Inilah 3 Cara Menghindari Kesedihan

Seorang muslim mengimani dgn sepenuh hati bahwa musibah apa pun yg menimpanya dlm kehidupan ini, tak lain sebab sudah ada ketentuannya dr Allah Ta’ala.

Oleh alasannya itu, apa pun yg ditakdirkan menimpanya tak mungkin meleset darinya, & apa pun yg tak ditakdirkan atasnya tak mungkin akan mengenainya.

Hal ini dikarenakan Allah Ta’ala telah mencatat semua yg ia takdirkan di alam semesta ini, sebagaimana dia firmankan,

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيرٌ

Setiap tragedi yg menimpa di bumi & yg menimpa dirimu sendiri, semuanya sudah tertulis dlm Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yg demikian itu gampang bagi Allah.” (QS. Al-Hadid: 22).

Selain itu, diriwayatkan dr Abdullah bin Amru bin Ash, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّ اللهَ كَتَبَ مَقَادِيرَ كُلَّ شَيْءٍ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Sesungguhnya Allah sudah mencatat takdir segala sesuatu limapuluh ribu tahun sebelum beliau menciptakan langit & bumi.” (HR. Muslim & At-Tirmidzi)

Dari sinilah, maka seorang muslim disyariatkan untuk melaksanakan upaya-upaya yg mampu membantunya menyingkir dari kesedihan. Yang dimaksud di sini adalah menyebutkan upaya-upaya yg mampu membantu seseorang untuk menyingkir dari sumber-sumber kesedihan.

Manusia bahu-membahu mampu menyingkir dari sumber-sumber kesedihan, maka Allah Ta’ala melarang Nabi-Nya untuk menyerah begitu saja pada kesedihan sebagaimana tercantum di beberapa ayat dlm Al-Qur`an, di antaranya, firman Allah Ta’ala,

وَلَا يَحْزُنْكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ

Dan janganlah kamu-sekalian (Muhammad) dirisaukan oleh orang-orang yg dgn gampang kembali menjadi kafir.” (QS. Ali Imran: 176).

Sekali lagi bahwa yg dimaksud di sini hanyalah sakadar menyebutkan upaya-upaya yg mampu membantu seseorang untuk menyingkir dari kesedihan, biar beliau berupaya menunaikannya.

Sedangkan berhasil atau tidaknya upaya tersebut, hal tersebut tetap ada di tangan Allah Ta’ala. Manusia hanyalah dokter bagi dirinya sendiri.

Adapun upaya-upaya yg dimaksud yaitu selaku berikut:

1. Berusaha memajukan & memantapkan akidah dlm hati

Iman ialah lezat paling agung yg Allah Ta’ala karuniakan pada orang yg diharapkan-Nya di antara makhluk-makhluk-Nya, sebagaimana ia firmankan,

يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا قُلْ لَا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلَامَكُمْ بَلِ اللهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ

Mereka merasa berjasa kepadamu dgn keislaman mereka. Katakanlah, “Janganlah ananda merasa berjasa kepadaku dgn keislamanmu, bekerjsama Allah yg melimpahkan nikmat kepadamu dgn menawarkan ananda pada keimanan, jika ananda orang yg benar.” (QS. Al-Hujurat: 17).

Iman yakni lezat yg bikin umur insan menjadi bersih, hidupnya menjadi berkah, meniadakan ketergantungan hatinya pada dunia & segala gemerlapnya, beralih ketergantungannya pada Rabbnya, serta membuatnya selalu berupaya menggapai keridhaan-Nya.

Begitu juga, iktikad itu memberi pada manusia kemauan yg teguh & memperkuat keterikatannya dgn Allah Ta’ala. Hal tersebut dikarenakan orang mukmin itu yakin bahwa segala urusannya ada dlm genggaman Allah Azza wa Jalla, cuma terhadap-Nya segala persoalan itu kembali.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]

Berlanjut ke Inilah 3 Cara Menghindari Kesedihan (Bagian 2)