Orang-orang Indonesia terbiasa menyebut hari raya Idul Fitri dgn lebaran. Idulfitri merupakan momen yg senantiasa ditunggu, di utamakan & menjadi topik mempesona untuk dibahas. Suasana lebaran di desa makin semarak bila dibandingkan dgn di kota.
Di Indonesia sendiri memang terdapat perbedaan menonjol antara lebaran di desa & kota. Sebab, tatkala idul fitri tiba penduduk yg merantau atau melakukan pekerjaan di kota-kota besar akan kembali ke kampung halamannya.
Rela kepanasan, macet panjang, bayar tiket malah & melaksanakan pengorbanan yang lain untuk bertemu dgn keluarga di rumah. Sehingga, tidak heran kalau suasana di lebaran di desa lebih ramai jikalau dibandingkan dgn di kota. Begini situasi lebaran di desa yg akan selalu ananda rindukan!
Daftar Isi
Takbir Keliling—
Suasana yg sungguh-sungguh ananda rindukan adalah tatkala takbir keliling. Dimana, biasanya takbir dikerjakan dgn mengelilingi satu wilayah ke wilayah yang lain. Berjalan kaki mengumandangkan takbir sembari menghantam bedug penuh semangat.
Ditemani obor-obor berjalan mengelilingi kampung disertai oleh anak-anak kecil. Selain berjalan kaki, ada yg menggunakan mobil pick up atau kendaraan beroda empat pemuat barang. Mobil ini berisi pengeras bunyi, bedug untuk mengiring suara takbir.
Allahuakbar… Allahuakbar…. Allahuakbar, Laailaahaillallahu Allahu Akbar. Allahu Akbar Walillahilkhamd. Mobil tersebut berlangsung pelan sekali, di belakangnya ada belum dewasa serta banyak orang yg mengikuti berbaris rapi.
Takbir keliling biasa dilaksanakan semalam suntuk dengan-cara bergantian. Tak ada rasa capek, yg ada dibenak cuma kebahagiaan menyambut hari kemenangan sesudah sebulan berpuasa. Senang sekali rasanya berada di momen ini. Pastilah siapapun akan merindukan kegiatan ini.
Dalam menyemarakkan aktivitas ini beberapa donatur menawarkan snack atau makanan ringan untuk akseptor takbir keliling. Bahkan ada yg membagikan kado-hadiah, sehingga lebih semarak lagi acara ini.
Takbir di Mushola & Masjid—
Selain takbir keliling, ada pula orang-orang yg mengumandangkan takbir di mushola atau masjid entah itu orang remaja atau belum dewasa boleh bertakbir. Takbir di mushola pula dijalankan dr habis isyak hingga pagi menjelang sholat ied.
Kemeriahan lebaran benar-benar terasa. Kita mendengar takbir dikumandangkan dimana-mana. Suasana itu pastilah akan sangat ananda rindukan jika tak bisa pulang ketika lebaran. Suasana lebaran di desa bisa menyejukkan jiwa serta menentramkan hati.
Zakat Fitrah—
Bila di kota, biasanya menyerahkan zakat ke lembaga-forum tertentu. Sementara tatkala di desa, penyerahan zakat fitrah bisa pribadi ke mushola atau masjid terdekat. Pemberi zakat bisa datang langsung atau diwakilkan ke mushola maupun masjid.
Disana sudah ada panitia yg akan mengorganisir zakat serta membagikannya ke orang yg berhak menerima zakat. Panitia tersebut pula akan mengarahkan kita membaca niat zakat. Nantinya zakat tersebut dicatat satu persatu.
Setelah penyerahan zakat fitrah simpulan, selanjutnya panitia menyalurkan zakat pada yg berhak di tempat kampung. Zakat itu dibagikan dr rumah ke tempat tinggal, sehingga tak ada lagi tetangga kesusahan atau kelaparan ketika hari raya idul fitri.
Sholat ied—
Di pagi harinya saat sholat lebaran, semua orang keluar rumah bebarengan menuju masjid atau lapangan tempat sholat ied. Rasanya mengasyikkan, baik tetangga yg sering keluar rumah atau tak, berkumpul tolong-menolong menuju tempat sholat.
Saling menyapa, mengobrol, membicarakan sesuatu tak seperti hari-hari biasanya. Semua orang berbahagia merayakan hari kemenangan. Tak ada lagi yg namanya musuhan, rasa iri maupun dengki. Hati rasanya tenang tanpa beban.
Ramai-ramai melaksanakan sholat, mendegarkan ceramah sungguh menentramkan jiwa. Setelah selesai sholat, biasanya semua orang saling bersalaman satu sama lain. Salaman ini sebagai langkah menjalin talisilaturahmi & tanda kalau sudah saling memaafkan.
Berkunjung Ke Tetangga —
Sepulang sholat ied, kemudian bermaaf-maafan dgn keluarga. Orang lebih tua dimintai maaf lebih dahulu, sembari menunjukkan maaf, mereka menunjukkan doa-doa pada anak, cucu & lainnya. Setelah kesibukan saling memaafkan di rumah sudah simpulan, berikutnya ke tempat tinggal tetangga.
Sebelum ke tempat tinggal kerabat yg jauh, lazimnya warga desa berkunjung dr satu rumah ke rumah yang lain untuk bersilaturahmi & meminta maaf. Rasanya benar-benar damai, menyenangkan karena di momen ini siapa pun membuka pintu maaf selebar-lebarnya.
Waktunya meminta maaf atas dosa yg pernah diperbuat pada tetangga atau orang lain. Kunjungan dimulai dr orang yg dituakan atau dihormati. Bisa ustad, sesepuh & para perangkat desa.
Berziarah Kubur—
Kalau berziarah kubur bisa dilaksanakan sehari sebelum lebaran tiba. Tapi, ada beberapa yg lebih menentukan sesudah sholat ied. Ziarah kubur merupakan tradisi tak terlewatkan. Karena itu merupakan waktunya mendoakan keluarga yg sudah meninggal serta meminta maaf pada andal kubur.
Semua orang di rumah, bersama-sama berziarah kubur mendoakan semua keluarga yg sudah meninggal. Sehingga, nantinya bisa berlebaran dgn tenang alasannya adalah sudah mengantardoa untuk hebat kubur.
Tak hanya mendoakan, namun pula membersihkan area makam mirip memotongi rumput, mengecat watu nisan serta perawatan makam lainnya. Walaupun kadang teringat pada keluarga yg meninggal, tetapi karena dikerjakan bantu-membantu takkan ada kesedihan.
Suasana lebaran di desa pada dasarnya terasa lebih akrab, kebersamaan serta ramai drpada situasi lebaran di kota. Kamu tentu merindukan sekali tatkala tak bisa pulang ke kampung halaman di momen idul fitri.
Memang banyak perbedaan suasana lebaran di desa dgn kota, tetapi dimanapun ananda berada saat lebaran tetap ingat orang bau tanah. Sekarang, ananda bisa meminta maaf lewat handphone, aplikasi chat maupun sosmed. Makara, tak ada halangan untuk tak bersilaturahmi.