Ingin Beruntung? Lakukan Amal Ini Saat Bisnis dan Dagang

Setiap pebisnis pasti menginginkan usahanya sukses. Setiap pedagang niscaya ingin beruntung. Banyak cara ditempuh, banyak tips dikerjakan. Namun, kadang pedagang & pengusaha muslim melalaikan satu amalan yg justru merupakan kunci keberuntungan bagi pedagang & usahawan.

Amalan kunci keberuntungan itu disebutkan Allah dlm Al Qur’an, yakni surat Al Jumu’ah ayat 10.

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الأرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Apabila shalat sudah dilaksanakan, maka bertebaranlah ananda di bumi; carilah karunia Allah & ingatlah Allah banyak-banyak semoga ananda mujur,” (QS. Al Jumu’ah: 10)

Ya, amalan itu yaitu dzikir. Mengingat Allah.

Ayat ini didahului dgn perintah meninggalkan perdagangan tatkala tiba waktu shalat Jum’at. Tokonya ditutup, usahanya dilarang dulu. Segera pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat Jum’at. Setelah selesai shalat Jum’at, bertebaranlah di wajah bumi; kembalilah berjualan, kembalilah buka usaha. Namun ada satu hal yg langsung diingatkan Allah di sini; perbanyak dzikir.

Sering kali orang tatkala asyik berdagang atau berbisnis lupa pada Allah. Ada yg karena sibuk berupaya mencari keuntungan sebanyak-banyaknya tak sempat lagi berdzikir pada Allah. Ada yg malah menilai berdzikir menguras waktunya & menghalanginya dr laba. Sebab dengan-cara akal dangkal, dzikir tak memiliki hubungan dgn keuntungan. “Dari pada dzikir mending memutar otak mencari pelanggan”, “Daripada dzikir mending memperhatikan orang-orang yg lewat siapa tahu ada yg tertarik & berhasrat,” serta banyak argumentasi sejenis hadir di otak membatasi pebisnis & pedagang dr dzikir.

Ketiadaan dzikir membuat orang lupa pada Allah. Tatkala sudah lupa pada Allah, jualan & bisnis bisa terjebak ke hal-hal yg syubhat bahkan haram dlm mengejar laba. Misalnya berdusta, mendustai & sebagainya. Sekali didapati suatu toko atau badan perjuangan berdusta, lazimnya beliau sudah tak diandalkan. Sekali didapati suatu toko atau badan perjuangan melakukan penipuan, reputasinya jatuh. Mungkin mulanya dia mampu mendapatkan keuntungan dr kebohongan & penipuan, tetapi sesungguhnya beliau baru saja menyembelih ayam petelur emas. Ia menerka dgn menyembelih ayamnya, dia pribadi menerima seluruh telur emas. Padahal, ia hanya mampu menerima telur emas itu terus menerus tatkala dia memelihara ayamnya.

  Hadits Arbain Nawawi ke-12: Meninggalkan Hal yang Tidak Bermanfaat

Ingat pada Allah membuat orang tak berani berbohong & membohongi. Ingat pada Allah membuat orang menjadi jujur. Kejujuran ini menjadi intangible asset yg sungguh berguna bagi suatu merk. Reputasi manis membuat customer puas, pula menggerakkan intensitas marketing dr ekspresi ke mulut (word of mouth). Customer bertambah, omset meningkat, keuntungan berlimpah.

Dzikrullah pula mendekatkan hamba pada Allah. Dan tatkala Allah sudah erat & mencintai hambaNya, amat mudah bagiNya menggerakkan orang datang ke toko, menggerakkan orang datang menjadi customer, menggerakkan orang menjadi kawan bisnisnya. Tidak percaya? Coba saja. Sebab Allah sudah berfirman: “la’allakum tuflihun.” Beruntung di dunia & mujur di alam baka, insya Allah. [Muchlisin BK/wargamasyarakat]