 |
| Ilmu Falak Antara Fiqih & Astronomi |
Fakta yg berkembang dlm masyarakat menunjukkan bahwa tatkala arah kiblat di suatu masjid atau mushalla melenceng sehingga perlu dikalibrasi kembali atau cuma mengubah garis shaf, maka penduduk yg kurang mengerti konsepsi arah kiblat berasumsi bahwa “Indonesia berada di sebelah timur ka’bah/Mekkah, tentunya kiblat umat Islam di Indonesia sepanjang masih mengarah ke arah barat masih mampu ditolerir”. Padahal dlm fiqh Syafi’iyah dijelaskan wajib menghadap ainul ka’bah dgn percaya jika erat & dgn zhan kalau jauh.
Bagaimana diterangkan ihwal arah kiblat dlm ranah fiqh & falak gampang-mudahan tak ada fikiran ungkapan “kiblat fiqh & kiblat falak,” alasannya adalah antara fiqh & falak tak berlawanan antara satu sama yang lain bahkan pada kenyataannya fiqh mendorong lahirnya ilmu falak sementara ilmu falak mensosialisasikan rancangan fiqh dilapangan.
Hal yang lain yakni dijelaskan konsep hisab dlm kajian fiqh mazhab Syafi`i alasannya adalah secara umum dikuasai penduduk kebanyakan berpendapat bahwa hisab tak ada kaitannya dgn penentuan permulaan bulan Hijriyah dlm fiqh Syafi`i bahkan terjadi kontradiksi antara keduanya padahal kenyataannya tak demikian.
Ilmu falak merupakan cabang ilmu praktis yg mempunyai objek formal benda-benda langit, terutama matahari, bumi & bulan dgn objek material berbentukgaris edar atau orbit masing-masing & sasaran fungsionalnya yaitu mendukung salah satu syarat dlm beribadah pada Allah SWT.
