Ibrahim, Kepergiannya Ditangisi Nabi

Ibrahim yakni salah seorang putra Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Nama lengkapnya yakni Ibrahim bin Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim. Ia merupakan putra terakhir Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Ibrahim dilahirkan oleh Mariyah Al-Qibthiyah, yg dihadiahkan oleh Al-Muqauqis –penguasa Mesir- pada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pada tahun keenam hijrah, & Mariyah pun masuk islam.

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mencicipi kegembiraan yg hebat dgn kehadiran putranya Ibrahim, & ia sering menciuminya.

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, “Tadi malam gue dianugerahi seorang putra, gue namakan ia Ibrahim, dgn mengambil nama bapakku Ibrahim.” (HR. Muslim)

Pada hari ketujuh sesudah kelahiran Ibrahim, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mencukur rambutnya & lalu bederma dgn perak seberat rambutnya itu pada kaum miskin.

Wanita-wanita Anshar berlomba-lomba untuk menyusui Ibrahim, & Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam lalu menyerahkannya pada Ummu Bardah binti Al-Mundzir dr Bani Adi bin An-Najjar, & dialah yg menyusuinya.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sering datang menjenguknya di perkampungan Bani Najjar.

Sedangkan suami dr ibu susu Ibrahim adalah Abu Saif Al-Bara` bin Aus, & ia ialah seorang cerdik besi.

Namun Ibrahim tak hidup usang, alasannya adalah ia meninggal dunia saat berusia delapan belas bulan.

Ruhnya meninggalkan jasadnya dikala berada di pangkuan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, dan dia sungguh duka atas kepergiannya.

Diriwayatkan dr Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, ia berkata,

“Kami masuk bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ke tempat tinggal Abu Saif cendekia besi, & ia yaitu bapak susuan dr Ibrahim, yakni Abu Saif ialah suami dr ibu susuannya.

  Benarkah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Lahir Hari Senin?

Lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengambil Ibrahim & menciuminya.”

Ini dikala Ibrahim masih hidup, di mana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sering menciuminya, & itu ialah bentuk kasih sayangnya pada anak-anaknya.

Di manakah ayah-ayah ketika ini dr makna-makna kasih sayang ini? Ciuman memiliki peran yg sangat berpengaruh dlm menggerakkan perasaan seorang anak, bahkan ciuman dapat meredakan emosi & amarah anak.

Ditambah lagi, dgn adanya perasaan ihwal keterikatan yg besar lengan berkuasa dlm menumbuhkan kekerabatan cinta antara seorang ayah dgn anaknya.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]

Berlanjut ke Ibrahim, Kepergiannya Ditangisi Nabi (Bagian 2)