Ada sebagian perempuan muslimah yg menyambung rambutnya mudah-mudahan kelihatan lebih manis. Ada yg memakai rambut palsu (wig) biar penampilannya lebih indah. Ada pula yg memakainya sebab rambutnya rontok, balasan sakit. Bagaimana aturan menyambung rambut & memakai wig?
Syaikh Dr. Yusuf Qardhawi dlm buku Al Halal wal Haram fil Islam (Halal & Haram dlm Islam) menjelaskan diharamkannya menyambung rambut & memakai wig, baik bagi pria maupun bagi wanita. Beliau berpedoman pada hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari Aisyah, Asma’, Ibnu Mas’ud, Ibnu Umar & Abu Hurairah:
Daftar Isi
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَعَنَ الْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat perempuan yg menyambung rambut & meminta disambung rambutnya” (HR. Muslim)
Syaikh Dr. Yusuf Qardhawi menerangkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersikap keras terhadap pengelabuan versi ini. Bahkan, dia tak memperbolehkan orang sakit yg rambutnya rontok disambung dgn rambut lain, walaupun beliau akan menjadi pengantin yg disandingkan dgn suaminya.
عَنْ عَائِشَةَ – رضى الله عنها – أَنَّ جَارِيَةً مِنَ الأَنْصَارِ تَزَوَّجَتْ ، وَأَنَّهَا مَرِضَتْ فَتَمَعَّطَ شَعَرُهَا ، فَأَرَادُوا أَنْ يَصِلُوهَا فَسَأَلُوا النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ لَعَنَ اللَّهُ الْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ
Dari Aisyah radhiyallahu anha, bahwa ada seorang budak perempuan dari kelompok Ansar menikah & dia sakit sehingga rambutnya rontok. (Sebagai solusi), ia akan disambungkan rambutnya. Maka ditanyakan (masalah itu) terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau pun menjawab, “Allah melaknat perempuan yg menyambung rambut & meminta disambung rambutnya” (HR. Muslim)
Dalam hadits lain disebutkan ihwal seorang wanita yg anak perempuannya akan menikah. Namun, putrinya itu rambutnya rontok alasannya adalah sakit. Maka dia pun tiba menghadap Rasulullah & menanyakan hal itu kepada dia.
سَأَلَتِ امْرَأَةٌ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ ابْنَتِى أَصَابَتْهَا الْحَصْبَةُ ، فَامَّرَقَ شَعَرُهَا ، وَإِنِّى زَوَّجْتُهَا أَفَأَصِلُ فِيهِ فَقَالَ لَعَنَ اللَّهُ الْوَاصِلَةَ وَالْمَوْصُولَةَ
Seorang perempuan mengajukan pertanyaan terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Ya Rasulullah, bahu-membahu putriku terkena penyakit hingga rambutnya rontok, sementara aku akan menikahkannya. Bolehkah aku menyambung rambutnya?” Beliau pun bersabda, “Allah melaknat perempuan yg menyambung rambut & meminta disambung rambutnya” (HR. Bukhari)
Rasulullah juga menerangkan, menyambung rambut ialah salah satu penyebab rusaknya Bani Israel di era lalu. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّمَا هَلَكَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ حِينَ اتَّخَذَ هَذِهِ نِسَاؤُهُمْ
“Sesungguhnya Bani Israel menjadi rusak ketika wanita-perempuan mereka menggunakan ini (wig)” (HR. Bukhari)
Se&gkan Syaikh Utsaimin dlm Al Halal wal Haram fil Islam (Ensiklopedi Halal & Haram dlm Islam) memberikan dispensasi terhadap perempuan yg botak atau tak memiliki rambut sama sekali untuk memakai wig. Beliau berhujjah, menetralisir malu itu diperbolehkan. Beliau juga mencontohkan, Nabi shallallahu ‘alahi wasallam mengijinkan orang yg hidungnya terpotong dlm peperangan untuk membuat hidung imitasi dari emas.
Wallahu a’lam bish shawab. [Tim Redaksi Webmuslimah.com]