Inilah 3 Hikmah di Balik Kesedihan

Sesungguhnya, tergolong rahmat Allah Ta’ala adalah  kesedihan atau apa pun yg tak diharapkan, yg dialami manusia, tak ada yg berlangsung selamanya, tetapi senantiasa berakhir dgn meninggalkan efek-dampak aktual & banyak sekali manfaat bagi orang yg terkena bencana alam.

Hal tersebut bisa berbeda-beda sesuai taufik Allah yg diberikan pada seseorang di satu sisi, & di sisi lain sesuai kesadaran dr orang yg terkena musibah itu sendiri dlm memetik buah dr kejadian yg dialaminya, dlm menghendaki pahala di sisi Allah, & dlm menatap dengan-cara konkret kepada bencana itu.

Tentu saja, hanya pada Allah-lah kita memohon taufik & tunjangan untuk memperoleh segala kebaikan & dlm menolak segala keburukan.

Patut diingatkan di sini bahwa kesedihan -sekalipun kebanyakan terdapat manfaat-manfaat & akhir-akhirnya yg terpuji-, namun kesedihan itu sendiri bekerjsama tak dikehendaki dlm Islam, alasannya acap kali menyebabkan kegelisahan & keruhnya adab insan.

Selain itu, adanya imbas-pengaruh negatif yg terkadang mengalahkan faedah-manfaatnya.

Oleh sebab itu, setiap muslim sebisa mungkin harus melawan bahaya & apa pun yg tak dikehendaki, mengendorkan apa-apa yg mungkin diringankan, & bersikap tabah yg baik terhadap hal-hal yg tak bisa dikesampingkan.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata, “Tidak ada perlawanan tatkala kita menganggap sesuatu sebagai suatu petaka & sekaligus menganggapnya selaku suatu nikmat.”

Maksudnya, kalau ditinjau dr kepedihan yg dirasakan, sesuatu itu merupakan petaka, tetapi ditinjau dr segi rahmat yg dihasilkan ia merupakan lezat.

Ini sama halnya dgn orang sakit yg meminum obat yg pahit. Ditinjau dr pahitnya, obat itu musibah, namun pula merupakan nikmat ditinjau dr segi kemampuannya menetralisir penyakit yg tentu lebih berbahaya ketimbang rasa pahit itu. Apalagi kalau keburukan yg lebih rendah itu telah hilang, pasti obat tersebut menjadi lebih besar nikmatnya.

  Jebakan Antara Cabai dan Bakwan yang Tak Disadari

Selain itu, pada kesempatan yg lain, Ibnu Taimiyah berkata,

“Apa pun yg dialami manusia, kalau hal tersebut menyenangkannya, itu terperinci merupakan sebuah nikmat & bila menyedihkannya, maka hal tersebut tetap merupakan lezat ditinjau dr sisi meniadakan kesalahan-kesalahannya & diberi pahala apabila ia bersabar mendapatkannya.

Begitu pula ditinjau dr sisi bahwa apa yg dialami itu tetap memuat pesan yang tersirat & rahmat yg tak ia ketahui.”

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]

Berlanjut ke Inilah 3 Hikmah di Balik Kesedihan (Bagian 2)