Lanjutan dr Inilah 3 Hikmah di Balik Kesedihan (Bagian 2)
Diriwayatkan dr Abu Hurairah & Abu Sa’id Radhiyallahu Anhuma, dr Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, bahwa ia bersabda,
“Tidaklah orang mukmin ditimpa suatu keletihan, penyakit, kecemasan, kesedihan, gangguan & kesulitan, sampai duri yg menusuknya sekalipun, kecuali Allah menghapus dengannya kesalahan-kesalahannya. (HR. Al-Bukhari & Muslim, lafazh hadits ini berdasarkan riwayat Al-Bukhari).
Adapun menurut lafazh Muslim berbunyi,
“Tidaklah seorang mukmin ditimpa suatu penyakit, keletihan, kepedihan maupun kesedihan, sampai sekedar kecemasan yg ia rasakan, kecuali Allah meniadakan dengannya keburukan-keburukannya.”
Di antara yg menambahi pahala yg diberikan pada orang yg mengalami kesedihan, ialah apabila kesedihannya itu karena Allah, seperti duka atas petaka-petaka yg menimpa kaum muslimin, duka atas suatu dosa yg telah dilakukannya, atau duka atas kelalaian yg ia lakukan & sebagainya.
Dalam kaitan ini, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah berkata,
“Kadang-kadang kesedihan itu dibarengi pula dgn hal-hal yg penyandangnya diberi pahala & mendapat pujian, sehingga dr sisi itu ia menjadi orang terpuji bukan dr kesedihan itu sendiri.
Contohnya, sedih atas sebuah bencana alam yg menimpa permasalahan agama & duka atas bencana alam-musibah yg menimpa kaum muslimin pada umumnya. Dalam hal ini, orang tersebut mendapat pahala atas apa yg terjadi dlm hatinya, yakni cintanya pada kebaikan & kebenciannya pada kejahatan.”
Selain itu, diriwayatkan dr Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, yang berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
مَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ
“Orang mukmin lelaki atau perempuan tak henti-hentinya mendapat tragedi pada dirinya, anaknya & hartanya, hingga akhirnya ia menemui Allah dlm kondisi tidak memiliki kesalahan sama sekali.” (HR. Abu Daud).
3. Menjadi jalan masuk surga
Sesungguhnya kesedihan & hal-hal yg tak digemari yg menimpa seseorang yakni salah satu jalan menuju surga apabila ia mendapatkannya dgn tabah & mengharap pahala dr Allah.
Memang, surga itu tak bisa diperoleh, kecuali dgn bersusah-payah & hal-hal yg tak disenangi. Dalam hal ini, Allah Azza wa Jalla berfirman,
“Apakah ananda menduga bahwa ananda akan masuk surga, padahal belum tiba kepadamu (cobaan) seperti halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka & kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan beragam cobaan), sehingga berkatalah Rasul & orang-orang yg beriman bersamanya, “Bilakah datangnya pinjaman Allah?” Ingatlah, bergotong-royong derma Allah itu amatlah bersahabat.” (QS. Al-Baqarah: 214).
[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]
Berlanjut ke Inilah 3 Hikmah di Balik Kesedihan (Bagian 4)