Impulsif Adalah: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

impulsif adalah

Impulsif ialah langkah-langkah tanpa mempertimbangkan kesannya, sering dilaksanakan oleh bawah umur & sampaumur. Impulsif pula bisa menjadi tanda-tanda dr gangguan mental yang lain. Perilaku ini biasanya dialami oleh remaja sampai usia 30 tahun & sebagian besar penderitanya ialah wanita. Tanda-tandanya adalah sikap ceroboh, labil, & sulit diprediksi.

Namun, sikap impulsif dapat berkhasiat dlm suasana-suasana darurat atau saat stres. Namun, jika terjadi berulang-ulang, dapat menjadi bagian dr kepribadian seseorang atau membahayakan diri sendiri serta orang lain, & mesti diwaspadai selaku tanda-tanda dr gangguan mental lainnya.

Baca juga: Inferiority Complex: Pengertian, Ciri, & Cara Mengatasi

Table of Contents

Gejala Impulsif

Individu yg bersikap impulsif kerap kali bertindak tanpa berpikir apalagi dahulu mengenai konsekuensi yg akan terjadi. Tatkala mereka merasa terdorong untuk melakukan sesuatu, mirip membelanja, mereka akan pribadi melakukannya tanpa berpikir panjang.

Berikut yaitu beberapa tanda sikap:

  1. Mengambil barang yg diinginkan dengan-cara paksa tanpa menanti atau meminta izin apalagi dulu
  2. Memanjakan diri dgn hal-hal seperti berbelanja atau makan berlebihan
  3. Merusak barang milik sendiri atau orang lain tatkala marah
  4. Berbicara tanpa memikirkan baik atau buruknya perkataan tersebut
  5. Melukai diri sendiri tatkala marah, duka, atau kecewa
  6. Berteriak dikala merasa stres
  7. Sulit fokus & menyelesaikan tugas
  8. Pada bawah umur & remaja, sikap impulsif pula mampu terlihat dr kecenderungan untuk mengganggu sobat atau orang di sekitarnya, tak bisa membisu, atau sulit berfokus di kelas.

Baca juga: Manipulatif Adalah: Mengenal Prilaku Seseorang

Penyebab Impulsif

Anak-anak atau remaja yg memiliki perilaku impulsif dapat dianggap wajar karena otak mereka masih dlm perkembangan. Penyebab sikap ini belum dikenali dengan-cara pasti, namun terkait dgn kepingan otak hipotalamus & hippocampus. Faktor genetik pula dianggap memiliki kiprah penting.

Perilaku impulsif pula mampu menjadi membuktikan berbagai kondisi mirip:

  1. BPD (borderline personality disorder)
  2. ADHD (attention deficit hyperactivity disorder)
  3. Bipolar
  4. Kleptomania
  5. Penyakit Parkinson

Buku “Psikologi Remaja” dapat menjadi pilihan untuk orang renta atau orang cukup umur untuk memahami kondisi psikologi remaja yg dialami bawah umur mereka. Kajian dlm buku ini mengenai psikologi remaja ditinjau dr sisi teoritis perkembangan fisik, psikologis remaja, serta perilaku & penyimpangan/kenakalan remaja.

Cara Mengatasi Perilaku Impulsif

Perilaku impulsif yg sering timbul atau sudah mengakibatkan problem dlm kehidupan sehari-hari mesti dievaluasi oleh seorang psikolog atau psikiater untuk menentukan apakah ada gangguan psikologis tertentu yg menjadi penyebabnya.

Jika hasil pemeriksaan kejiwaan memperlihatkan bahwa perilaku seseorang sudah mengarah pada gangguan mental, maka psikiater atau psikolog dapat melakukan beberapa langkah penanganan seperti:

Pemberian obat-obatan

Tindakan spontan dapat menjadi tanda-tanda gangguan psikologis mirip ADHD & gangguan bipolar. Untuk mengatasi ADHD, dokter mampu meresepkan obat-obatan mirip amphetamine, dextroamphetamine, atau methylphenidate. Sedangkan sikap yg disebabkan oleh gangguan bipolar dapat tertuntaskan dgn pemberian obat antimania. Obat-obatan tersebut berfungsi untuk memajukan fokus atau fokus & mengatasi gangguan mental yg menjadi penyebab munculnya sikap impulsif.

Baca juga: Lambang Koperasi Indonesia: Sejarah, & Arti

Psikoterapi

Penanganan gangguan impulsif pula dapat dikerjakan dgn psikoterapi, seperti dialectical behavior therapy (DBT) & terapi sikap kognitif. Melalui metode psikoterapi tersebut, pasien akan dibimbing & dilatih untuk menghemat sikap serta mengembangkan kemampuannya dlm berpikir sebelum bertindak. Dengan mengubah contoh pikirnya, pasien akan mampu memikirkan pengaruh dr setiap tindakannya.

Latihan Rumahan

Selain psikoterapi & obat-obatan, terdapat beberapa cara yg mampu dijalankan untuk mengurangi & menangani perilaku spontan. Tatkala mencicipi dorongan untuk bertingkah impulsif, Anda dapat menjajal salah satu taktik berikut:

Analisis Berantai

Lakukan analisis berantai untuk mengidentifikasi perilaku spontan, apa yg terjadi sebelum & setelah sikap tersebut.

Baca juga: Planet Mars: Ciri-Ciri & 8 Fakta Uniknya

Bergabung dgn kelompok pendukung

Bergabunglah dgn kalangan penunjang yg mampu membantu Anda mengelola perilaku impulsif & menunjukkan ruang untuk mengatakan atau bercerita dgn mereka tentang gangguan tersebut.

Ganti perilaku impulsif dgn kegiatan yg sehat

Gantilah sikap spontan dgn melakukan kegiatan yg sehat, seperti berjalan-jalan, menulis jurnal, atau mengatakan dgn teman yg dipercaya.

Dalam mengatasinya, penting untuk mempunyai pendekatan yg terintegrasi antara psikoterapi, obat-obatan, & strategi koping lainnya. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan efektivitas penanganan & mengembangkan kualitas hidup.

Teknik Kopling

Salah satu opsi untuk mengatasi ialah menggunakan teknik koping. Saat sikap spontan mulai timbul, teknik pernapasan dapat diimplementasikan untuk membantu menangani situasi tersebut. Dengan mengambil napas dalam-dalam, hal ini dapat menolong meredakan stres yg mungkin menjadi penyebab.

Pada biasanya, seseorang niscaya pernah melaksanakan perilaku tersebut, meski cuma sesekali. Namun, kalau sering terjadi & merugikan diri sendiri atau orang lain, maka hal ini perlu diwaspadai & dikerjakan dgn tepat.

Baca juga: Niat Sholat Dhuha 2 Rakaat Beserta Doanya

Perbedaan Perilaku Impulsif dgn Kompulsif

Berikut ini klarifikasi diantara keduanya:

Perilaku Impulsif

Impulsif mempunyai arti tindakan yg cepat & spontan sesuai dgn perasaan hati. Jika seseorang mengalami perubahan perilaku tiba-datang, bertindak di luar planning, atau menunjukkan sikap yg tak memiliki argumentasi yg kuat, maka mampu disimpulkan bahwa individu tersebut memiliki sifat spontan. Ciri dr pribadi impulsif yaitu kurangnya alasan atau akal budi dlm bicara atau bertindak.

Perilaku Kompulsif

Gangguan Kompulsif ialah sebuah gangguan kecemasan di mana individu merasa dipaksa untuk melaksanakan langkah-langkah atau fatwa yg berulang-ulang tanpa kendali yg signifikan, yg dapat mengakibatkan kesulitan dlm menjalani kegiatan sehari-hari. Psikolog Dani menerangkan bahwa seseorang dgn Gangguan Obsesif Kompulsif mampu mengalami pengulangan tindakan fisik atau mental yg sangat tinggi, yg memengaruhi mutu hidup mereka dengan-cara signifikan.

Kesimpulan

Impulsif mampu diartikan selaku sikap yg dilaksanakan tanpa pemikiran yg matang & cenderung dilaksanakan dengan-cara tiba-tiba, dapat mengganggu kehidupan sehari-hari & mampu berefek negatif pada diri sendiri & orang lain di sekitarnya.

Namun, terdapat beberapa cara untuk menangani & menghemat sikap impulsif, seperti psikoterapi, obat-obatan, melaksanakan analisis berantai, bergabung dlm kelompok penunjang, serta mengganti sikap dgn aktivitas yg lebih sehat.

Oleh lantaran itu, penting bagi individu yg mengalami sikap spontan untuk mengidentifikasi dorongan & mencari bantuan kalau diharapkan semoga mampu mengatur sikap tersebut & meningkatkan kualitas hidupnya.

Referensi

  1. APA Dictionary of Psychology. (2015). Impulsivity. American Psychological Association. https://dictionary.apa.org/impulsivity
  2. Dalley, J. W., Roiser, J. P., & Robbins, T. W. (2016). Impulsivity and compulsivity: Toward dimensional psychiatry. Psychological Bulletin, 142(9), 947–974. https://doi.org/10.1037/bul0000051
  3. Moeller, F. G., Barratt, E. S., Dougherty, D. M., Schmitz, J. M., & Swann, A. C. (2001). Psychiatric aspects of impulsivity. American Journal of Psychiatry, 158(11), 1783–1793. https://doi.org/10.1176/appi.ajp.158.11.1783
  4. National Institute of Mental Health. (2019). Obsessive-compulsive disorder. https://www.nimh.nih.gov/health/topics/obsessive-compulsive-disorder-ocd/index.shtml
  5. Patton, J. H., Stanford, M. S., & Barratt, E. S. (1995). Factor structure of the Barratt impulsiveness scale. Journal of Clinical Psychology, 51(6), 768–774. https://doi.org/10.1002/1097-4679(199511)51:6<768::aid-jclp2270510607>3.0.co;2-1
  6. Perry, J. L., & Carroll, M. E. (2008). The role of impulsive behavior in drug abuse. Psychopharmacology, 200(1), 1–26. https://doi.org/10.1007/s00213-008-1173-0
  7. Stanford, M. S., Mathias, C. W., Dougherty, D. M., Lake, S. L., Anderson, N. E., & Patton, J. H. (2009). Fifty years of the Barratt Impulsiveness Scale: An update and review. Personality and Individual Differences, 47(5), 385–395. https://doi.org/10.1016/j.paid.2009.04.008

  Mengaktualisasikan Wawasan Kebangsaan dan 4 Konsesus