close

Identifikasi Ciri-Ciri Lazim Anak Autis

Autis merupakan sindrom yang menimbulkan adanya kelainan saraf yang menimbulkan anak sulit untuk berkomunikasi dan bersosialisasi seperti anak kebanyakan. 

Berikut ini ciri-ciri autis pada anak yang mampu diidentifikasi:

a. Kesulitan Bersosialisasi

Kesulitan bersosialisasi merupakan tanda awal dari autisme. Normalnya bayi dapat menyikapi orang lain dengan tersenyum dalam bulan kedua atau ketiga. 

Kurangnya jawaban senyum dari bayi selama kurun ini sering menjadi indikasi permulaan dari autis. Bayi yang kemudian terdiagnosa dengan autis akan memiliki kontak mata yang sedikit dan tidak memalsukan orang tuanya.

Anak-anak dengan ciri autis umumnya tidak akan berbagi kesenangan dengan orang lain. Contohnya balita autis mampu tersenyum atau tertawa jikalau mendengar mainan yang berisik tetapi beliau tidak inginmenenteng mainan tersebut terhadap orang tuanya. 

Tanda permulaan lain dari autisme yakni kurangnya gerak atau gestur motorik tergolong menunjuk barang atau suatu benda. 

Saat mereka bertambah cukup umur bawah umur dengan autis sering gagal untuk berbagi persahabatan yang akrab dengan kerabat atau orang renta. 

Mereka juga mungkin nampak tidak menyadari perasaan orang lain atau gagal menghibur orang marah.

b. Kesulitan Berkomunikasi

Anak-anak dengan gejala autis mempunyai kesulitan lain dalam hal komunikasi tergolong mimik dan mengatakan. 

Seringkali bawah umur dengan autis mempunyai keterlambatan dalam berbicara dan pada perkara yang berat adakala tak dapat berbicara sama sekali. 

Mereka juga tidak mampu menggunakan kode untuk mengambil alih bicara. Seberapa baik anak autis mampu mengatakan ketika dewasa mampu dikenali dari bahasa yang dia dapat kerjakan semenjak kecil.

Ketika anak autis dapat berbicara, mereka dapat mengulang kembali apa yang dibilang kepada mereka, atau istilahnya yaitu echolalia. Kadang mereka dapat mengutip seluruh percakapan atau obrolan suatu film.

Sering, anak-anak dengan autis salah dalam melafalkan kata mirip “Kamu mau cokelat?”untuk menawarkan bahwa mereka ingin cokelat. 

Ketika mereka bertambah akil balig cukup akal belum dewasa autis tidak dapat melakukan percakapan dengan orang lain. Mereka juga tidak akan mampu bermain dengan orang lain, yang dia lakukan cuma bermain dengan benda dan memutar film kesukaan mereka.

c. Kebiasaan Tak Lazim

Ketertarikan yang terbatas atau kebiasaan yang diulang-ulang seringkali menjadi penunjukpaling terang dari anak autis ketika balita atau beranjak cukup umur. 

Gejala ini lazimnya menjadi duduk perkara yang lebih besar pada usia empat sampai lima tahun. Banyak masalah anak autis akan terus melakukan hal yang sama berulang-ulang dari hari ke hari. 

Akibatnya mereka bisa menjadi sungguh murka dalam menanggapi pergantian kecil seperti tidak lazimsarapan sereal atau mengambil rute yang berlawanan dikala berkendara pulang dari sekolah. 

Anak-anak dengan autisme juga mampu mengulang gerakan badan mirip berputar, bergoyang atau mengepalkan tangan.

Saat murka atau senang mereka juga mampu membahayakan dirinya dengan menggigit kulit tangan atau membenturkan kepala. 

Mereka juga dapat memperlihatkan agresifitas terhadap orang lain atau benda mati atau kadang memerlihatkan kemarahan dan putus asa yang sangat besar.

d. Gejala Lain Yang Berkaitan

Beberapa anak autis menawarkan tanda-tanda lain yang tidak berkontribusi pada diagnosis autisme itu sendiri.

Kepekaan sensoris sungguh umum terjadi khususnya untuk beberapa tekstur, bunyi, atau bau. Misalnya, banyak anak autis tidak mampu mentolerir hiasan tau label yang melekat pada busana mereka. 

Beberapa anak mungkin khawatir dengan bunyi umum mirip hujan atau bilasan air toilet. Mereka mungkin bereaksi kepada amis biasa mirip wewangian atau masakan yang dibuang sebagai hal menjijikan atau kegembiraan.

Masalah dengan nyeri perut, sembelit, atau diare sering juga terjadi. 

Masalah-problem ini seringkali disebabkan encopresis, kondisi yang menyakitkan yang dapat diobati yang disebabkan oleh penyumbatan parsial usus besar dengan tinja keras. 

Beberapa laporan juga menyarankan peningkatan alergi dan masalah dengan tata cara kekebalan tubuh.

e. Keterbelakangan Mental dan Keterampilan

Sebelum tahun 1990-an, tiga-perempat dari anak autis juga didiagnosis memiliki keterbelakangan mental. 

Peningkatan diagnosis autisme, bagaimanapun, telah diimbangi dengan penurunan jumlah anak autis yang juga dianggap mempunyai keterbelakangan mental. 

Anak-anak dengan autisme dapat mempunyai kombinasi yang luas dalam kesanggupan intelektual mereka. 

Banyak menawarkan penurunan kesanggupan verbal, kemampuan mereka untuk mengetahui dan menggunakan kata-kata. 

Di segi lain, beberapa anak dengan sindrom Asperger, yang memiliki kesanggupan pidato utuh dan pengertian bahasa, menawarkan kesusahan dalam kecerdasan nonverbal, hubungan sebab-akhir terutama pemahaman.

Misalnya, seseorang dengan Asperger mungkin tidak mengetahui bahwa seorang ibu menyusui bayi akan damai bayi dan berhenti dari menangis. 

Karena variasi yang luas dalam kesanggupan, setiap anak autis mesti memiliki pengujian kecerdasan.

Beberapa orang dengan autisme di satu sisi mampu menunjukkan keahlian tertentu, mirip menghafal nomor telepon, komputasi tanggal kalender, atau menggambar pemandangan. 

Kemampuan ini digambarkan sebagai kemampuan savant dan bertanggung jawab atas konsepsi “autisme” mirip yang dipopulerkan dalam film seperti Rainman (1988). 

Meskipun sekitar 10 persen orang dengan autisme menawarkan kemampuan luar biasa ketimbang fungsi mereka secara keseluruhan, keterampilan atau talenta-benar luar biasa cukup langka.