close

Imbas Yang Timbul Akhir Berbuat Ma’Syiat

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Pada peluang yang berbahagia ini marilah kita sekalian mengembangkan mutu keimanan dan takwa kepada Allah, sampai kita sekalian nantinya akan meraih kebahagiaan duniawi maupun ukrawi.

Asal awalnya seluruh mausia dilahirkan dalam kondisi mulia, adapun yang menyebabkan sirnanya kemuliaan itu tidak taatnya syariat islam. Seseorang hamba bisa menjangkau kembali kemuliaan hidupnya, pada periode kina ataupun esok, yaitu diakhirat kelak. Dan untuk menjangkau mirip hal diatas, tiada lain kecuali cuma dengan menjalankan pengabdiannya, dan didalam pengabdiannya tadi cuma mencari ridha Allah.

Adapun bayaha dari berbuat maksiat kepada jiwa, hati dan jasmani manusia tidaklah sedikit. Dan cuma Allah sajalah yang berhak mengenali seluruhnya, diantaranya:

  • Perbuatan maksiat yaitu merupakan warisan yang sarat pernah diazab.
  •  Terjadinya maksiat disana sini yang kian bertambah marak ini, yaitu merupakan kaum yang berpakaian dari umat-umat terdahulu itu merupakan musuh dan durhaka terhadap Allah swt.

Dalam hal ini marilah kita perhatikan dalam musnad Ahmad dari ibnu Umar. Rasullulah saw., sudah bersabda yang berbunyi:

بُعِشْتُ بِالسَّيْفِ بَيْنَ يَدَ يَّ السَّا عَهَِ حَتَّى يُعـبَدَاللهُ وَحْدَ هُ لاَشَـرِيْكَ لَهُ وَجُعِلَ رِزْ قِىْ تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِى َوَجُعِلَ الَذِِّ لَّهَُ وَالصَّغَا رُعَلَىَ مَنْ خَا لَفَ اَ مْرِيْ وَ مَنْ تَشَــبَّهَ بِقَوْ مٍِـ فَهُوَ مـنْهـُمْ

Artinya:

Aku diutus menjinjing pedang mendekati hari akhir zaman sehinga hanya Allah yang tunggal, yang di sembah tak ada sekutu bagi-Nya. Dan rezekinya dijadikn berada dibawah bayang-bayang tombakku, kehinaan dan kerendahan berlaku bagi orang-orang yang menyalahi perintahku, barang siapa yang ibarat sebuah kaum maka beliau tergolong golongannya.

Demikianlah berdasarkan sabda Nabi, dan dimana final-simpulan ini, dari hari ke hari bertambah marak dan berkembangapa yang dinamakan maksiat ataupun ikut-ikutan. Demikian pula menjiplak cara dan versi busana yang ia pakai persis apa yang dipakai oleh umat yang bandit, yang menjadi lawan Allah. Padahal berdasarkan hadits nabi di atas, barang siapa yang meniru atau menyerupai sebuah kaum, maka beliau termasuk golongannya.

Kemudian ancaman maksiat selanjutnya adalah: bisa melenyapkan dan menghilangkan rasa aib. Malu sebagian dari keyakinan. Malu ialah pangkalan kebajikan, jikalau rasa aib telah hilang, maka hilanglah semua kebajikannya. Dalam sebuah kitab shahih disebutkan. Rasullulah saaw. Bersabda:

اَلحـَيَاءُ خَيُرُ كُلُّهُ 

Artinya:

Malu itu merupakan kebaikan seluruhnya.

Hadists ini diriwayatkan oleh bukhari.

إذَ الَمْ تَسَتَحَ فاَ صْـنَعْ مَا شِـتَ

Artinya:

Jika kau tidak merasa aib, berbuatlah sesukamu

Dan berbahaya berbuat maksiat yang terakhir, yaitu dengan maksiat dikerjakannya, maka mampu menutup hati yang mengerjakan tadi, kenapa bisa terjadi demikian, tiada lai jawabannya ialah disebabkan tidak menemukan hidayah dari Allah swt., sehingga hatinya gelap tak bersinar dan tak mampu menerima anjuran -naset agama. Demikian juga mereka termasuk kelompok orang-orang yang gegabah. Berkaitan dengan hal ini, marilah saudara-saudaraku sekalian yang seiman dan seagama, kita amati firman Allah pada aurat AL-Muthaffifin ayat 14 yang berbunyi:

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Artinya:

Sekali-kali tidak (demikian) bahu-membahu apa yang senantiasa mereka usahakan itu menutup hati mereka.

Menurut imam Hasan: Beliau berkata: Sebagian dosa yang berlapis dosa sampai mampu membutakan hati. Dan menurut ulama lainnya berkata: bahwa dikala dosa dan maksiatnya telah bertumpuk, hatinya pun sudah tertutup. Dan pada awalnya kotoran hati timbul balasan dari kemaksiatan. Dan berakhirnya kemaksiatan itu sendiri tiada lain itu kecuali cuma, jika si pelaku itu menjangkau dan mendapatkan hidayah dari Allah swt.

  Keistimewaan Istighfar Pengertian Pesan Tersirat Taubat Pembuka Rejeki

Jika tak menjangkau hidayah-Nya, maka sang hamba akan disetir kedalam lembah kehinaan buat selama-lamanya.

Demikianlah kami kira sudah cukup uraan ini. Dan marilah kita senantiasa ingat kepada Allah swt., serta memohon tunjangan-Nya. Semoga kita termasuk hamba-Nya yang selalu taat akan perintah-perintah-Nya.

Akhirul kalam. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.