Ingin Berinvestasi ? Pahami dulu Caranya!

Apakah Anda sedang
berencana melakukan investasi jangka panjang? Saat ini apa saja investasi Anda?

Dari
hasil survei yg dijalankan suatu jasa konsultan keuangan, mampu ditarik kesimpulan
bahwa tabungan, deposito, emas, & asuransi adalah top 4 jawaban yg nyaris
selalu dijumpai.

Jika Anda mengerti mengenai apa itu investasi, pasti tahu bahwa asuransi bukanlah investasi.

Memahami Investasi

Dari fakta
ini, bisa simpulkan bahwa sadar & mau mengambil tindakan saja tidak
cukup. Anda mesti kenal & paham, baru dapat mendapatkan faedah yg maksimal
dari setiap dana yg Anda tanamkan dlm produk keuangan.

Seorang pakar investasi mengatakan bahwa ”Someone’s sitting in the shade today because someone, planted a tree a long time ago”. 

Dari kalimat
tersebut bisa dimengerti bahwa investasi yakni proses jangka panjang dan
membutuhkan beberapa keadaan untuk bisa meraih tujuan.

Mengelola
kekayaan ibarat mengorganisir suatu taman yg indah. Dibutuhkan variasi
antara tanah yg subur & alat berkebun yg baik. Tanah subur tanpa
alat yg tepat tentu tak akan meraih hasil kebun yg diimpikan.

Sama halnya dgn berinvestasi. Aset keuangan seperti deposito, surat berharga negara ritel,saham, & reksa dana adalah alat untuk mencapai tujuan keuangan yg dikehendaki. 

Tiga Hal yg Sering dilakukan saat Berinvestasi

Langkah permulaan
adalah mendata aset investasi apa saja yg sudah dimiliki dikala ini.

  Business Model Canvas: Pengertian & Elemen

Untuk
masing-masing aset, jawablah dgn jujur seberapa jauh pemahaman Anda terhadap
produk ini.

Ada tiga
jawaban yg paling memungkinkan:

  • Pembelian
    produk alasannya ada planning keuangan yg sudah dikonsultasikan pada perencana
    keuangan independen.
  • Pembelian
    produk alasannya direkomendasikan oleh customer service atau relationship manager dr lembaga
    keuangan tertentu.
  • Pembelian
    produk sebab yg berdagang ialah sobat ataupun kerabat.

Ayo jujur, termasuk yg manakah Anda?

Baca pula kata kata tetang investasi.

Tiga Pertanyaan Penting sebelum melaksanakan Investasi

Pakar
keuangan, Prita Hapsari dlm tulisannya di Harian Kompas, menyarankan Anda
untuk kritis saat memutuskan untuk berbelanja sebuah produk keuangan.

Membeli
produk tanpa mengenal terlebih mengetahui, mirip mengendarai kendaraan beroda empat
dengan mata tertutup. Bisa hingga tujuan? Mungkin saja. Namun, risiko yang
dihadapi akan sangat berlipat ganda.

Ada tiga
panduan yg seharusnya ditanyakan pada diri masing-masing 

Pertama, ”Why?”

Ada dua
argumentasi , mendasar kenapa seseorang berinvestasi. Seseorang mampu
menghendaki adanya kenaikan modal ataupun menghendaki adanya arus kas
yang cukup rutin. 

Jika Anda
yakni seorang investor saham, maka tentu menginginkan adanya kenaikan modal
dari sejak pertama menanamkan duit sammi dgn saat memasarkan kembali.

Anda tentu
menginginkan harga saham akan terus berkembangsehingga harga beli jauh di bawah
harga jual. 

Jika Anda
yaitu seorang penanam modal yang mempunyai surat berharga negara ritel seperti
Savings Bond Ritel (SBR), maka Anda menginginkan pemasukan arus kas yang
berkala dr kupon SBR. Bagaimana jika menginginkan keduanya?

Bisa saja terjadi bagi investor properti yg disewakan ataupun penanam modal saham yg membagikan dividen.

Baca pula tentang pengertian & cara investasi syariah.

Kedua, ”What do I Need?”

Pertanyaan
ini mesti mampu menjawab keperluan untuk membeli produk tersebut.

  Apa Itu Stock Repurchase? Mari Kenal Lebih Dekat

Jika kebutuhannya
yaitu jangka pendek, menabung yaitu solusi terbaik. Jika kebutuhannya jangka
menengah atau panjang, maka berinvestasi ialah hal yg bijaksana.

Dalam dunia
keuangan, jangka pendek biasanya dikategorikan antara beberapa bulan
hingga dua tahun. Sementara jangka menengah hingga lima tahun ke depan dan
jangka panjang adalah selebihnya. 

Pemilihan
produk investasi pula semestinya diubahsuaikan dgn rentang waktu
berinvestasi. 

Contoh termudah ialah dana pendidikan anak. Apabila anak akan memasuki jenjang pendidikan tertentu (Sekolah Menangah) dlm waktu satu tahun, maka simpanan berjangka ialah opsi yg cukup bijaksana.

Orangtua membutuhkan hasil investasi yg stabil alasannya adalah duit akan dipakai dlm jangka pendek

Adapun kalau
anak akan memasuki jenjang pendidikan Sekolah Menengah dlm waktu 10 tahun,
maka penggunaan simpanan berjangka berpeluang memberikan imbal hasil yg akan
sangat kalah dgn tingkat inflasi.

Alternatif
investasi yg lebih baik adalah reksa dana berbasis saham ataupun bisa
juga investasi saham dengan-cara langsung.

Ketiga, “How Much do I Get?”

Penasehat
keuangan kerap menyarankan pada semua investor untuk selalu bersikap kritis
kepada potensi imbal hasil dr setiap produk yg dibeli.

Anda harus
waspada kalau disediakan produk yg imbal jadinya jauh di atas rata-rata
sebab ada kemungkinan penawarannya merupakan penipuan berkedok lnvestasi.

Sebagai
berita, ketika ini, Anda dapat mengharapkan imbal hasil berkisar 2-5
persen setahun untuk aset kas mirip deposito (pilih yg syariah), antara 5
persen & 8 persen setahun untuk surat berguna negara ritel, & di atas
10 persen setahun untuk reksa dana saham. 

Adapun
potensi imbal hasil dr investasi pada saham eksklusif mampu saja dipatok hingga
15 persen, bahkan lebih, tetapi memerlukan kejelian dlm memilih saham
perusahaannya.

  Sukses Jual Donat Rumahan pada Masa Pandemi

Setelah
menjawab tiga pertanyaan di atas, Anda akan menyadari bahwa menginvestasikan
duit hasil kerja dgn pengertian akan keperluan masing-masing ialah langkah
yang sangat bijak. 

Anda akan
lebih memahami bagaimana uang tersebut melakukan pekerjaan & keputusan investasi mana
yang akan menolong meraih apa yg diimpikan & mana yg tidak.

Tidak ada
orang lain yg lebih bertanggung jawab terhadap rezeki yg diamanahkan selain
diri Anda sendiri.

Terakhir
nasehat saya bagi Anda, seleksilah investasi berbasis syariah semoga manfaat
dunia & akhirat mampu Anda rasakan.

Jalani
Kehidupan terbaik Anda!

Sumber: Prita Hapsari Ghozie – Harian Kompas