara yg memperbesar pahala yg diberikan pada orang yg mengalami kesedihan, merupakan apabila kesedihannya itu karena Allah Ta’ala, seperti murung atas musibah-musibah yg menimpa kaum muslimin, atau murung atas suatu dosa yg telah dilakukannya, atau duka atas kelalaian yg ia kerjakan & sebagainya.
Dalam kaitan ini, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah berkata,
“Kadang-kadang kesedihan itu disertai pula dgn hal-hal yg penyandangnya diberi pahala & mendapat kebanggaan, sehingga dr segi itu ia menjadi orang terpuji bukan dr kesedihan itu sendiri.
Contohnya, duka atas suatu petaka yg menimpa masalah agama & duka atas petaka-bencana alam yg menimpa kaum muslimin pada umumnya.
Dalam hal ini, orang tersebut menerima pahala atas apa yg terjadi dlm hatinya, yaitu cintanya pada kebaikan & kebenciannya pada kejahatan.”
Selain itu, ada hadits yg diriwayatkan dr Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, yang berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
مَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ
“Orang mukmin lelaki atau wanita tak henti-hentinya menerima bencana pada dirinya, anaknya & hartanya, hingga hasilnya ia menemui Allah dlm kondisi tidak memiliki kesalahan sama sekali.” (HR. Abu Dawud)
[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]
Berlanjut ke Inilah Hikmah di Balik Kesedihan yg Menimpa Orang Beriman (Bagian 3)