Sebutlah nama empat imam ini di mana pun Anda berada, insya Allah kaum Muslimin akan mengetahui siapa mereka. Ialah Imam Malik bin Anas, Muhammad bin Idris alias Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hanbal, & Imam Abu Hanifah. Dari keempat imam ini, kita mengenal adanya madzhab. Meski ada banyak madzhab dlm dunia Islam, empat madzhab ini menjadi yg paling banyak dibarengi oleh kaum Muslimin di berbegai belahan bumi.
Selain kedalaman ilmu lewat ijtihadnya, keempat imam madzhab ini pula mempunyai amalan-amalan ritual yg dilakukan dengan-cara istiqamah. Amalan-amalan ritual inilah yg menjadi salah satu belakang layar kecemerlangan ruhani & wawasan mereka.
Berikut ini ananda ringkaskan beberapa amalan-amalan yg sering dijalankan oleh empat imam madzhab ini sampai namanya monumental dlm pahatan emas sejarah Islam & kaum Muslimin.
Daftar Isi
Imam Malik bin Anas
Ibnu Mahdi menyampaikan kesaksian terkait penulis al-Muwatha’ ini, “Aku tak pernah menyaksikan seseorang yg hatinya lebih takut pada Allah Ta’ala selain Malik bin Anas.”
“Aku,” tutur Imam Abdullah bin Mubarak, “melihat Malik bin Anas sebagai orang yg khusyuk. Sungguh, Allah Ta’ala mengangkat derajatnya alasannya adalah rahasia yg terdapat antara dirinya dgn Allah Ta’ala.”
Syekh Salman al-Audah menyampaikan, “Ia senantiasa memanjangkan rukuk & sujudnya di dlm wirid malamnya. Tatkala berdiri dlm shalat, ia bangkit layaknya tiang, tak ada anggota tubuhnya yg bergerak.”
Selain itu, masih menurut klarifikasi Syekh Salman al-Audah, “Sebagian besar ibadahnya dijalankan dengan-cara sembunyi-sembunyi. Tidak ada seorang pun yg melihatnya.”
Imam Syafi’i
Imam Rabi’, salah satu murid Imam Syafi’i Rahimahullah mengatakan bahwa gurunya itu membagi malam menjadi tiga penggalan. Sepertiga untuk menulis, sepertiga yang lain untuk shalat, & sepertiga sisanya untuk istirahat (tidur).
Bahkan, ia sering tak tidur malam karena merumuskan kaidah fiqih, menafsirkan al-Qur’an atau merumuskan kaidah dlm agama ini berdasarkan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Belliau pula sudah biasa shalat Subuh dgn menggunakan wudhu shalat Isya’.
Satu di antara kebiasaannya, dia senantiasa menjinjing tongkat untuk mengingat akhir hayat & meletakkan tanah di atas kepalanya. Rahasianya, ungkap dia sebuah dikala, “Hendaknya spesialis fikih menaruh tanah di atas kepalanya selaku istilah rasa tawadhu’ (rendah hati) & syukurnya pada Allah Ta’ala.”