Historiografi

Pengertian Historiografi

Menurut Prof. Dr. Helius Sjamsudin, M.A., historiografi adalah suatu sintesis oleh para sejarawan dr semua hasil penelitian atau penemuannya dlm naskah lengkap (Sjamsuddin, 2007). Secara lazim, historiografi mampu dikatakan selaku karya atau goresan pena sejarah maupun proses penulisan itu sendiri. Historiografi sendiri merupakan cuilan terakhir dr metode sejarah sesudah interpretasi sumber-sumber sejarah & merupakan penggalan yg penting. Dikarenakan historiografi yakni ujung tombak ihwal bagaimana sebuah peristiwa sejarah mampu diceritakan dgn baik sehingga dipahami oleh pembaca.

Sejarah Historiografi

Diungkapkan oleh Kuntowijoyo dlm Pengantar Ilmu Sejarah bahwa penulisan sejarah pertama didapatkan di Yunani, seperti goresan pena Homer yg menceritakan Perang Troya pada tahun 1200 SM. Tulisan awal ini didapatkan berupa puisi atau syair, sementara penulisan yg lebih objektif dibuat oleh Herodotus yg menulis The Histories yg menceritakan perang Yunani-Persia pada 478 SM. Karya sejarah selanjutnya ditulis oleh Thucydides dgn judul The Peloponnesian War yg mengisahkan perihal perang antara Sparta & Athena hingga dgn 411 SM.

Historiografi berkembang pada lazimnya mengikuti kebudayaan & keadaan politik masing-masing. Leopold van Ranke memperkenalkan konsep penulisan sejarah yg bertanggungjawab pada sumber pada abad ke-19. Membuat historiografi sejarah yg semula banyak dikritik lantaran tak objektif, menjadi sebuah tulisan yg lebih ilmiah dibandingkan kebanyakan ilmu sosial yg empiris.

Tujuan Historiografi

Historiografi atau penulisan karya sejarah tentunya mempunyai tujuan yg perlu dicapai. Hal ini pastinya berhubungan pula dgn sejarah sebagai ilmu yg harus mempunyai tujuan & kegunaan bagi penduduk ataupun keilmuan itu sendiri. Tujuan historiografi antara lain:

  Peradaban Sungai Indus

  • Memahami dgn terang latar belakang insiden yg terjadi di masa kemudian & dampaknya yg mungkin terasa sampai hari ini;
  • Membentuk periodisasi sejarah dgn menyusun karya-karya sejarah sesuai dgn kurun waktunya;
  • Upaya menyatukan isu mengenai insiden sejarah yg tak utuh supaya dapat dipahami oleh generasi mendatang;
  • Menjadi sumber pembelajaran & wawasan bagi penduduk ;
  • Menjadi sumber penulisan bagi naskah-naskah sejarah yg akan ditulis di kemudian hari;
  • Memunculkan atau menguatkan identitas, nasionalisme, & integrasi atas komunitas karena persamaan sejarah.

Fungsi Historiografi

Selain tujuan, historiografi pula mempunyai fungsi-fungsi yg antara lain sebagai berikut:

  • Fungsi Genetis

Fungsi ini berarti bahwa historiografi salah satunya memiliki fungsi untuk menerangkan bagaimana asal-seruan dr suatu insiden. Misalnya kitab-kitab yg menunjukan ihwal Singhasari-Majapahit mirip Pararaton & Negarakrtagama

  • Fungsi Didaktis

Fungsi didaktis berarti historiografi berfungsi untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan. Setiap karya historiografi seharusnya memuat pembelajaran dlm setiap kesimpulan yg diambil, sehingga pembaca dapat memperoleh faedah dr karya-karya sejarah tersebut.

  • Fungsi Pragmatis

Fungsi pragmatis mempunyai arti historiografi mempunyai fungsi selaku alat untuk legitimasi kekuasaan. Misalnya penulisan buku besar Sejarah Nasional Indonesia, yg historiografinya ditujukan untuk meningkatkan nasionalisme & integrasi bangsa Indonesia.

Prinsip Historiografi

Historiografi memiliki prinsip-prinsip yg harus dikenali oleh pihak-pihak yg melakukan penulisan sejarah. Prinsip seperti ini dimiliki berhubungan dgn ilmu sejarah yg mendasarkan diri pada tata cara ilmiah, sehingga prinsip ini berfungsi untuk menjadi standar mutu & keilmiahan historiografi itu sendiri. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:

  • Peristiwa diceritakan dengan-cara kronologis, dimulai dr yg terjadi pertama sampai dgn yg terakhir;
  • Terdapatnya fakta kausal atau alasannya akibat;
  • Melakukan periodisasi sejarah atas tolok ukur tertentu;
  • Melakukan seleksi atas kejadian yg terjadi, menyesuaikan rumusan dilema yg ingin dituntaskan dlm penulisan tersebut;
  • Dapat berupa potongan-potongan penelitian yg terpisah;
  • Bersifat deskriptif analitis, yg artinya hasil evaluasi fakta-fakta yg ditemukan diceritakan kembali dlm bentuk dongeng atau kisah.

Jenis & Karakteristik Historiografi

Historiografi Tradisional

Historiografi tradisional menurut Sugeng Priyadi dlm Historiografi Indonesia yakni karya bersama penduduk kepada eksistensinya selaku identitas sekaligus solidaritas (2015:17). Sehingga dapat dipahami bahwa historiografi tradisional merupakan karya sejarah yg dibuat oleh penduduk dgn metode & kebiasaan yg sudah dikerjakan dengan-cara turun-temurun. Contoh dr jenis ini adalah babad & hikayat mirip Babad Tanah Jawi, Negarakrtagama, Pararaton, & lain sebagainya. Periode yg digolongkan sebagai masa-masa historiografi tradisional ialah masa Hindu-Buddha sampai dgn selesai masa Islam. Karakteristik Historiografi Tradisional antara lain:

  1. Bersifat kedaerahan, & religio-magis;
  2. Banyak diantaranya bersifat anakronis atau tak berurutan;
  3. Berfokus pada penuturan & bukan fakta sejarah;
  4. Merupakan salah satu alat legitimasi bagi penguasa setempat;

Historiografi Kolonial

Menurut Nursam dlm Membuka Pintu Masa Depan: Biografi Sartono Kartodirdjo (2008), historiografi kolonial menempatkan orang-orang Belanda selaku pelaku utama dlm peristiwa-kejadian sejarah di Indonesia. Meski begitu, jenis historiografi pula merupakan sebagai warisan penulisan sejarah yg penting. Historiografi ini biasa dipergunakan sebagai salah satu bentuk laporan & landasan kebijakan dlm mengelola tanah jajahan. Contoh historiografi kolonial ialah History of Java (1817) karya Thomas Stanford Raffles & Geschiedenis van Indonesie karya H.J. de Graaf. Karakteristiknya antara lain :

  1. Menonjolkan penokohan & peran bangsa Belanda/Eropa selaku unsur utama dlm kejadian sejarah;
  2. Mendiskriminasi orang asli Indonesia selaku pemberontak yg melawan kekuasaan pemerintah;
  3. Mengabaikan sumber-sumber lokal & menyebabkan historiografi ini selaku sumber utama;
  4. Sarana propaganda & legitimasi kekuasaan pemerintah kolonial.

Historiografi Nasional

Historiografi nasional merupakan bentuk historiografi yg menempatkan bangsa Indonesia selaku pelaku atau unsur utama. Sehingga menegasikan historiografi kolonial yg mendiskriminasi bangsa Indonesia. Jenis historiografi ini dimulai semenjak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Contoh dr historiografi nasional yakni Sejarah Nasional Indonesia & Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia. Karakteristiknya antara lain:

  1. Menempatkan bangsa & perspektif Indonesia sebagai unsur utama dlm penulisan sejarah;
  2. Merupakan upaya untuk menanamkan nasionalisme & integrasi bangsa Indonesia;
  3. Ditulis cuma oleh orang-orang asli Indonesia yg mengerti penjiwaan dr nasionalisme itu sendiri.

Historiografi Modern

Historiografi modern lebih menekankan pada bagaimana penulisan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah & keabsahan sumber yg digunakan. Dibandingkan dgn jenis-jenis lainnya yg mempunyai bias terhadap pihak tertentu. Contoh dr histoririografi modern adalah Pemberontakan Petani Banten 1888 karya Sartono Kartodirdjo (1966). Karakteristik dr historiografi terbaru antara lain:

  1. Bersifat metodologis, sehingga penulis harus mengikuti kaidah-kaidah ilmiah;
  2. Menggunakan pendekatan multidimensional;
  3. Menegasikan banyak sekali bentuk penghilangan unsur-unsur aneh yg bertentangan dgn historiografi. Misalnya unsur Eropa yg ditekan oleh historiografi nasional, & unsur pribumi yg diabaikan historiografi kolonial;
  4. Memunculkan peran rakyat dibandingkan cuma berfokus pada tokoh-tokoh besar;
  5. Bersifat kritis, yg artinya karya mempertanyakan sumber-sumber yg telah ada sekaligus mampu dipertanggungjawabkan;

Kontributor: Noval Aditya, S.Hum.

Alumni Sejarah FIB UI