Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) Ilmu Kimia

Seperti ilmu murni yang lain, ilmu kimia pun mengenal beberapa jenis hukum. Salah satunya yakni Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) Ilmu Kimia. Hukum satu ini bisa kita lihat dlm kehidupan sehari-hari yg bersahabat dgn kita. Misalnya, benda yg bentuknya berubah & terjadi reaksi pada benda tersebut. Contohnya besi yg mulai berkarat atau kayu yg terbakar. Kemudian pada kayu atau besi tersebut dilaksanakan penimbangan & ditemukan bahwa ada pergantian berat.

Baik besi maupun kayu terasa lebih ringan setelah mengalami pergantian bentuk. Tentunya kita akan berpikir bahwa massa benda telah berganti. Namun, ternyata fikiran tersebut ditangkis oleh ilmuwan Prancis. Melalui penemuannya, ia menerangkan bahwa materi suatu benda senantiasa sama, meskipun sudah melewatu berbagai macam proses yg mempengaruhi bentuknya. Untuk dapat memahaminya lebih mendalam, silahkan simak klarifikasi dibawah ini ya. Kali ini akan dibahas mengeai sejarah, pemahaman serta aplikasi Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) Ilmu Kimia.

HUKUM KEKEKALAN MASSA

Hukum Kekekalan Massa

Awal masa ke 17, seorang ilmuwan dr Rusia berjulukan Mikhail Lomonosov mempublikasikan hasil penemuannya mengenai kekelalan massa. Kemudian, menyusul beberapa tahun kemudian, spesialis kimia Prancis yakni Antoune Laurent Lavoisier mengemukakan kembali teori tersebut. Sehingga aturan kekekalan massa kerap disebut selaku aturan Lomonosov-Lavosier. Berikut adalah ulasan lebih lanjut tentang Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) Ilmu Kimia.

  1. Sejarah Munculnya Hukum Kekekalan Massa

Sebelum ilmu kimia terbaru timbul, berkembanglah teori di kelompok ilmuwan tentang air yg akan menjadi residu kalau dipanaskan terus menerus. Peristiwa ini dapat diartikan bahwa air berubah menjadi tanah akibat proses pemanasan yg berkesinambungan. Teori lainnya mengatakan bahwa zat mampu dihilangkan melalui serangkaian proses.

Namun, Lavoisuer tak sepakat akan teori tersebut. Melalui percobaannya, ia menandakan adanya teori lain. Salah satu percobaan yg pernah dilakukannya yakni memanaskan air dlm suatu wadah. Sebelum memanaskannya, ia menimbang terlebih dahulu air beserta tempatnya. Penimbangan ini bermaksud untuk mengetahui selisih berat sebelum & setelah dipanaskan. Hal ini menjadi bakal dr pernyataan bahwa api tak mensugesti massa benda.

Setelah dipanaskan, wadah beserta air ditimbang kembali. Berat daerah air berkurang, namun berat residu & air bertambah. Ternyata, pertambahan air & residu sama beratnya dgn pengurangan berat ember. Selain percobaan ini, Lavoisier pula melakukan 2 percobaan lainnya menggunakan timah putih & raksa. Ketiga percobaan membuktikan bahwa massa suatu benda tetap sama. Penemuan ini menjadikan Lovoisier diakui sebagai bapak Kimia terbaru hingga kini.

  1. Bunyi Hukum Kekekalan Massa

Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) Ilmu Kimia merupakan prinsip bahwa massa suatu materi tak pernah berkurang atau bertambah. Jumlah massa tetap sama, meski sudah melewati berbagai macam reaksi. Pada 1785, Lovoisier menyampaikan bahwa Dalam setiap reaksi kimia yg terjadi, jumlah massa zat-zat baik sebelum & sesudah reaksi terjadi adalah tetap

  1. Aplikasi Hukum Kekekalan Massa

Hukum ini sangat berkhasiat bagi ilmu kimia modern. Hukum Kekekalan Massa mampu terjadi bila sebuah reaksi kimia dijalankan di tempat tertutup & tak ada reaksi yg keluar dr tempat tersebut. Selain itu, zat yg ada di tempat masih dlm kondisi sama, baik setelah maupun sebelum terjadi reaksi kimia.

Contoh Soal Hukum Kekekalan Massa

Berikut yakni contoh pengaplikasian Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) Ilmu Kimia. Ada percampuran antara cuka (CH3COOH) & soda api (NaOH). Sebelum dicampurkan, jangan lupa untuk menimbang kedua zat. Contohnya adalah sebagai berikut 3 gr NaOH (s) + 20 gr CH3COOH (aq) -> 23 gr produk. Dari hasil, dapat dilihat bahwa reaksi kimia yg terjadi menghasilkan massa yg jumlahnya sama dgn jumlah kedua zat sebelum terjadi reaksi.

Contoh Lain :

Pada suatu pembakaran magnesium yakni dgn oksigen sejumlah 1,52 g magnesium tepat bereaksi dgn 1,00 g oksigen. Berapakah jml gram oksigen yg diharapkan untuk bereaksi dgn jumlah 12,2 g magnesium?

Jawaban :

Magnesium + Oksigen → Magnesium oksida

1,52 g magnesium itu membutuhkan 1,00 g oksigen. Maka berapa untuk 12,2 g magnesium diperlukan oksigen sejumlah :

(12,2 g magnesium/ 1,52 g magnesium ). 1,00 g oksigen = 8,03 g Oksigen

Demikian keterangan tentang aturan kekekalan masa atau biasa disebut hukum kavoisier dlm ilmu kimia beserta pola soal & pembahasannya, semoga mampu membantu anda…

Baca pula :

  Pengertian Teori Pers Otoritarian