Inilah Cara Berbuat Baik Kepada Tetangga (Bagian 3)

Lanjutan dr Inilah Cara Berbuat Baik Pada Tetangga (Bagian 2)

Al-Hafizh Ibnu Hajar menunjukan, ”Maksud sabda Nabi, ”Tidak beriman” yaitu tak tepat dogma seseorang. Disebutkan dgn beriman pada Allah & hari simpulan selaku arahan mulanya kehidupan & tempat kembali manusia.”

Dalam hadits lain dijelaskan bahwa orang yg menyakiti tetangga termasuk orang yg belum sempurna imannya. Hal ini sebagaimana yg diriwayatkan dr Abu Syuraih Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

وَاللهِ لاَ يُؤْمِنُ، وَاللهِ لاَ يُؤْمِنُ، وَاللهِ لاَ يُؤْمِنُ، قِيْلَ: وَمَنْ يَا رَسُولَ الله؟ قَالَ: الَّذِي لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَايِقَهُ

”Demi Allah tak beriman, demi Allah tak beriman, demi Allah tak beriman.” Nabi ditanya, ”Siapakah beliau wahai Rasulullah?” Rasulullah bersabda, ”Orang yg tetangganya tak merasa aman dr kejahatannya.” (HR. Al-Bukhari).

Ibnu Baththal menuturkan, ”Hadits ini menegaskan betapa besarnya hak bertetangga, alasannya adalah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam memulainya dgn bersumpah yg diulangi hingga tiga kali, & pula menafikan keimanan seseorang yg menyakiti tetangganya, baik dgn ucapan maupun perbuatan.

Maksud dr tak beriman di sini yaitu iktikad yg tak sempurna. Tidak disangsikan, bahwa orang yg bermaksiat tak tepat imannya.”

Imam An-Nawawi menyebutkan ihwal penafian keimanan dlm dilema mirip ini dgn dua tanggapan. Pertama, berlaku bagi orang yg menghalalkan perbuatan tersebut. Kedua, maknanya adalah orang yg tak tepat imannya. Wallahu A’lam.

Dalam hadits lain pula disebutkan bahwa orang yg tak menciptakan aman bagi tetangganya tak akan masuk surga, sebagaimana yg diriwayatkan dr Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

  Bersabarlah, Jangan Berputus Asa Dalam Berdakwah (Bagian 2)

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

”Tidak akan masuk surga seorang muslim, yg tetangganya tak merasa aman dr kejahatannya.” (HR. Muslim).

Makna kata بَوَائِق (bawa`iq) yaitu kejahatan, sebagaimana yg diriwayatkan dr Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

وَاللهِ لاَ يُؤْمِنُ، وَاللهِ لاَ يُؤْمِنُ، وَاللهِ لاَ يُؤْمِنُ، قَالُوا: وَمَا ذَاكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: الْجَارُ لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا بَوَائِقُهُ؟ قَالَ: شَرُّهُ

”Demi Allah tak beriman, demi Allah tak beriman, demi Allah tak beriman” Rasullah ditanya, ”Siapakah dia wahai Rasulullah?” Nabi ditanya, ”Siapakah beliau wahai Rasulullah?” Rasulullah bersabda, ”Orang yg tetangganya tak merasa kondusif dr kejahatannya.” Para shahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah, apa yg dimaksud dgn bawa’iquhu? Rasulullah bersabda, ”Kejahatannya.” (HR. Ahmad).

Semoga kita termasuk orang-orang yg selalu berbuat baik pada tetangga. Aamiin.

Sebagian tulisan ini disadur dr kitab haditsul Ihsan karya Dr. Falih Ash-Shugayyir. Semoga bermanfaat.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]